Secara kebetulan saya menemukan satu lagu yang agaknya cukup
populer di antara penggemar dangdut di Ngawi – Jawatimur. Sebagian syairnya kurang lebih sbb: Salahkah bila aku mencintaimu, sebab kamu pun mencintaiku. Tapi aku wedi
karo bojomu. Pinginku sms-san, aku wedi karo bojomu. Pinginku telfon-telfonan, aku
wedi karo bojomu. Pinginku ketemuan, aku wedi karo bojomu, Pinginku bilang
sayang, aku wedi karo bojomu. Syair lagu yang gila, tetapi perlu dipahami
sebagai gejala perubahan nilai-nilai moral dan norma masyarakat kearah yang
negatif. Memang sejak jaman purba ada perselingkuhan, tetapi ada perbedaan yang
besar dengan yang terjadi sekarang. Dulu orang berusaha untuk menghindari
perselingkuhan dan ada rasa malu untuk berselingkuh. Akibatnya meskipun orang
dulu dan sekarang sama banyaknya yang hatinya tertarik untuk berselingkuh,
banyak orang jaman dulu yang tidak
melaksanakan keinginannya untuk berselingkuh. Jaman sekarang, orang menganggap
berselingkuh itu wajar, mengkhianati pasangan hidup itu bukan masalah besar,
bahkan ada cukup banyak orang yang justru sengaja mencari kesempatan untuk berselingkuh. Dulu orang Kristen memperhatikan firman/ perintah Tuhan untuk
setia sampai mati terhadap seorang pasangan hidup dan hidup dalam kebenaran.
Sayang sekali, sekarang banyak orang Kristen yang ikut hanyut dalam norma moral kontemporer membiarkan terjadinya
ketidak setiaan dalam keluarga. Tapi yang benar adalah: Tuhan Yesus tidak
berubah – janjiNya, kuasaNya, perintahNya, norma kebenaran dan kekudusanNya,
dulu sekarang dan selamanya, termasuk juga firmanNya/ perintahNya sebagai berikut ini : "Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat orang-orang yang tidak mengenal Allah, dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus," 1 Tesalonika 4 : 4 - 7. (*JP)
No comments:
Post a Comment