"Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang
membantu aku, semuanya meninggalkan aku - kiranya hal itu jangan ditanggungkan
atas mereka -, tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya
dengan perantaraanku Injil diberitakah dengan sepenuhnya dan semua orang bukan
Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Dan Tuhan
akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku,
sehingga aku masuk ke dalam KerajaanNya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan
selama-lamanya! Amin." (2 Timotius 4 :16 – 18)
Kaisar
Nero membakar kota Roma. Untuk menyembunyikan perbuatannya dia menuduh orang
Kristen yang membakar kota Roma. Lalu dia menganiaya orang Kristen. Orang-orang
Kristen dibunuh dengan cara dibakar, disalib, dijadikan mangsa binatang buas,
dijadikan tontonan penduduk Roma. Disaat seperti itu Paulus dihadapkan pada sidang pengadilan. Ternyata dengan berbagai alasan semua
teman-temannya meninggalkan dia, dia kesepian dan tidak ada seorangpun mau membelanya. Padahal
orang-orang seperti Aleksander telah banyak berbuat kejahatan
terhadapnya a.l. dengan memberi
kesaksian yang memberatkan Paulus (ay 14). Situasinya sungguh mengecewakan. Namun Paulus tidak kehilangan
harapan, mengapa? Karena harapannya disandarkan pada Tuhan. Saat kehilangan atau
ditinggalkan teman-teman, ia yakin tetap didampingi dan
dikuat-kan Tuhan. Itulah sebabnya Paulus tetap
memperhatikan kesejahteraan iman jemaat Kristus, karena itu dia mengirimkan
seorang temannya yang masih menyertainya - Tikhikus ke Efesus (Tikhikus telah
kukirim ke Efesus - 2 Timotius 4: 12). Harapan Paulus terbentang jauh ke depan,
bukan hanya sebatas menang dalam persidangan. Paulus yakin ia akan diselamatkan
Tuhan sampai masuk surga ("Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha
yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam
Kerajaan-Nya di sorga" - 2 Timotius 4: 18).
Pelajaran
bagi kita adalah: Teman sangat
penting terutama dalam kesusahan. Tetapi yang terpenting adalah Siapa yang menjadi teman kita dan kepada Siapa
kita meletakkan pengharapan kita. Jika berharap pada manusia, kita pasti
kecewa. Taruhlah harapan kita kepada Tuhan yang tidak berubah dalam segala
keadaan. Kita bisa saja kehilangan teman, harta
atau jabatan. Namun
jangan sampai kehilangan Tuhan dan
kehilangan harapan di dalam Tuhan. *JP
No comments:
Post a Comment