Pemulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian (Amsal Salomo 9: 10)
Akhir-akhir ini Indonesia kembali digegerkan oleh korupsi. Memang sampai sekarang di Indonesia korupsi sepertinya tidak ada habisnya, tetapi kali ini berbeda sebab yang tertangkap tangan oleh KPK adalah seorang profesor. Sampai harinya ditangkap KPK, dia dikenal luas sebagai ornag cerdas, berpendidikan tinggi, jujur dan pekerja keras. Betul-betul mengejutkan dia jadi koruptor. Dalam Amsal 9: 17- 18, dituliskan: Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya. Tetapi orang tidak tahu, bahwa di sana ada arwah-arwah dan bahwa orang yang diundangnya ada di dalam dunia orang mati. Memang seperti yang dikatakan oleh mantan presiden Korea Selatan Roh Tae Woo: "Rasanya senang sekali waktu saya menerima uang jutaan dollar (y.i. uang suap yang diterimanya), tetapi setelah itu hasilnya adalah mantan presiden itu (dan semua koruptor) meringkuk di penjara dan menanggung malu seumur hidupnya.
Koruptor adalah pejabat tinggi, orang-orang berpendidikan tinggi, orang-orang pandai, IQnya pasti tinggi, tetapi mengapa semua itu tidak bisa mencegah mereka menjadi koruptor - atau istilah kasarnya mencuri? Korupsi adalah perbuatan jahat. Amsal 8: 13 - "Takut akan Tuhan ialah membenci kejahatan." Jadi, koruptor melakukan kejahatan karena dia tidak takut akan Tuhan." Bila dirangkaikan dengan Amsal 9: 10 y.i. Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, maka kesimpulannya: Orang yang berbuat jahat adalah orang yang tidak takut akan Tuhan dan orang yang tidak takut akan Tuhan adalah orang yang tidak berhikmat. Tahukah saudara bahwa dalam Alkitab berulang-ulang dikatakan bahwa orang yang tidak berhikmat adalah orang bodoh?
Kesimpulannya: Berhikmat atau bodoh, tidak ditentukan oleh tingginya pendidikan atau hebatnya gelar, tetapi ditentukan oleh keputusan hati untuk memilih "Hidup takut akan Tuhan" atau "Hidup tidak takut akan Tuhan."
Pilihan saudara ?
No comments:
Post a Comment