Firman yang
datang dari Tuhan kepada Yeremia, bunyinya: "Pergilah dengan segera ke
rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataanKu
kepadamu." Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia
sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana yang sedang dibuatnya dari
tanah liat di tangannya itu rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya
kembali menjadi bejana baru menurut apa yang baik pada pemandangannya. Kemudian
datanglah firman Tuhan kepadaku, bunyinya: "Masakan Aku tidak dapat
bertindak kepada ku seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah
firman Tuhan. Sungguh seperti tanah liat di tangan tukang periuk demikianlah
kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel. (Yeremia 18 : 1 - 6)
Dalam firman Tuhan bahwa orang Yehuda
seperti tanah liat di tangan penjunan, tersirat makna Tuhan memberikan kasih
karunia yang tak terbatas terhadap orang Yehuda. Pada kenyataannya waktu itu,
orang Yehuda sudah benar-benar menjalani satu kehidupan yang sangat rusak.
Begitu rusaknya sehingga nampaknya sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Tetapi
Tuhan berkata: "Mereka adalah tanah liat di tangan penjunan." Di
tangan penjunan, tidak ada tanah liat yang begitu gagal dibentuk atau yang begitu
rusak sehingga tidak dapat dibentuk ulang. Tanah liat bisa saja sejuta kali
gagal dibentuk, tetapi tanah liat itu
masih bisa diproses dan dibentuk ulang. Selama belum dibakar, rusak
bagaimanapun parahnya kerusakan, bejana tanah liat masih bisa diperbaiki,
karena itu tidak akan dibuang. Itu melukiskan panjang sabar dan tak terbatasnya
kasih karunia Allah. Tidak ada hidup yang begitu rusak sehingga tidak bisa
diperbaiki. Tidak ada hidup yang dianggap percuma saja dibentuk ulang, karena
terus menerus rusak.
Dalam
kasih karuniaNya Tuhan mau membentuk kembali orang yang rusak dan hancur
seperti bejana tanah liat yang rusak, yang pecah atau yang salah bentuk,
meskipun harus melalui proses yang berat dan menyakitkan. Selama belum dibakar
dalam api, bejana hidup kita ini masih ada harapan untuk diperbaiki dan
dibentuk ulang oleh Tuhan menjadi hidup yang indah dan berarti dihadapan
hadiratNya. Tetapi pada waktu kematian datang dan api neraka dinyalakan, maka
sudah terlambat untuk memperbaiki diri yang ada hanyalah kebinasaan kekal dan
penderitaan kekal. *JP
No comments:
Post a Comment