Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Friday, August 30, 2013

Selalu Ada Harapan, karena Kasih KaruniaNya Tak Terbatas

Firman yang datang dari Tuhan kepada Yeremia, bunyinya: "Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataanKu kepadamu." Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana baru menurut apa yang baik pada pemandangannya. Kemudian datanglah firman Tuhan kepadaku, bunyinya: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada ku seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman Tuhan. Sungguh seperti tanah liat di tangan tukang periuk demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel. (Yeremia 18 : 1 - 6)
Dalam firman Tuhan bahwa orang Yehuda seperti tanah liat di tangan penjunan, tersirat makna Tuhan memberikan kasih karunia yang tak terbatas terhadap orang Yehuda. Pada kenyataannya waktu itu, orang Yehuda sudah benar-benar menjalani satu kehidupan yang sangat rusak. Begitu rusaknya sehingga nampaknya sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Tetapi Tuhan berkata: "Mereka adalah tanah liat di tangan penjunan." Di tangan penjunan, tidak ada tanah liat yang begitu gagal dibentuk atau yang begitu rusak sehingga tidak dapat dibentuk ulang. Tanah liat bisa saja sejuta kali
gagal dibentuk, tetapi tanah liat itu masih bisa diproses dan dibentuk ulang. Selama belum dibakar, rusak bagaimanapun parahnya kerusakan, bejana tanah liat masih bisa diperbaiki, karena itu tidak akan dibuang. Itu melukiskan panjang sabar dan tak terbatasnya kasih karunia Allah. Tidak ada hidup yang begitu rusak sehingga tidak bisa diperbaiki. Tidak ada hidup yang dianggap percuma saja dibentuk ulang, karena terus menerus rusak.

Dalam kasih karuniaNya Tuhan mau membentuk kembali orang yang rusak dan hancur seperti bejana tanah liat yang rusak, yang pecah atau yang salah bentuk, meskipun harus melalui proses yang berat dan menyakitkan. Selama belum dibakar dalam api, bejana hidup kita ini masih ada harapan untuk diperbaiki dan dibentuk ulang oleh Tuhan menjadi hidup yang indah dan berarti dihadapan hadiratNya. Tetapi pada waktu kematian datang dan api neraka dinyalakan, maka sudah terlambat untuk memperbaiki diri yang ada hanyalah kebinasaan kekal dan penderitaan kekal. *JP

No comments:

Post a Comment