Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Friday, March 21, 2014

Yang Lebih Baik Daripada Nazar

Banyak orang berpikir bahwa Nazar adalah cara yang terbaik untuk mendapatkan pertolongan Tuhan. Itulah salah satu alasan mengapa orang yang sedang kepepet mengucapkan Nazar: “Bila Tuhan menolong, saya akan bla bala bla." Tetapi dalam banyak kejadian Nazar seringkali berbalik menjadi “kutuk” bagi orang yang bernazar misalnya yang tertulis dalam Maleakhi 1: 14 – “Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.” Yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah orang yang menyesal atas nazarnya lalu secara sembarangan saja membayar nazarnya. Disamping itu bila nazar diucapkan secara gegabah juga akan menjerumuskan orang yang bernazar itu dalam situasi yang amat sulit, contohnya adalah Yefta. Yefta bernazar: Kalau Tuhan memberikan kemenangan padanya dalam peperangan melawan orang Amon, maka dia akan mempersembahkan apa pun yang pertama kali keluar dari rumahnya menyambut kedatangannya sebagai korban bakaran. Ternyata setelah kemenangannya melawan orang Amon, yang pertama kali keluar menyambut kedatangannya di rumah adalah anak perempuannya, anak tunggalnya. Akibatnya Yefta berada pada situasi yang amat sulit dan menyedihkan (Hakim-hakim 11: 29 – 40).
Perlu diketahui, bahwa Nazar adalah janji kita kepada Tuhan yang merupakan“sumpah ke pada Tuhan.” (“Apabila seorang laki-laki bernazar atau bersumpah kepada TUHAN sehingga ia mengikat dirinya kepada suatu janji, .........” Bilangan 30: 2). Sehubungan dengan sumpah, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk tidak bersumpah (“Tetapi Aku berkata kepadamu, janganlah sekali-kali bersumpah ................. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. ........” Matius 5: 34 – 37).  Karena itu Tuhan memang tidak pernah memerintahkan umatNya untuk bernazar. Tetapi memerintahkan umatNya untuk menggenapi/ menepati nazar yang telah diucapkannya.
Yang lebih baik daripada Nazar adalah: “Bersandar, berpegang pada janji Tuhan!” Yakobus 5: 13 – 18 (“Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, biaklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.”) Ayat-ayat ini menuliskan janji Tuhan tentang doa yang berkuasa – “menyembuhkan orang sakit”; mengadakan tanda dan mujizat.
Tanpa bernazar pun, doa tetap berkuasa !
Tuhan  tidak pernah berdusta (“Allah bukanlah manusia sehingga Ia berdusta, ....... Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?” Bilangan 23: 19 ),  maka perlu diperhati-kan bahwa janji tentang doa yang besar kuasanya ini pasti ditepatiNya bila kondisi yang dikehendaki Tuhan dipenuhi, yaitu:
1.       Doa
a.       Orang benar – Bacalah Lukas 18: 9 – 14 (“Dan kepada beberapa orang yang mengganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Ada dua orang yang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begiti: Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bhakan ia tidak berani menengadah ke langit, malinkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”). Tanyalah pada diri sendiri, apakah sdr orang benar? Atau, Menganggap diri benar yang tersinggung/ marah bila ditunjukkan dosanya (= orang Farisi). Kita harus mengerti bahwa tidak ada orang benar (Seperti ada tertulis: “Tidak ada orang yang benar, seorangpun tidak. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Roma 3: 10, 23). Tetapi, orang yang bertobat (seperti pemungut cukai yang mengaku dosanya) itulah orang benar, karena dia dibenarkan oleh imannya pada Tuhan Yesus (“Yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan Cuma-Cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Roma 3: 22, 24).
b.       Dengan Yakin = beriman bahwa Tuhan mendengarkan doa, bahwa Tuhan meng-genapi janjiNya.
2.       Besar Kuasanya – “dapat memindahkan gunung !” “Berkuasa atas alam” seperti yang dilakukan oleh Elia.
Kesimpulan:

Yang lebih baik dari pada nazar adalah: Bertobat (=menjadi orang yang dibenarkan), beriman dan berdoa; maka Kuasa Tuhan y.i. pertolonganNya, berkatNya, kasih karuniaNya dilimpahkan dalam kehidupan sdr.

3 comments: