Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Sunday, March 2, 2014

NAZAR

"Apabila seorang laki-laki bernazar atau bersumpah kepada TUHAN, sehingga ia mengikat dirinya kepada suatu janji, maka janganlah ia melanggar perkataannya itu; haruslah ia berbuat tepat seperti yang diucapkannya" (Bilangan 30: 2)
(Pembacaan Alkitab: Bilangan 30: 2 – 13)
Tuhan tidak pernah memerintahkan umatNya untuk bernazar, tetapi dipihak lain Tuhan juga tidak melarang umatNya bernazar. Namun, Tuhan mengatur atau memberikan ketentuan-ketentuan tentang Nazar. 
Jadi haruslah dipahami bahwa : Nazar adalah janji seseorang dengan sukarela ke pada Tuhan untuk menyerahkan sesuatu/ menguduskan sesuatu miliknya (kehidupannya atau hartanya) untuk Tuhan.
Nazar bukan kewajiban, tetapi sekali diucapkan Nazar menjadi hutang yang mengikat orang yang harus segera dilunasi/ dibayarkan kepada Tuhan (Ulangan 23: 21).
Yang tidak boleh di nazarkan: Semua hal yang telah ditentukan menjadi milik Tuhan, misalnya: Persepuluhan, persembahan sulung, anak sulung dan hal-hal yang najis/ dosa (Imamat 27).

Mengapa orang bernazar:
1.        Alasan yang benar: Diucapkan oleh orang yang beriman kepada Tuhan, misalnya : Yakub (Kejadian 28: 10- 22), Yefta (Hakim-hakim 11: 29- 30) dan Hanna (1 Samuel 1: 9- 12).
a.        Nazar diucapkan oleh orang yang benar-benar terdesak (kepepet) dan tidak ada kemungkinan mendapat pertolongan = satu-satunya pertolongan dari Tuhan. D.h.i. Nazar untuk menyatakan kesungguhan hatinya dalam doa dan pengharapannya kepada Tuhan (Yakub, Yefta dan Hanna benar-benar berada dalam keadaan kepepet/ terdesak).
b.        Nazar diucapkan untuk menguatkan iman terhadap janji Tuhan, misalnya Yakub, kepadanya Tuhan menjanjikan berkat Abraham. Sebagai tanggapan imannya atas janji Tuhan tsb. Yakub bernazar sbb: "Lalu bernazarlah Yakub: Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepadaMu" (Kejadian 28: 20- 22). Catatan: Yakub bernazar mempersembahkan persepuluhannya. Di jaman Yakub, Tuhan belum menyatakan persepuluhan adalah milik Tuhan.Karena itu  Nazar Yakub tentang persepuluhannya itu benar bahkan dengan demikian melalui nazarnya Yakub justru menetapkan dengan sukarela bahwa sepersepuluh dari pendapatannya adalah milik Tuhan. 
c.        Untuk mengucap syukur atas segala kebaikan Tuhan. Contohnya: Daud setelah menjadi raja bernazar untuk tidak berhenti berusaha mendirikan bait Allah, maka seumur hidupnya dia sekuat tenaga mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk mendirikan bait Allah (tanah, material dan gambarnya, mengorganisasi sistim pelayanan di Bait Allah sampai tuntas) – Mazmur 132: 2- 5; 1 Tawarikh 29: 2 – 5.
2.        Yang salah: Diucapkan oleh orang fasik, misalnya:
a.        Nazar yang diucapkan untuk maksud yang salah, seperti Nazar Absalom yang didalamnya tersembu-nyi maksud jahat, y.i. memberontak terhadap ayah-nya, hasilnya adalah justru kebinasaan Absalom sendiri – 2 Samuel 15: 8.
b.        Nazar yang diucapkan untuk memancing berkat Tuhan. Misalnya: Segala sesuatunya sudah berja-lan baik, tetapi agar usahanya makin maju orang bernazar – kalau Tuhan membuat usaha saya ini makin maju maka saya akan menyerahkan ......... Nazar seperti ini salah, sebab dasar nazar ini ada-lah keserakahan, mau mancing-mancing Tuhan.

Nazar yang belum dibayar/ ditepati adalah hutang kepada Tuhan (Bilangan 30: 6). Bernazar tapi mengingkarinya = 
1. Kebodohan dalam Pengkhotbah 5: 3 dituliskan sbb "Kalau engkau bernazar kepada Allah janganlah menunda-nunda menepatinya, karena iIa tidak senang kepada orang-orang bodoh." dan 
2. Menjerumuskan diri sendiri ke dalam jerat - "Suatu jerat bagi manusia ialah kalau ia tanpa berpikir mengatakan "Kudus," dan baru menimbang-nimbang sesudah bernazar"(Amsal 20: 25; Ulangan 23: 21 – 23).
Karena itu:
Berpikirlah baik-baik sebelum bernazar dan kalau sdr sudah bernazar segeralah membayarnya. *John


No comments:

Post a Comment