Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Saturday, October 18, 2014

Penipu Yang Tertipu

Lalu kata Ishak kepada Yakub: "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku aba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan." Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: "Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau." Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya, Ishak hendak memberkati dia, tetapi ia masih bertanya: "Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya: "Ya!" Lalu berkatalah Ishak: "Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging  buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau." Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum. Berkatalah Ishak, ayahnya, kepadanya: "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku." Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati Tuhan. Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum  serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."
Kejadian 27 : 21 - 29
Kisah Yakub ini menimbulkan tanda tanya dan semacam kebingungan di antara beberapa orang Kristen. Mereka bertanya-tanya, “Mengapa Tuhan memberkati Yakub, padahal dia menipu/ membohongi ayahnya?" Kita perlu membuat duduk perkaranya jadi jelas, supaya kita tidak terjebak pada pikiran yang salah, y.i. menipu atau berbohong bukan masalah yang besar, buktinya Yakub dengan cara menipu mendapat berkat. Beberapa pokok penting yang harus sdr pahami adalah
1. Yakub diberkati, karena berkat itu miliknya. Yakub tidak diberkati karena dia menipu, tetapi dia diberkati karena berkat itu miliknya. Esau dengan sumpah telah menjual hak kesulungannya (berkatnya) kepada Yakub ("Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya."- Kejadian 25: 33). Berdasarkan jual beli itu, maka berkat itu sah menjadi milik Yakub. Bisa dikatakan juga, bahwa berkat itu adalah milik Yakub berdasarkan "perjanjian" yaitu perjanjian jual beli. Penjualan berkat itu oleh Esau sebenarnya membuat Allah murka kepada Esau, karena (1) Esau menghina berkat itu, dia berkata : "Apakah gunanya bagiku hak kesulungan (berkat) itu?" (Kejadian 25: 32) dan "Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu." (Kejadian 25: 34). (2) Esau hidup dalam nafsu yang rendah, ber-tuhan-kan perut (lihat Ibrani 12: 16 - Janganlah ada orang yang .... mempunyai nafsu rendah seperti Esau yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan). Ini menjadi peringatan bagi kita untuk jangan ber-tuhan-kan perut - "Seperti yang telah kerap kalu kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil mengangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus ........ Tuhan mereka ialah perut mereka, ......" Filipi 3: 18- 19. Orang yang ber-tuhan-kan perut akan berakhir dalam kebinasaan, sebab untuk kepentingan perutnya orang itu akan menjual imannya (= menjual berkatnya kesulungannya).
2. Esau mengingkari perjanjian/ culas.
Bila Esau tulus, dia harus berkata kepada Ishak: "Bapa berkat itu (=hak kesulungan itu) milik Yakub, saya sudah menjualnya dengan bersumpah padanya." Tapi Esau mengingkari perjanjian yang sudah dimeteraikan olehnya sendiri dengan sumpah, dia menuduh Yakub merampas hak kesulungannya (Kejadian 27: 38). Dia berusaha merebut kembali berkat hak kesulungan yang sudah disepelekannya dan dijualnya itu. Karena itu dia dihukum y.i. ditolak oleh Tuhan - "Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkati itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata." (Ibrani 12: 17). Peringatan bagi kita: Jangan pernah mengingkari perjanjian apapun. "Hiduplah sebagai umat perjanjian!"
3. Penipu yang tertipu.
Yakub tidak perlu berbohong / menipu ayahnya untuk mendapatkan berkatnya. Allah sudah membe-rikan berkat itu (hak kesulungan itu) kepadanya. Mulut Ishak sepenuhnya dalam kendali Tuhan. Ishak ingin memberikan berkatnya kepada Esau, tetapi Tuhan berkuasa membuat Ishak meng-ucapkan berkat untuk Yakub. Misalnya: Bileam ingin mengutuk orang Israel, karena dia disewa oleh raja Balak. Tetapi Tuhan yang memberkati Israel membuat mulut Bileam mengatakan berkat untuk Israel (Bilangan 24: 10).
Akibat kebohongan / tipu muslihatnya itu, Yakub dihukum berat oleh Tuhan. Dia 1 (satu) kali meni-pu / membohongi ayahnya, hasilnya dia ditipu 11 kali oleh ayah mertuanya yaitu: Satu kali dia ditipu pamannya dengan mengganti Rakhel, pengantin perempuannya, dengan Lea (Kejadian 29: 23- 25) dan kemudian Laban, mertuanya sepuluh kali menipu dia tentang upah Yakub yang diubah Laban sekehendak hatinya sendiri (Kejadian 31: 41- 42). Dia menipu ayahnya untuk mendapat berkat, dikemudian hari dia ditipu oleh 10 orang anaknya untuk mendapat kabar malapetaka yang membuat dia berdukacita sampai puluhan tahun, yi berita bohong tentang kematian Yusuf (Kejadian 37: 32- 35).

Ingat: Allah itu adil. Apa yang aku tabur, akan aku tuai pada masanya. * John

Wednesday, September 10, 2014

Tujuh Dosa Maut

Amsal Salomo 6: 16-19  "Tujuh Dosa Maut"
Enam hal ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-NYA: mata sombong, lidah dusta, tangan yamembuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahtan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.

Banyak hotel yang memiliki peraturan: tamu yang masuk dilarang membawa durian. Sebagai-mana layaknya sebuah hotel, mereka menantikan datangnya tamu, semua tamu disambutnya, tetapi tamu yang membawa durian hanya diterima kalau duriannya ditinggalkan diluar areal hotel. Semua orang ditunggu dan diterima kehadirannya di Surga, tetapi di Surga ada satu aturan: Dosa Tidak Bisa Masuk. Bagi orang berdosa, hanya ada dua pilihan, terus membawa dosanya berarti tinggal diluar surga atau tanggalkan dosa dan diterima di Surga, Wahyu 21: 27 Amsal Salomo menyebutkan ada 7 (angka 7 melambangkan kesempurnaan, atau berarti juga "semua") dosa yang dibenci Tuhan, meliputi dosa yang sehari-hari dilakukan orang dan cenderung diabaikan al kesombongan, kebohongan, dosa didalam hati sampai kejahatan kriminal berat yi pembunuhan dan saksi dusta. Dimanakah dosa bisa dilepas? Dibawah kaki Yesus.
1.       Allah Menentang Orang Yang Sombong.
Amsal 6: 17a; Yakobus 4: 6; 2 Tawarikh 26: 1 - 21
Dosa pertama yang dibenci Tuhan adalah “Kesombongan”.  Uzia raja yang takut akan Tuhan, karena itu Tuhan memberkatinya dengan luarbiasa. Perhatikan tahap-tahap kesombongan (1) Diberkati sehingga menjadi kaya dan kuat, ay 6- 15. Kesombongan menyebabkan orang merasa diri hebat, karena itu dia (2) Merasa diri pantas dan layak untuk melakukan apa saja, termasuk melakukan hal-hal yang sebenarnya terlarang baginya. Uzia mengambil alih pekerjaan imam, padahal imam diangkat dan ditentukan oleh Allah sendiri, ay 16. (3) Tidak mau menerima teguran untuk kesalahannya. Uzia marah waktu ditegur kesalahannya, ay 18- 19. Dan camkan baik-baik: Tuhan menentang orang yang congkak. Orang-orang congkak dijauhkan dari hadirat-Nya. Karena kusta yang dijatuhkan ada tubuhnya Uzia dikucilkan dari rumah Tuhan, artinya dijauhkan dari hadirat Tuhan. Dihadirat Tuhan tidak ada tempat bagi orang sombong, Di Surga orang sombong ditolak.
2.       Tuhan membenci “Lidah Dusta”
Amsal Salomo 6: 18b; 21: 6; 2 Raja-raja 5: 19b - 27
Dusta dilakukan oleh semua orang, seringkali dengan alasan kasih seperti ibu-ibu waktu menenangkan anaknya yang menangis sampai alasan jahat seperti kriminal yang terancam hukuman mati. Mengapa berdusta? Dusta dipercaya sebagai jalan yang mudah untuk keluar dari persoalan, untuk mendapatkan harta, untuk menyelamatkan diri. Gehasi ingin kaya, cara yang termudah adalah mendustai Naaman. Gehazi ingin mempertahankan kekayaannya, cara yang termudah baginya adalah mendustai Eliza. Hasilnya: Gehazi kaya, tidak perlu lagi menjadi bujang Eliza, tetapi dia sakit kusta. Sesuai hukum yang berlaku saat itu, berarti dia dijauhkan dari hadirat Tuhan. Pendusta tidak mendapat tempat di surga.
3.       Tuhan membenci “Pembunuh”
Amsal Salomo 6: 18c;   28: 17; Kejadian 4: 1 - 12
Tidak seorangpun dari kita pernah membunuh, mungkin kita bisa berbesar hati atas kenyataan tersebut. Tetapi, nanti dulu! Tidak ada seorangpun yang tiba-tiba menjadi pembunuh. Tidak seorangpun tiba-tiba menderita AIDS, mula-mula terinfeksi virus Aids, namun dia masih sehat; selanjutnya menderita HIV dan dia masih sehat. Setelah bertahun-tahun barulah dia menderita AIDS. Tidak seorangpun tiba-tiba membunuh. Belajar dari Kain, dia orang yang beribadat, akan tetapi hatinya terinfeksi virus pembunuhan. Mula-mula dia merasa tidak puas, karena Allah dianggapnya tidak adil dalam urusan persembahan antara dia dan Habel adiknya, lalu tumbuh rasa iri hati dan kemarahan. Satu saat kemarahan itu tidak terkendali dan dia membunuh Habel, adiknya. Tuhan Yesus menyamakan dosa marah kepada saudara dengan pembunuhan, Matius 5: 21- 22. Pembunuh tidak mendapat tempat di surga.
4.       Tuhan membenci “Kejahatan dalam Hati”.
Amsal 6: 18a; Matius 15: 18, 19 Kejadian 6: 1 - 8
Tuhan Yesus menyebutkan, berbagai macam dosa yang bersumber dari “Kejahatan Dalam Hati.” Dari semuanya itu ada satu dosa yang mungkin dapat dikatakan semua orang pernah melakukannya didalam angan-angan hatinya, yaitu “Dosa Seks”. Sekarang ini dilakukan orang melalui film-film yang tidak senonoh, gurauan yang porno, perselingkuhan dalam batin (berhubungan dengan isteri atau suami sendiri tetapi saat yang sama membayangkan wanita atau pria lain). Perhatikan bahwa Kejadian 6 menyebutkan manusia bertambah jahat, dosa merajalela, tetapi yang dengan jelas dan khas disebutkan adalah dosa seksual manusia purba dan Tuhan murka dan menghukum mereka. Tuhan membenci dosa didalam angan-angan hati, termasuk angan-angan seksual yang pasti semua orang pernah atau kecanduan melakukannya.
5.       Tuhan Membenci Orang Yang Memperbudak Dirinya Melakukan Kejahatan Dan
6.       Saksi Dusta.
Amsal Salomo 6: 18b- 19a; 1 Raja-Raja 21.
Ahab dan Izebel adalah contoh orang yang “kakinya segera lari menuju kejahatan”. 1 Raja-Raja 21 mencatat Ahab sebagai orang yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jjahat dimata Tuhan, ay 25. Karakter orang yang kakinya segera lari menuju kejahatan adalah: (1) Semua keinginannya harus dituruti. (2) Untuk mencapai keinginannya, cara apapun dihalalkannya. (3) Tidak segan mengorbankan orang lain, nyawa orang lain tidak ada harganya bagi dia. Dia tidak segan untuk membunuh dan merampas. (4) Dia tidak segan menjadi saksi dusta. Seorang saksi selalu disumpah untuk kesaksian yang diberikannya. Karena sumpah itu, seorang saksi dusta mendatangkan kebinasaan atas dirinya sendiri, Amsal 19:9
7.       Tuhan Menghancurkan Orang Yang Menyulut Pertengkaran Antar Saudara.
Amsal 6: 19b, 6: 12 - 14

Tukang gosip ada dimana-mana dan orang suka juga menerima mereka dan mendengarkan gosip (fitnah) yang disampaikannya. Padahal kita tahu gosip menimbulkan pertengkaran dan perpecahan antar saudara. Pertengkaran dan perpecahan antar saudara bukanlah kesaksian yang bagus buat Kristus, bandingkan Yohanes 17: 21. Dunia tidak akan percaya pada Kristus bila orang percaya tidak bersatu, tetapi saling bertengkar. Karena itu perhatikan dan camkan, hukuman Tuhan atas tukang gosip sama beratnya dengan hukuman Tuhan atas dosa-dosa yang lain, yaitu: Kehancuran dan Kebinasaan bagi si tukang gosip atau si pemecah belah. Karena itu Firman Tuhan menasihatkan agar orang tidak keluar masuk rumah orang, ngobrol tak karuan ujungnya, mencampuri urusan orang lain dan mengatakan hal-hal yang tidak pantas, 1 Timotius 5: 13.

Sunday, July 6, 2014

Sunat Kristus

(9) "Sebab dalam DIA-lah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, 
(10) dan kamu telah dipenuhi di dalam DIA, DIA-lah kepada semua pemerintah dan penguasa. 
(11) Dalam DIA kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa.
(12) Karena dengan DIA kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam DIA kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang membangkitkan DIA dari orang mati"
(Kolose 2: 9 - 12)

Selama 24 tahun di tanah Kanaan, Tuhan memberkati Abraham. Tetapi Abraham merasa berkat Tuhan itu kurang berarti, bahkan nyaris sia-sia, sebab dia tidak memiliki anak. Itu sebabnya Abraham berkata kepada Tuhan: “Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku.” – (Kejadian 15: 2 – 3). Tuhan menjawab: “Aku akan memberikan kepadamu keturunan yang sangat banyak.” – (Kejadian 15: 5). Kita semua tahu bahwa pada akhirnya Tuhan menggenapi janjiNya kepada Abraham. Tetapi sebelum Tuhan mengaruniakan Ishak, ada satu tindakan penting yang harus dilakukan Abraham. Dalam Kejadian 17 dituliskan: “Karena perintah Tuhan, Abraham yang sudah berusia 99 tahun disunat (Kejadian 17: 24).” Dan setahun kemudian Ishak lahir. Dengan kata lain ± 3 bulan setelah Abraham disunat, maka Sara mengandung. Padahal waktu itu Abraham sudah mati pucuk dan Sarah pun sudah lama menopause.
Kesimpulannya: Setelah Abraham disunat  barulah dia sepenuhnya menerima berkat Allah.
Dalam Perjanjian Baru, sunat bukan satu syarat untuk keselamatan. Syarat keselamatan adalah iman kepada Tuhan Yesus. Tetapi ada sunat rohani atau sunat Kristus yang wajib dilakukan oleh orang percaya sebagai bukti imannya (Kolose 2: 11). Setelah sunat rohani itu dilakukan, barulah orang percaya menerima atau hidup dalam kepenuhan Kristus (Kolose 2: 10), y.i : Menerima kasih karunia demi kasih karunia (Yohanes 1: 16). Terus menerus diberkati.
Sunat rohani atau sunat Kristus adalah menanggalkan tubuh yang berdosa = “menanggalkan kedagingan” = “menyalibkan kedagingan” (lihat Galatia 5: 24). Seorang yang disalib, tangan dan kakinya dipaku, akibatnya orang itu sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, walaupun masih hidup sama saja dengan sudah mati. Orang yang menyalibkan kedagingannya tidak lagi bisa melakukan perbuatan daging.
Orang melakukan sunat Kristus pada waktu dia dibaptis (Kolose 2: 12), bila baptisan itu dilakukan sebagai bukti dari pertobatan dan imannya pada Tuhan Yesus Kristus. Sayangnya ada banyak sekali orang yang dibaptis karena alasan lain = dibaptis tanpa pertobatan, tanpa iman. Bagi yang disebut terakhir, mereka dibaptis namun tetap hidup dalam tubuh dosa/ kedagingan.
Menanggalkan tubuh dosa berarti mematikan segala sesuatu yang duniawi y.i. percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat,  keserakahan, marah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata kotor dan dusta (Kolose 3: 5, 8 dan 9).
Orang Kristen yang tetap hidup dalam kedagingan adalah orang Kristen yang tidak diberkati. Mereka adalah “Orang Kristen yang bermusuhan dengan Allah (Roma 8: 7-8), orang Kristen yang berada dibawah murka Allah (Kol 3:5), orang Kristen yang tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (Gal 5: 19- 21).”

Mulai hari ini tanggalkanlah kedagingan, hiduplah dalam kasih karunia Allah.

Friday, June 27, 2014

Sabar ya, Allah Belum Selesai Dengan Saya

"Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu IA, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan menyelesaikannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus" Filipi 1 : 6
Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya dalam waktu 6 hari. Setelah itu dalam Kejadian 2:2-3 dituliskan Allah berhenti dari segala pekerjaanNya, dengan perkataan lain Allah ber-istirahat dan memberkati semua ciptaanNya. Kemudian manusia jatuh dalam dosa dan sejak itu Allah kembali bekerja untuk memulihkan manusia dalam keadaannya yang semula y.i. sebagai gambar dan rupa Allah. Ternyata dosa itu begitu mengerikan dan dahsyat, sehingga untuk memulih-kan manusia diperlukan ribuan tahun, bahkan sampai hari ini Allah harus terus menerus bekerja ("Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga" Yohanes 5: 17). Saya ulangi: Untuk menciptakan alam semesta ini Allah hanya perlu enam hari, tetapi untuk memulihkan manusia dari dosa perlu ribuan tahun. “Dosa itu sangat mengerikan dan dahsyat. Pekerjaan Allah di dalam kita dimulai pada waktu kita menerima Kristus Yesus Tuhan sebagai Juruselamat dan Tuhan kita. Tetapi sesuai dengan Filipi 1 : 6, kita harus menyadari bahwa proses keselamatan kita itu masih berlangsung sampai Tuhan Yesus datang. Jadi artinya: Allah belum selesai dengan pemulihan kita. Itulah sebabnya kita seringkali mengalami sendiri atau melihat orang yang hidupnya belum sesuai dengan kehidupan yang diharapkan sebagai orang Kristen. Mengingat hal itu, baiklah kita selalu menyerahkan diri kepada Allah dan tekun untuk diprosesNya, meskipun acapkali proses itu menyakitkan bagi daging kita. Tujuannya adalah: Pemulihan yang sempurna – menjadi seperti Kristus sendiri.

Thursday, June 26, 2014

Aku Orang Yang Mana ?

Mazmur 140

Mazmur ini menuliskan empat golongan orang dengan masing-masing perbuatan dan sikap hidupnya. Dalam ay 2-4 dituliskan tentang “orang jahat”, y.i. orang yang melakukan kekerasan, hatinya penuh dengan rancangan kejahatan dan menghasut pepe-rangan (dalam skala kehidupan sehari-hari bisa diartikan sebagai menghasut perkelahian dengan orang lain) dan ucapannya berbisa. Pemfitnah adalah orang jahat. Sekarang ini istilah yang marak “Black Campaign” = “Kampanya Hitam”. Bukan hanya di masa pemilu ini ada kampanye hitam, tetapi da-lam kehidupan sehari-hari sangat banyak bahkan lebih banyak kampanye hitam di-lakukan oleh orang-orang jahat terhadap sesamanya. Misalnya: Orang berkata: “Tahu nggak si anu itu bla- bla- bla. Ndak ngira ya dia itu ternyata seperti itu.” Ucapan yang tidak sesuai kenyataan tentang si anu. Ay 5 – “Orang Fasik” y.i. orang yang telah diajar kebenaran namun tetap hidup jahat. Atau ungkapan Ahok: “Beragama tetapi tidak berTuhan.” Ay 6. “Orang Congkak” y.i. orang dengan tipu daya mengusahakan kehancuran orang lain. Memasang perangkap/ jebakan untuk menghancurkan orang lain. Mereka adalah orang-orang yang bisa digolongkan sebagai “Lempar batu sembunyi tangan” atau “nabok nyilih tangan”. Golongan selanjutnya adalah “Orang benar”. Orang benar adalah orang yang menderita, sebab perbuatan orang jahat, orang fasik, orang congkak. Namun reaksi orang benar adalah :”membawa masalahnya itu kepada Tuhan” seperti yang dilakukan oleh Daud dalam Mazmur 140 ini. Atau dalam istilah yang sekarang marak: “Aku rapopo” dan dilan-jutkan dengan “Aku berlindung kepada Tuhan.” Patut pembaca meneliti diri sendiri dalam terang Roh Kudus, “Aku orang yang mana?” 

Faedah Bersekutu Bersama Saudara Seiman

"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin sering melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat" (Ibrani 10: 25)
(Pembacaan Alkitab: Yohanes 20 : 19 – 29)
Dalam ayat 19 dituliskan bahwa murid-murid (10 orang rasul) ketakutan terhadap orang Yahudi. Mereka takut kalau-kalau orang Yahudi yang 3 hari y.l. menyalibkan Yesus, juga akan menangkap dan menganiaya mereka. Disamping itu mereka juga takut, karena Tuhan Yesus tempat mereka menyandarkan hidup selama 3 ½ tahun itu sudah mati di salib. Namun, meskipun takut mereka berkumpul bersama. Pastilah saat itu mereka dengan sehati hanya punya satu pokok pembicaraan y.i. “Yesus yang mati di salib.” Pertanyaan bagi kita adalah: "Kalau kita berkumpul bersama, apa yang menjadi pokok pembicaraan kita? Masihkah kita mau berbicara tentang “Yesus yang mati di salib” atau ada banyak pokok lain yang lebih penting dan menarik perhatian kita, misalnya: “Lima langkah untuk hidup sukses” dll pokok pembicaraan yang sedang ngetrend?" Perhatikan: Mereka ketakutan, tetapi sehati berbicara tentang Yesus yang di salib dan yang pagi itu kedapatan kuburNya kosong, entah siapa yang mencuri mayatNya. Pernahkah sdr membicarakan tentang seseorang dan tiba-tiba orang itu tiba-tiba datang dan sdr mungkin berkata: “Lho kamu baru saja dibicarakan, kok sekarang datang.” Terlebih lagi Yesus yang hidup, bila ada orang dengan segenap hati berbicara tentang DIA, maka DIA pasti datang. Yesus datang dan memberikan “damai sejahtera.” Sebab Yesus hidup, maka Dia datang dan mengubah ketakutan mereka menjadi “damai sejahtera”. 
Tetapi seorang rasul, Tomas, ketinggalan – dia tidak mendapat damai sejahtera, sebab dia tidak berkumpul bersama yang lainnya. Tomas larut dalam kesedihan dan terlalu dikuasai ketakutan terhadap orang Yahudi (musuh mereka), jadi dia memutuskan untuk sembunyi sendirian. Amat sering terjadi sampai sekarang, orang yang susah atau takut atau sakit hati mengambil keputusan untuk menyendiri. Menyendiri tidak akan mengobati kesusahan, tidak akan melenyap-kan ketakutan, tidak akan menyembuhkan sakit hati. Menyendiri justru menimbulkan kebimbangan/ keraguan, seperti yang terjadi dalam diri Tomas. Semua temannya bersu-kacita, melihat Yesus hidup dan mengalami mujizat y.i. damai sejahtera dari Tuhan sendiri, tetapi Tomas tidak. Yang perlu diperhatikan dan ditiru disini adalah “kepedulian ke sepuluh rasul itu terhadap Tomas”, sehingga Tomas mau hadir minggu berikutnya. Pelajaran pertama di sini adalah: “Milikilah kepedulian terhadap saudaramu.” Karena itu seminggu kemudian Tomas hadir bersama-sama mereka (ay 26). Dan sekali lagi, Tuhan Yesus hadir di tengah mereka. Bagi Tomas, kehadirannya mengubah keraguannya/ ke-bimbangannya menjadi iman dan pengakuan yang sejati: “Ya Tuhanku dan Allahku !” (ay 28). Pelajaran bagi kita adalah: 1. Jangan meninggalkan persekutuan bersama-sama (Ibrani 10: 25). 2. Bersekutulah dengan sehati dalam satu pokok bahasan saja y.i. Yesus Kristus. Hanya inilah satu-satunya cara untuk menghadirkan Tuhan ditengah kita. Dan yang terakhir: Hasilnya pasti – Iman di teguhkan. Dan bagi orang yang beriman tidak ada yang mustahil. Dan kembali kepada ay 22, dikatakan bahwa: “Mereka menerima Roh Kudus.” 

Friday, May 23, 2014

Ia Meninggal Dengan Tidak Dicintai Orang (2 Tawarikh 21 : 20)

Kadang-kadang saya bertemu dengan iring-iringan orang membawa jenasah. Kadang diiringi banyak orang, tetapi pernah juga saya melihat kecuali sanak keluarga dekatnya, tidak ada orang lain (teman, tetangga) yang mengiringinya, biasanya bila orang miskin yang mati. Tetapi dalam 2 Tawarikh 21: 20 yang dituliskan "Ia meninggal dengan tidak dicintai orang" adalah seorang raja. Alangkah tragisnya. Siapakah raja yang meninggal dengan tidak dicintai orang ini? Bagaimana seorang raja mati dan tidak ada yang meratapi kematiannya? Raja Yoram anak Raja Yosafat. Yoram menikah dengan Atalya, anak Ahab dan Izebel. Setelah Yoram menjadi raja, dia membunuh semua saudaranya dan orang-orang yang dianggapnya membahayakan kekuasaannya atau yang menjadi saingannya. Ia meninggalkan Tuhan dan memimpin bangsanya menjadi penyembah  berhala. Selama pemerintahannya yang singkat itu (8 tahun), kerajaannya dan dirinya sendiri selalu diliputi masalah. Akhirnya dia sakit dan karena penyakit yang dahsyat dan menyakitkan, akhirnya ia meninggal. Dan dicatat dalam satu kalimat pendek namun menyakitkan: “Ia meninggal dengan tidak dicintai orang” (ay 20). Sungguh kisah yang mengenaskan. Tak seorangpun merasa kehilangan atas kematian Yoram, karena ia seorang yang egois dan tidak mengenal Allah. Alkitab memberi catatan pendek tentang perbuatannya selama memerintah sebagai raja: “Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan” (2 Tawarikh 21: 6).  
Mengutamakan hubungan dengan Allah dan sesama y.i.: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu; Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Matius 22: 37 dan 39), akan menentukan seberapa besar orang mencintai kita dan besarnya rasa kehilangan yang dirasakan saat kita meninggal. 

Mawas Diri


Galatia 6 : 3 - 5
3. Sebab  kalau seorang manyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri
4. Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.
5. Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.

Adalah suatu hal yang manusiawi bila orang membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain. Kemudian, merasa diri lebih baik atau lebih hebat dari orang lain, itu pun adalah sesuatu yang manusiawi. Kalau ada orang yang selalu merasa kalah dari orang lain, orang itu akan stress dan minder. Namun sikap hidup yang manusiawi sebagaimana disebutkan diatas itu salah. Dalam surat Galatia ini dinasihatkan yang benar, y.i.:  Orang yang biasa membandingkan diri dengan orang lain adalah adalah orang yang sakit "sombong" atau "minder". Orang yang tidak mawas diri. Yang diinginkan Tuhan  (1) Jangan merasa sok (ay 3), menyangka bahwa dirinya hebat, padahal ternyata biasa-biasa saja. (2) Selalu menguji diri, bukan berdasarkan bagaimana keadaan orang lain, tetapi berdasarkan pekerjaannya sendiri, ay 4. Maksudnya, apakah sudah melakukan tugasnya atau pekerjaannya dengan maksimal seperti teladan Tuhan Yesus atau belum. Satu-satunya tolok ukur perbandingan adalah Tuhan Yesus. (3) Sesuai ayat 5, setiap orang harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri apakah dia sudah hidup seperti yang dikehendaki Tuhan Yesus atau belum. Dia tidak bisa berkilah: Orang lain berlaku seperti ini, saya masih lebih baik dari dia. Bila kita mentaati nasihat Tuhan dalam surat Galatia ini, maka kita akan berubah menjadi orang yang rendah hati, peka terhadap orang lain dan berkenan di hadapan Tuhan.

Sunday, May 4, 2014

Setiap Orang Menerima Berkat Yang Khas

"Ketika ia memberkati mereka; tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang diuntukkan kepada mereka masing-masing" (Kejadian 49: 28 b)

Tuhan sudah berjanji, bahwa: Di dalam Tuhan Yesus semua orang berdosa atau bahkan yang terkutuk sekali pun menerima berkat Abraham (Galatia 3: 14). Semua orang menerima berkat yang sama y.i. menjadi anak-anak Allah, tetapi dalam praktek hidup sehari-hari – (dalam hal rohani maupun jasmani) – kehidupan atau berkat yang kita terima memang berbeda-beda.  Mengapa?
Pertama: Karakter setiap orang berbeda. Sebaiknya kita belajar dari ke 12 anak Yakub. Mereka adalah keturunan langsung atau pewaris langsung berkat Abraham. Sesuai yang tertulis dalam Kejadian 49, menjelang kematian Yakub, mereka menerima berkat yang sama y.i. berkat Abraham, namun berbeda-beda, y.i. khas untuk masing-masing anak. Perbedaan itu dijelaskan dalam Kejadian 49: 28 b sebagai: "Tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang diuntukkan kepada mereka masing-masing." Yakub selalu mengawali berkat yang diberikannya kepada masing-masing anak dengan menyebut karakter y.i. kelebihan maupun kekurangan anak tsb. dan kemudian diikuti dengan berkat yang khas untuk anak tsb. karena karakter mereka yang berbeda. Anak yang berkarakter baik menerima berkat yang lebih daripada anak yang berkarakter buruk.
Kedua: Berkat yang diberikan itu berupa benih. Bagi keturunan Yakub, berkat yang diberikan pada mereka itu baru terwujud atau baru memberikan buahnya kurang lebih 400 tahun kemudian, y.i. pada waktu Yosua memimpin mereka merebut tanah Kanaan.
Ketiga: Karena berkat itu berupa benih, maka berkat itu harus diusahakan dengan sungguh-sungguh baru mendatangkan hasilnya/ buahnya. Efraim menerima berkat yang melebihi berkat Manasye. Tetapi dikemudian hari, Efraim mengeluh kepada Yosua bahwa berkat yang mereka terima terlalu kecil. Yosua menasihati mereka: “Berkatmu banyak, tetapi kamu enggan mewujudkan berkat itu, karena itu kamu kekurangan” (Yosua 17: 16 – 18). Karena beberapa kesaksian yang kita dengar, maka banyak diantara kita beranggapan bahwa berkat Tuhan itu datang atas kita sebagai lotere. Kadang-kadang berkat serupa itu bisa terjadi, tetapi hampir semua orang yang diberkati adalah orang yang dengan sungguh-sungguh mengusahakan benih yang dikaruniakan Tuhan kepadanya.
Benih berkat apa yang kita miliki yang kita bisa mengusahakannya dengan sungguhsungguh ? Secara ringkas Rasul Paulus mengajarkan:
·         1 Korintus 7: 17, yang berarti: “Mulailah membangun kehidupanmu sebagai anak Allah dengan apa yang ada padamu.” Mengalirlah mengikuti pimpinan Tuhan, bila Tuhan membuka jalan untuk perubahan ikuti saja dengan segenap hati. Dan:

·         “Lakukan yang terbaik dengan apa yang ada padamu sekarang, maka engkau akan melihat berkat Tuhan atas hidupmu” (Kolose 4: 22 – 24). Sdr harus mencamkan baik-baik, berkat tidak datang dari majikan. Majikan hanyalah alat ditangan Tuhan untuk menyalurkan berkat Tuhan kepada saudara. Dari Tuhan-lah berkat itu datang.

Tuesday, April 22, 2014

Kematian Kristus Membebaskan Kita Dari Dosa dan Kutuk Hukum Taurat

Beberapa hari y.l. kita memperingati kematian Tuhan Yesus di salib. Apa tujuan kematianNya itu? Kita semua pasti dengan lancar menjawab: Untuk menebus dosa dunia (1 Korintus 15: 3). Sehubungan dengan alasan kematianNya itu, marilah kita semua berpikir dengan sungguh-sungguh apakah kematianNya itu mempunyai akibat nyata terhadap diri kita sendiri. Mengingat tujuan kematianNya untuk menebus dosa, maka kematianNya hanya berguna bagi orang yang berdosa. Orang yang tidak berdosa tidak perlu penebusan dosa, karena itu kematian Kristus bagi mereka tidak ada gunanya. Tetapi Tuhan berfirman bahwa “Semua orang sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah.” (Roma 3: 23) dan “Upah dosa itu maut,” (Roma 6: 23). Bila Tuhan benar, maka yang ada ialah orang  yang tidak benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah orang berdosa atau orang yang tidak mengakui bahwa dirinya adalah orang berdosa dan binasa. Nah, bagi orang-orang inilah kematian Kristus itu tidak berfaedah. Sebaliknya ada orang yang benar-benar sadar akan dosanya, mereka ini merasakan alangkah celakanya hidup sebagai orang berdosa, karena itu mereka mencari jalan agar terlepas dari dosa. Bila mereka datang kepada Kristus yang mati di salib, maka mereka mendapati faedah kematianNya itu y.i. pengampunan dosa dan kehidupan yang baru. Bagi orang-orang ini peringatan kematian Tuhan Yesus di salib ini bukan sekedar peringatan, tetapi adalah pengalaman hidup diampuni dosanya.
Selanjutnya di dalam Galatia 3 : 13 – 14 dituliskan bahwa Kristus mati untuk melepaskan kita dari kutuk Taurat. Semua dosa mengakibatkan kematian, itu adalah vonis Tuhan sejak Adam berdosa: “Pada hari engkau memakannya engkau akan mati” (Kejadian 2:17). Adam berdosa jauh sebelum ada hukum Taurat. Kesimpulannya “Upah dosa adalah maut” bukan kutuk Taurat. Dan sejak itu semua orang keturunan Adam (tidak ada orang yang bukan keturunan Adam) pastilah satu kali akan mati (Roma 5: 12). Bumi dikutuk karena dosa manusia, tetapi manusia sendiri tidak dikutuk bahkan Allah yang baik dan murah hati masih memberkati mereka dengan semua hal yang dibutuhkan untuk hidup dengan baik – Matius 5: 45.
Selama kurang lebih ± 3000 tahun setelah vonis “mati” dijatuhkan Tuhan atas manusia, manusia justru hidup dalam dosa yang makin bartambah-tambah. Maka di jaman Musa, Tuhan memberikan hukum Taurat dan terhadap dosa-dosa tertentu Taurat menjatuhkan kutuk. Dalam Ulangan 27 dituliskan beberapa dosa yang berakibat kutuk, y.i.: (1) Menyembah berhala. Penyembahan berhala menyebabkan kutuk yang diwariskan kepada keturunan sampai generasi ke tiga dan ke empat. Bila ada orang yang sudah percaya kepada Tuhan, kemudian berbalik kepada berhala = murtad dari imannya, maka orang itu terkutuk, tidak ada lagi pengampunan dosa baginya (Ibrani 6:4-6 ; Galatia 1: 6 – 9). Dalam Perjanjian Baru dikatakan: Terkutuklah orang yang tidak mengasihi Allah (1 Korintus 16: 22). (2) Kurang ajar kepada orang tua. (3) Menyesatkan orang buta. Orang buta haruslah ditolong menemukan jalan yang benar, Tuhan memandang orang yang menyesatkan orang buta sebagai kejijikan dan mengutuk mereka. (3) Menindas orang lemah (orang asing, janda dan yatim), yaitu orang yang tidak punya kemampuan untuk membela dirinya sendiri. (4) Incest dan hubungan seks yang tidak wajar (dengan binatang, lesbian dan homoseks). Kepada orang yang mempraktekkan dosa tsb diatas, hukum Taurat menjatuhkan kutuk.  Disamping itu dikemudian hari dengan bertambah-tambahnya dosa, maka daftar dosa yang mendatang kutuk ini ditambah dengan a.l. Kutuk menimpa orang yang melanggar perjanjian.
Apakah kutuk itu? Kepada Adam, Tuhan berfirman: “Dengan berpeluh (= bekerja keras) akan mendapat makananmu”. Artinya orang berdosa yang bekerja pasti menerima upah yang sepatutnya y.i. upah yang cukup baginya untuk hidup layak sesuai dengan pekerjaannya. Jadi, orang yang malas hidup dalam kekurangan itu adalah upah yang pantas bagi kemalasannya, orang yang rajin hidup dalam kecukupan adalah upah yang pantas dari kerajinannya. Orang yang tidak diberkati adalah orang yang tidak menerima upah yang pantas untuk jerih payahnya. Orang yang dikutuk adalah orang yang sudah bekerja mati-matian tetapi tidak menghasilkan apa-apa, bahkan semua yang dimilikinya pun habis/ diambil dari padanya. Orang yang diberkati, menerima jauh lebih banyak dari usaha atau pekerjaan yang dilakukannya dengan rajin, orang itu seolah-olah hidup di taman Eden di mana bumi tidak menumbuhkan onak dan duri.
Tanda-tanda orang yang berada di bawah kutuk Taurat: Ulangan 28 menuliskan apa yang dialami orang yang berada di bawah kutuk Taurat y.i. (Derek Prince meringkasnya menjadi sbb:

(      1)     Gangguan jiwa atau gangguan emosional
(      2)     Penyakit menahun (kronis) yang tak tersembuhkan atau kambuhan (terutama yang turun temurun): Penyakit sampar (menular), penyakit yang tak dapat disembuhkan, penyakit yang keras/ jahat lagi lama, wabah yang tak dapat dihentikan.
(     3)     Kemandulan dalam segala hal. Keluarganya mandul, usahanya mandul, pertaniannya mandul, ternaknya mandul, dst.
(     4)     Kehancuran rumah tangga dan keretakan hubungan dalam keluarga
(     5)     Selalu kekurangan (tidak mempunyai cukup untuk kehidupan sehari-hari yang wajar)
(     6)     Cenderung atau sering mengalami kecelakaan
(     7)     Seringnya terjadi kasus bunuh diri atu kematian tak wajar atau mati muda dalam satu keluarga.

Yang perlu sdr ketahui bila hanya ada 1 atau dua gejala tsb diatas, tidak dapat disimpulkan bahwa orang berada di bawah kutuk. Tetapi bila ada cukup banyak diantara gejala tsb terdapat pada seseorang mungkin sekali dia berada di bawah kutuk. Orang itu sendiri seharus meminta terang Roh Kudus agar dia dapat mengetahui keadaan dirinya di bawah kutuk atau tidak.
Bila orang berada di bawah kutuk, maka korban Kristus pun menyelesaikan kutuk tsb. Y.i. bila orang itu membereskan penyebab kutuknya itu. Dengan kata lain masalah penyebab kutuk itu haruslah dibereskan secara spesifik atau pertobatan yang spesifik.

Kematian Tuhan Yesus memberikan berkat Abraham d.h.i. mengaruniakan kepada kita Roh-Nya y.i. Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah (Roma 8:14 - 17  ). Dan bersamaan dengan menerima Roh yang menjadi kita anak-anak Allah tsb, maka Allah Bapa yang telah mengaruniakan Kristus kepada kita, juga mengaruniakan berbagai hal lain = berkat berkelimpahan kepada kita (Roma 8:32 ), sebagaimana Dia memberkati Abraham.

Thursday, April 10, 2014

Kasih Adalah Kegenapan Hukum Taurat

"Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat  jahan terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat." (Roma 12: 8 - 10)
Ada cukup banyak orang Kristen yang berpendapat bahwa Kasih menggantikan Taurat. Itu sebabnya banyak orang Kristen mengabaikan Hukum Taurat atau bahkan sama sekali tidak mengetahui isi Hukum Taurat. Mereka secara tidak sadar mengabaikan atau salah mengartikan firman Tuhan Yesus dalam Matius 5: 17 – 19 yang berbunyi sbb: "Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, atau mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukkan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga". Melalui surat kepada orang Kristen di Roma ini, Rasul Paulus meluruskan pengertikan kita tentang “Kasih adalah kegenapan hukum Taurat”. Artinya kasih yang sejati – bukan kasih yang pura-pura (Roma 12: 9) menyebabkan orang melakukan hukum Taurat. Dengan kata lain, Kasih menjadi motor atau penggerak orang Kristen melakukan hukum Taurat.
Penjelasannya sangat masuk akal, sbb: Tuhan memberikan Sepuluh (10) Hukum y.i. Hukum Taurat (Keluaran 20: 1- 17). Hukum-hukum ini dibagi menjadi 2 kelompok y.i. Hukum 1 – 4 mengatur hubungan kita dengan Tuhan, Allah kita, lalu Hukum 6 – 10 mengatur hubungan kita dengan sesama manusia. Bila dipraktekkan tanpa kasih, maka hukum-hukum ini menjadi beban yang berat, karena harus diberikan penafsiran dan penafsiran itulah yang dipraktekkan oleh orang. Tetapi, bila kasih menjadi penggerak melaksanakannya maka ke sepuluh hukum ini menjadi berbeda makna dan semangatnya.
Hukum 1 sd 4  A Hubungan kita dengan Tuhan (Yesus) adalah hubungan kasih seperti orang yang sedang bertunangan (2 Korintus 11: 2 - "Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus"). Orang yang mengasihi dengan benar pasti hanya punya seorang tunangan, tidak menyimpan foto mantan kekasihnya didompet, dia tidak akan mencari kesempatan untuk mengintip foto mantan kekasihnya, menyebut nama tunangannya saja hatinya akan berdebar dan karena itu dia menyediakan waktu tertentu untuk menjumpai tunangannya. Seperti inilah yang Tuhan inginkan dalam praktek hukum 1 sd 4. Tahukah apa yang tertulis dalam 1 Korintus 16: 22  (Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata) ?
Hukum 5 sd 10 A Kasih menyebabkan mustahil bagi kita untuk tidak menghormat (kurang ajar) kepada or-tu; Kasih menyebabkan mustahil bagi kita berbuat jahat terhadap sesama manusia (berzinah, membunuh, mencuri, berdusta dan menginginkan yang dimiliki orang lain. Yang perlu dipikirkan lebih lanjut adalah hukum ke 10. Hukum ini melarang kita mengingini. Kata mengingini berarti belum dilakukan, baru menjadi “niat”. Berarti orang yang mengasihi tidak akan berniat jahat kepada orang lain khususnya menginginkan milik orang lain. Kasih menyebabkan kita bersyukur atas kelebihan milik orang lain dan mempedulikan bertanggung jawab/ mempedulikan milik orang lain (Ulangan 22: 1 – 4).

Friday, March 21, 2014

Yang Lebih Baik Daripada Nazar

Banyak orang berpikir bahwa Nazar adalah cara yang terbaik untuk mendapatkan pertolongan Tuhan. Itulah salah satu alasan mengapa orang yang sedang kepepet mengucapkan Nazar: “Bila Tuhan menolong, saya akan bla bala bla." Tetapi dalam banyak kejadian Nazar seringkali berbalik menjadi “kutuk” bagi orang yang bernazar misalnya yang tertulis dalam Maleakhi 1: 14 – “Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.” Yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah orang yang menyesal atas nazarnya lalu secara sembarangan saja membayar nazarnya. Disamping itu bila nazar diucapkan secara gegabah juga akan menjerumuskan orang yang bernazar itu dalam situasi yang amat sulit, contohnya adalah Yefta. Yefta bernazar: Kalau Tuhan memberikan kemenangan padanya dalam peperangan melawan orang Amon, maka dia akan mempersembahkan apa pun yang pertama kali keluar dari rumahnya menyambut kedatangannya sebagai korban bakaran. Ternyata setelah kemenangannya melawan orang Amon, yang pertama kali keluar menyambut kedatangannya di rumah adalah anak perempuannya, anak tunggalnya. Akibatnya Yefta berada pada situasi yang amat sulit dan menyedihkan (Hakim-hakim 11: 29 – 40).
Perlu diketahui, bahwa Nazar adalah janji kita kepada Tuhan yang merupakan“sumpah ke pada Tuhan.” (“Apabila seorang laki-laki bernazar atau bersumpah kepada TUHAN sehingga ia mengikat dirinya kepada suatu janji, .........” Bilangan 30: 2). Sehubungan dengan sumpah, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk tidak bersumpah (“Tetapi Aku berkata kepadamu, janganlah sekali-kali bersumpah ................. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. ........” Matius 5: 34 – 37).  Karena itu Tuhan memang tidak pernah memerintahkan umatNya untuk bernazar. Tetapi memerintahkan umatNya untuk menggenapi/ menepati nazar yang telah diucapkannya.
Yang lebih baik daripada Nazar adalah: “Bersandar, berpegang pada janji Tuhan!” Yakobus 5: 13 – 18 (“Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, biaklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.”) Ayat-ayat ini menuliskan janji Tuhan tentang doa yang berkuasa – “menyembuhkan orang sakit”; mengadakan tanda dan mujizat.
Tanpa bernazar pun, doa tetap berkuasa !
Tuhan  tidak pernah berdusta (“Allah bukanlah manusia sehingga Ia berdusta, ....... Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?” Bilangan 23: 19 ),  maka perlu diperhati-kan bahwa janji tentang doa yang besar kuasanya ini pasti ditepatiNya bila kondisi yang dikehendaki Tuhan dipenuhi, yaitu:
1.       Doa
a.       Orang benar – Bacalah Lukas 18: 9 – 14 (“Dan kepada beberapa orang yang mengganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Ada dua orang yang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begiti: Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bhakan ia tidak berani menengadah ke langit, malinkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”). Tanyalah pada diri sendiri, apakah sdr orang benar? Atau, Menganggap diri benar yang tersinggung/ marah bila ditunjukkan dosanya (= orang Farisi). Kita harus mengerti bahwa tidak ada orang benar (Seperti ada tertulis: “Tidak ada orang yang benar, seorangpun tidak. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Roma 3: 10, 23). Tetapi, orang yang bertobat (seperti pemungut cukai yang mengaku dosanya) itulah orang benar, karena dia dibenarkan oleh imannya pada Tuhan Yesus (“Yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan Cuma-Cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Roma 3: 22, 24).
b.       Dengan Yakin = beriman bahwa Tuhan mendengarkan doa, bahwa Tuhan meng-genapi janjiNya.
2.       Besar Kuasanya – “dapat memindahkan gunung !” “Berkuasa atas alam” seperti yang dilakukan oleh Elia.
Kesimpulan:

Yang lebih baik dari pada nazar adalah: Bertobat (=menjadi orang yang dibenarkan), beriman dan berdoa; maka Kuasa Tuhan y.i. pertolonganNya, berkatNya, kasih karuniaNya dilimpahkan dalam kehidupan sdr.

Sunday, March 2, 2014

NAZAR

"Apabila seorang laki-laki bernazar atau bersumpah kepada TUHAN, sehingga ia mengikat dirinya kepada suatu janji, maka janganlah ia melanggar perkataannya itu; haruslah ia berbuat tepat seperti yang diucapkannya" (Bilangan 30: 2)
(Pembacaan Alkitab: Bilangan 30: 2 – 13)
Tuhan tidak pernah memerintahkan umatNya untuk bernazar, tetapi dipihak lain Tuhan juga tidak melarang umatNya bernazar. Namun, Tuhan mengatur atau memberikan ketentuan-ketentuan tentang Nazar. 
Jadi haruslah dipahami bahwa : Nazar adalah janji seseorang dengan sukarela ke pada Tuhan untuk menyerahkan sesuatu/ menguduskan sesuatu miliknya (kehidupannya atau hartanya) untuk Tuhan.
Nazar bukan kewajiban, tetapi sekali diucapkan Nazar menjadi hutang yang mengikat orang yang harus segera dilunasi/ dibayarkan kepada Tuhan (Ulangan 23: 21).
Yang tidak boleh di nazarkan: Semua hal yang telah ditentukan menjadi milik Tuhan, misalnya: Persepuluhan, persembahan sulung, anak sulung dan hal-hal yang najis/ dosa (Imamat 27).

Mengapa orang bernazar:
1.        Alasan yang benar: Diucapkan oleh orang yang beriman kepada Tuhan, misalnya : Yakub (Kejadian 28: 10- 22), Yefta (Hakim-hakim 11: 29- 30) dan Hanna (1 Samuel 1: 9- 12).
a.        Nazar diucapkan oleh orang yang benar-benar terdesak (kepepet) dan tidak ada kemungkinan mendapat pertolongan = satu-satunya pertolongan dari Tuhan. D.h.i. Nazar untuk menyatakan kesungguhan hatinya dalam doa dan pengharapannya kepada Tuhan (Yakub, Yefta dan Hanna benar-benar berada dalam keadaan kepepet/ terdesak).
b.        Nazar diucapkan untuk menguatkan iman terhadap janji Tuhan, misalnya Yakub, kepadanya Tuhan menjanjikan berkat Abraham. Sebagai tanggapan imannya atas janji Tuhan tsb. Yakub bernazar sbb: "Lalu bernazarlah Yakub: Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepadaMu" (Kejadian 28: 20- 22). Catatan: Yakub bernazar mempersembahkan persepuluhannya. Di jaman Yakub, Tuhan belum menyatakan persepuluhan adalah milik Tuhan.Karena itu  Nazar Yakub tentang persepuluhannya itu benar bahkan dengan demikian melalui nazarnya Yakub justru menetapkan dengan sukarela bahwa sepersepuluh dari pendapatannya adalah milik Tuhan. 
c.        Untuk mengucap syukur atas segala kebaikan Tuhan. Contohnya: Daud setelah menjadi raja bernazar untuk tidak berhenti berusaha mendirikan bait Allah, maka seumur hidupnya dia sekuat tenaga mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk mendirikan bait Allah (tanah, material dan gambarnya, mengorganisasi sistim pelayanan di Bait Allah sampai tuntas) – Mazmur 132: 2- 5; 1 Tawarikh 29: 2 – 5.
2.        Yang salah: Diucapkan oleh orang fasik, misalnya:
a.        Nazar yang diucapkan untuk maksud yang salah, seperti Nazar Absalom yang didalamnya tersembu-nyi maksud jahat, y.i. memberontak terhadap ayah-nya, hasilnya adalah justru kebinasaan Absalom sendiri – 2 Samuel 15: 8.
b.        Nazar yang diucapkan untuk memancing berkat Tuhan. Misalnya: Segala sesuatunya sudah berja-lan baik, tetapi agar usahanya makin maju orang bernazar – kalau Tuhan membuat usaha saya ini makin maju maka saya akan menyerahkan ......... Nazar seperti ini salah, sebab dasar nazar ini ada-lah keserakahan, mau mancing-mancing Tuhan.

Nazar yang belum dibayar/ ditepati adalah hutang kepada Tuhan (Bilangan 30: 6). Bernazar tapi mengingkarinya = 
1. Kebodohan dalam Pengkhotbah 5: 3 dituliskan sbb "Kalau engkau bernazar kepada Allah janganlah menunda-nunda menepatinya, karena iIa tidak senang kepada orang-orang bodoh." dan 
2. Menjerumuskan diri sendiri ke dalam jerat - "Suatu jerat bagi manusia ialah kalau ia tanpa berpikir mengatakan "Kudus," dan baru menimbang-nimbang sesudah bernazar"(Amsal 20: 25; Ulangan 23: 21 – 23).
Karena itu:
Berpikirlah baik-baik sebelum bernazar dan kalau sdr sudah bernazar segeralah membayarnya. *John


Thursday, February 20, 2014

Jangan Lelah Bekerja

Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" (1 Raja-raja 18: 9 dan ay 13)

Disamping nama Jokowi, hari-hari ini walikota Surabaya menjadi pusat perhatian, karena prestasinya sebagai kepada daerah dan apalagi setelah dia ingin mundur. Alasan keinginannya untuk mundur adalah: "Saya sudah capek, semua sudah saya korbankan untuk melayani dan mensejahterakan warga Surabaya, tetapi begitu banyak hambatan dan perlawanan terhadap saya. Sudahlah, saya ingin berhenti saja jadi walikota."
Saya jadi teringat kepada nabi Elia. Menurut pengakuan Elia, dia sudah habis-habisan melayani orang Israel dan dia merasa capek dan frustrasi, itu sebabnya dia berdoa: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." (1 Raja-raja 19: 8). Karena keadaannya yang seperti itu, Tuhan memerintahkan dia pergi ke Horeb. Di Horeb Elia masuk ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka di sana dua kali TUHAN bertanya kepadanya: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" Elia menjawab pertanyaan tsb. dengan keluhan bahwa dia sudah capek dan putus asa melayani orang Israel, sebab dia merasa berjuang/ melayani sendirian, tidak ada yang mendukung pelayanannya. Tepatnya Elia berkata demikian: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku," (1 Raja-raja 19: 10).
Orang yang merasa berjuang sendirian, satu saat akan frustrasi dan capek. Tuhan,  menjawab Elia bahwa:
(1) Elia masih punya tugas, tidak seharusnya bersembunyi di Horeb. Firman Tuhan kepadanya: Pergilah, kenbalilah ke jalanmu ..........., engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram. Juga Yehu cucu Nimsi haruslah kau urapi menjadi raja atas Israel, (1 Raja-raja 19: 15- 16).
(2) Kamu tidak sendirian - Elisa bin Safat harus kau urapi menjadi nabi menggantikan engkau, tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baat dan yang mulutnya tidak mencium dia (1 Raja-raja 19: 16 dan ay. 18)
Jadi Tuhan memberi teman-teman kepada Elia sekaligus menugaskan Elia untuk melantik teman-temannya itu bekerja sama dengan dia.
Elia taat. dia bangkit dari keputusasaannya dan kejenuhannya, dia pergi meninggalkan gua di Horeb untuk melakukan tugas pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Hasilnya: Dia sampai akhir hidupnya dan mengakhi hidupnya dalam kemuliaan y.i. diangkat hidup-hidup ke sorga (2 Raja-raja 2 - "Sedan mereka (Elia dan Elisa) berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.")
Kita  harus benar-benar menyadari bahwa kehidupan ini adalah pelayanan di ladang Tuhan. Kita ditugaskan dan dipanggil untuk melayani masyarakat, melayani bangsa dan penting sekali melayani jemaat dan keluarga dengan cara menjadi berkat (berkontribusi positif melalui bidang kehidupan yang dipercayakan Tuhan kepada kita) bagi mereka. Kita sering merasa kewalahan, capek dan putus asa, apalagi bisa merasa ditinggalkan sendirian bekerja dan orang lain atau keluarga kita sendiri cuek terhadap kita/ kesibukan kita. Kita perlu berkali-kali mengingatkan diri sendiri pada kenyataan ini: Sdr tidak sendirian, semua orang dipanggil untuk pelayanan tsb. Karena itu janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan (Roma 12: 13).

Saturday, February 15, 2014

Berserah kepada Tuhan

"Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepadaNya, dan IA akan bertindak" (Mazmur 37: 5). "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab IA yang memelihara kamu" (1 Petrus 5: 7)

Tuhan tidak meminta kita menyerahkan masalah kita, sebab menyerahkan masalah hanyalah menyerahkan sebagian dari hidup kita, yaitu bagian hidup yang kita anggap bermasalah, sedangkan bagian hidup yang kita pikir baik-baik saja tidak kita serahkan pada Tuhan. Artinya bagian hidup yang tidak bermasalah menurut anggapan kita, mau kita urus sendiri.
Yang dikehendaki Tuhan adalah kita menyerahkan hidup dan kekuatiran kita kepadaNya. Artinya Tuhan ingin agar kita menyerahkan kendali hidup kita sepenuhnya pada Tuhan, yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah.
Kita hanya bisa menyerahkan sesuatu kepada orang yang kita percayai bahwa dia mau, mampu dan peduli menolong kita.
Perhatikan Mazmur 37: 5 dan 1 Petrus 5: 7, kedua ayat ini menyatakan bahwa Tuhan:
         1. Mau
         2. Mampu
         3. Peduli
pada hidup kita dan Dia berjanji untuk bertindak dan memelihara kita bila kita menyerahkan hidup dan kekuatiran kita padaNya.
Jadi, untuk hidup dengan baik sebenarnya tidak terlalu sulit. Saudara hanya perlu menyerahkan kehidupanmu dan kekuatiranmu padaNya, percayai Dia dengan cara mengikuti saja apa yang dikatakanNya (difirmankanNya). Sepasti matahari terbit di pagi hari, sepasti itulah tindakanNya dan pemeliharaanNya dalam hidup orang yang berserah dan percaya padaNya.

Friday, February 7, 2014

Tuhan Yesus Tidak Pernah Bingung!

Dalam Injil Lukas 21 : 25 - 26, Tuhan Yesus berkata, bahwa: "Di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelombang laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang." Perkataan Tuhan Yesus ini berkenaaan dengan keadaan manusia di akhir jaman. Bila kita mengamati dengan cermat keadaan dunia (termasuk keadaan manusianya), maka kita perlu berpikir serius bahwa firman Tuhan Yesus ini sedang terjadi sekarang ini. Yah, diseluruh dunia orang bingung dan takut dibawah ancaman bencana alam dan ancaman manusia jahat, misalnya terorisme yang di beberapa bagian dunia begitu sering terjadi. Hanya orang dunia yang cuek atau sakit (jiwanya) yang tidak terpengaruh dengan keadaan yang mencemaskan ini atau tepatnya yang tidak bingung.
Tetapi kita pun perlu mencamkan bahwa segawat apa pun situasi / keadaan dunia dan umat manusia, Tuhan Yesus tidak pernah bingung. Dia tidak bingung waktu dalam keadaan sebagai manusia menghadapi tantangan, kesulitan, bencana alam bahkan waktu menghadapi salib sekali pun. Dia tidak bingung, sebab Dia Maha Kuasa dan Maha Tahu. Semua yang terjadi ada dalam pengetahuan dan kendaliNya. Sebaliknya, kita sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi (paling kita bisa memperhitungkan atau menduga apa yang akan terjadi) dan bila terjadi sesuatu hal yang buruk, kita tidak mempunyai kendali atau kehilangan kendali atasnya.
Apakah kita akan bingung dan takut bila kita mempunyai sedikit saja dari pengetahuan dan kuasa Tuhan Yesus? Jawabnya: Kita tidak akan bingung bila memiliki sedikit saja pengetahuan dan kuasa Tuhan Yesus
Kita harus bersyukur, sebab di dalam Tuhan Yesus Allah Bapa telah mengaruniakan pengetahuan dan kuasa itu y.i. dalam Roh Kudus yang dikaruniakannya kepada kita, sebagaimana tertulis dalam 1 Korintus 2: 9 - 11 sbb: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah." Oleh Roh itu kita mendapatkan penyataan tentang rahasia Allah bahkan mengetahui apa yang dipikirkan Allah khususnya tentang diri kita sendiri. Akibatnya kita mempunyai pandangan yang berbeda dari dunia ini tentang semua yang terjadi, paling tidak tentang apa yang kita alami secara pribadi, sebab kita mempunyai pikiran allah. Kita menilai segala sesuatu dengan tepat, sebab sebenarnya semua kejadian di dunia ini dan khususnya yang terjadi dalam pribadi kita haruslah dinilai secara rohani dengan pikiran Kristus, tertulis demikian: "Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secra rohani. Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan ? tetapi kami memiliki pikiran Kristus - 1 Korintus 2: 14 dan 16. Kita tidak akan pernah bertanya: Apa sih maunya Tuhan, kok saya harus mengalami hal ini, sebab kita yang memiliki pikiran Kristus mengetahui kehendak Tuhan untuk kehidupan kita. Dengan singkat dapat dikatakan: Seperti Tuhan Yesus tidak pernah bingung, begitu pula kita tidak perlu bingung. Dan percayalah, semua apa pun yang terjadi dalam hidup ini - Tuhan Yesus itu baik, Dia memberikan apa yang tidak pernah terlintas dalam pikiran kita (1 Korintus 2: 9) berarti PemberianNYA jauh melampaui angan-angan pikiran kita.

Wednesday, February 5, 2014

Tergelincir di jalan yang lurus

Siapa yang bijaksana biarlah ia memahami semuanya ini. Siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ. (Hosea 14 : 10)
Adapun Allah, jalan-Nya sempurna ....... (Mazmur 18: 31 a)
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan ....." (Yohanes 14: 6)

Kehidupan ini adalah perjalanan, itu sebabnya ada ungkapan : "Perjalanan hidup." Perjalanan memerlukan jalan. Jalan yang bagus memudahkan perjalanan, sebaliknya jalan yang rusak sangat mengganggu. Orang suka jalan yang rata, itu membuat perjalanan lebih nyaman dan seringkali lebih cepat sampai ketujuan, misalnya jalan tol.

Bagi perjalanan hidup, jalan yang sempurna adalah jalan Tuhan - jalan Tuhan adalah jalan yang lurus, meski pun tidak rata. Jalan ini hanya bisa ditempuh oleh orang benar dan membawanya kepada "hidup" yang sejati. Pemberontak = orang yang melawan, menentang, justru jatuh tergelincir di situ. Contohnya adalah perjalanan keluaran orang Israel. Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, ........ Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke laut Teberau (Keluaran 13: 17a dan ay 18).
Bagi Firaun, orang degil dan fasik itu, orang Israel yang berjalan mengikuti pimpinan Tuhan itu tersesat dan terkurung di padang gurun. Tuhan menyatakan pikiran Firaun waktu itu: "Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka" (Keluaran 14: 3). Bagi Firaun adalah satu hal yang tidak masuk diakal bahwa orang Israel justru menuju laut Teberau, mau menyeberang pakai apa? Jalan Tuhan memang tidak bisa dipahami oleh pemberontak dan karena itu pemberontak tergelincir di jalan Tuhan ("Sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus; dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ." Hosea 14: 10). Firaun adalah pemberontak, dia tahu Tuhan, tetapi dia melawan Tuhan. Diluar perhitungannya: Orang Israel mengikuti jalan Tuhan berjalan kaki menyeberangi laut Teberau di tanah yang kering.. Tetapi perhatikan: Dijalan yang sama itu (jalan keselamatan bagi orang Israel) Firaun dan pasukannya yang mengendarai kereta perang justru tenggelam. Ditulis dalam Keluaran 14: 28- 29 sbb - "Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorang pun tidak ada yang tinggal dari mereka. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka." “Pemberontak tergelincir di jalan Tuhan.”
Bila sdr selama ini mengikuti / taat pada pimpinan Tuhan dan ternyata sdr sekarang menghadapi jalan buntu dan bahaya karena ketaatan sdr. Jangan takut, sebab situasi itu adalah saatnya Tuhan menyatakan bahwa jalanNya adalah yang terbaik, sebagaimana tertulis dalam Mazmur 18: 31 sbb; "Adapun Allah, jalan-Nya sempurna.
Melewati padang gurun dan laut teberau ini, ada dua kebaikan yang dialami oleh orang Israel dan dua itu juga dialami oleh semua orang yang taat pada pimpinan Tuhan, yaitu: (1) Jalan memang lurus namun seringkali tidak rata. Itu menggambarkan kehidupan yang sulit justru menjadi kenyataan kuasa Tuhan menolong kita dan (2) Seperti bangsa Israel tidak pernah lagi bisa menyeberangi laut Teberau untuk kembali ke Mesir, begitulah kehidupan kita yang dipimpin Tuhan tidak akan pernah lagi bisa kembali kepada kehidupan yang lama. Saya teringat nyanyian ini: “JalanMu tak terselami oleh setiap hati kami, tapi satu hal ku percaya ada rencana yang indah. PenyertaanMu sempurna, rancanganMu p'nuh damai, aman dan sejahtera walau ditengah badai, dst….. (John)

Friday, January 24, 2014

Tiap-tiap orang diberkatinya

“Tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang diuntukkan kepada mereka masing-masing” – demikianlah yang ditulis dalam Kejadian 49 : 28. Kedua belas anak Yakub tidak ada yang tidak diberkati, tetapi berkatnya satu sama lain tidak sama. Perbedaan itu terjadi, karena 
(1) Karakter masing-masing anak berbeda. Misalnya: Ruben sipembual mendapat berkat yang berbeda dengan berkat Simeon yang kejam, berbeda dengan berkat Yehuda yang bertanggung jawab, berbeda dengan berkat Yusuf yang mengasihi Tuhan dst. 
(2) Berkat adalah kasih karunia, perbedaan berkat/ kasih karunia perlu untuk saling melengkapi atau saling bergantung satu sama lain. Karena itu jangan membandingkan berkatmu dengan berkat yang diterima orang lain. Lebih baik pikirkan bagaimana saya bisa maksimal dengan berkat yang saya terima ini. 
Perlu sdr. percayai, bahwa di dalam Tuhan Yesus kita adalah orang Israel yang sejati (Galatia 6: 16), karena itu tidak seorang pun yang terlewatkan sehingga  tidak diberkati.  Seperti kedua belas anak Yakub semuanya diberkati, begitulah kita, Israel rohani, ini semuanya diberkati.