Siapa yang bijaksana biarlah ia memahami semuanya ini. Siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ. (Hosea 14 : 10)
Adapun Allah, jalan-Nya sempurna ....... (Mazmur 18: 31 a)
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan ....." (Yohanes 14: 6)
Kehidupan ini adalah perjalanan, itu sebabnya ada ungkapan : "Perjalanan hidup." Perjalanan memerlukan jalan. Jalan yang bagus memudahkan perjalanan, sebaliknya jalan yang rusak sangat mengganggu. Orang suka jalan yang rata, itu membuat perjalanan lebih nyaman dan seringkali lebih cepat sampai ketujuan, misalnya jalan tol.
Bagi perjalanan hidup, jalan yang sempurna adalah jalan Tuhan - jalan Tuhan adalah jalan yang lurus, meski pun tidak rata. Jalan ini hanya bisa ditempuh oleh orang benar dan membawanya kepada "hidup" yang sejati. Pemberontak = orang yang melawan, menentang, justru jatuh tergelincir di situ. Contohnya adalah perjalanan keluaran orang Israel. Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, ........
Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke laut
Teberau (Keluaran 13: 17a dan ay 18).
Bagi Firaun, orang degil
dan fasik itu, orang Israel yang berjalan mengikuti pimpinan Tuhan itu tersesat
dan terkurung di padang gurun. Tuhan menyatakan pikiran Firaun waktu itu:
"Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di
negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka" (Keluaran 14: 3). Bagi
Firaun adalah satu hal yang tidak masuk diakal bahwa orang Israel justru menuju
laut Teberau, mau menyeberang pakai apa? Jalan Tuhan memang tidak bisa dipahami
oleh pemberontak dan karena itu pemberontak tergelincir di jalan Tuhan
("Sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus; dan orang benar menempuhnya,
tetapi pemberontak tergelincir di situ." Hosea 14: 10). Firaun adalah
pemberontak, dia tahu Tuhan, tetapi dia melawan Tuhan. Diluar perhitungannya:
Orang Israel mengikuti jalan Tuhan berjalan kaki menyeberangi laut Teberau di
tanah yang kering.. Tetapi perhatikan: Dijalan yang sama itu (jalan keselamatan
bagi orang Israel) Firaun dan pasukannya yang mengendarai kereta perang justru
tenggelam. Ditulis dalam Keluaran 14: 28- 29 sbb - "Berbaliklah segala air
itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang
telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorang pun tidak ada yang tinggal
dari mereka. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah
laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi
mereka." “Pemberontak tergelincir di jalan Tuhan.”
Bila sdr selama ini mengikuti / taat pada
pimpinan Tuhan dan ternyata sdr sekarang menghadapi jalan buntu dan bahaya
karena ketaatan sdr. Jangan takut, sebab situasi itu adalah saatnya Tuhan
menyatakan bahwa jalanNya adalah yang terbaik, sebagaimana tertulis dalam
Mazmur 18: 31 sbb; "Adapun Allah, jalan-Nya sempurna.
Melewati padang gurun dan laut teberau ini, ada dua kebaikan yang
dialami oleh orang Israel dan dua itu juga dialami oleh semua orang yang taat
pada pimpinan Tuhan, yaitu: (1) Jalan memang lurus namun seringkali tidak rata.
Itu menggambarkan kehidupan yang sulit justru menjadi kenyataan kuasa Tuhan
menolong kita dan (2) Seperti bangsa Israel tidak pernah lagi bisa menyeberangi
laut Teberau untuk kembali ke Mesir, begitulah kehidupan kita yang dipimpin
Tuhan tidak akan pernah lagi bisa kembali kepada kehidupan yang lama. Saya
teringat nyanyian ini: “JalanMu tak terselami oleh setiap hati kami, tapi satu
hal ku percaya ada rencana yang indah. PenyertaanMu sempurna, rancanganMu p'nuh
damai, aman dan sejahtera walau ditengah badai, dst….. (John)
thank you, sharing nya sangat membantu saya
ReplyDelete