Galatia 6 : 3 - 5
3. Sebab kalau seorang manyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri
4. Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.
5. Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.
Adalah suatu hal yang manusiawi bila orang membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain. Kemudian, merasa diri lebih baik
atau lebih hebat dari orang lain, itu pun adalah sesuatu yang manusiawi. Kalau ada
orang yang selalu merasa kalah dari orang lain, orang itu akan stress dan
minder. Namun sikap hidup yang manusiawi sebagaimana disebutkan diatas itu salah. Dalam surat
Galatia ini dinasihatkan yang benar, y.i.: Orang
yang biasa membandingkan diri dengan orang lain adalah adalah orang yang sakit "sombong" atau "minder". Orang yang tidak mawas diri. Yang diinginkan Tuhan
(1) Jangan merasa sok (ay 3), menyangka bahwa dirinya hebat, padahal
ternyata biasa-biasa saja. (2) Selalu menguji diri, bukan berdasarkan bagaimana
keadaan orang lain, tetapi berdasarkan pekerjaannya sendiri, ay 4. Maksudnya,
apakah sudah melakukan tugasnya atau pekerjaannya dengan maksimal seperti teladan Tuhan Yesus atau belum. Satu-satunya tolok ukur perbandingan adalah Tuhan Yesus. (3) Sesuai
ayat 5, setiap orang harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri apakah dia
sudah hidup seperti yang dikehendaki Tuhan Yesus atau belum. Dia tidak bisa
berkilah: Orang lain berlaku seperti ini, saya masih lebih baik dari dia. Bila kita mentaati nasihat Tuhan dalam surat Galatia ini, maka kita akan berubah menjadi orang yang rendah hati, peka terhadap orang lain dan berkenan di hadapan Tuhan.
No comments:
Post a Comment