"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin sering melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat" (Ibrani 10: 25)
(Pembacaan Alkitab: Yohanes 20 : 19
– 29)
Dalam ayat 19
dituliskan bahwa murid-murid (10 orang rasul) ketakutan terhadap orang Yahudi.
Mereka takut kalau-kalau orang Yahudi yang 3 hari y.l. menyalibkan Yesus, juga
akan menangkap dan menganiaya mereka. Disamping itu mereka juga takut, karena
Tuhan Yesus tempat mereka menyandarkan hidup selama 3 ½ tahun itu sudah mati di
salib. Namun, meskipun takut mereka berkumpul bersama. Pastilah saat itu mereka
dengan sehati hanya punya satu pokok pembicaraan y.i. “Yesus yang mati di
salib.” Pertanyaan bagi kita adalah: "Kalau kita berkumpul bersama, apa yang
menjadi pokok pembicaraan kita? Masihkah kita mau berbicara tentang “Yesus yang
mati di salib” atau ada banyak pokok lain yang lebih penting dan menarik perhatian kita, misalnya: “Lima
langkah untuk hidup sukses” dll pokok pembicaraan yang sedang ngetrend?" Perhatikan: Mereka ketakutan, tetapi sehati berbicara tentang Yesus yang di
salib dan yang pagi itu kedapatan kuburNya kosong, entah siapa yang mencuri
mayatNya. Pernahkah sdr membicarakan tentang seseorang dan tiba-tiba orang itu
tiba-tiba datang dan sdr mungkin berkata: “Lho kamu baru saja dibicarakan, kok
sekarang datang.” Terlebih lagi Yesus yang hidup, bila ada orang dengan segenap
hati berbicara tentang DIA, maka DIA pasti datang. Yesus datang dan memberikan
“damai sejahtera.” Sebab Yesus hidup, maka Dia datang dan mengubah ketakutan
mereka menjadi “damai sejahtera”.
Tetapi seorang rasul, Tomas, ketinggalan
– dia tidak mendapat damai sejahtera, sebab dia tidak berkumpul bersama yang
lainnya. Tomas larut dalam kesedihan dan terlalu dikuasai ketakutan terhadap
orang Yahudi (musuh mereka), jadi dia memutuskan untuk sembunyi sendirian. Amat
sering terjadi sampai sekarang, orang yang susah atau takut atau sakit hati
mengambil keputusan untuk menyendiri. Menyendiri tidak akan mengobati
kesusahan, tidak akan melenyap-kan ketakutan, tidak akan menyembuhkan sakit
hati. Menyendiri justru menimbulkan kebimbangan/ keraguan, seperti yang terjadi
dalam diri Tomas. Semua temannya bersu-kacita, melihat Yesus hidup dan
mengalami mujizat y.i. damai sejahtera dari Tuhan sendiri, tetapi Tomas tidak.
Yang perlu diperhatikan dan ditiru disini adalah “kepedulian ke sepuluh rasul
itu terhadap Tomas”, sehingga Tomas mau hadir minggu berikutnya. Pelajaran pertama
di sini adalah: “Milikilah kepedulian terhadap saudaramu.” Karena itu
seminggu kemudian Tomas hadir bersama-sama mereka (ay 26). Dan sekali lagi,
Tuhan Yesus hadir di tengah mereka. Bagi Tomas, kehadirannya mengubah
keraguannya/ ke-bimbangannya menjadi iman dan pengakuan yang sejati: “Ya
Tuhanku dan Allahku !” (ay 28). Pelajaran bagi kita adalah: 1. Jangan
meninggalkan persekutuan bersama-sama (Ibrani 10: 25). 2. Bersekutulah dengan
sehati dalam satu pokok bahasan saja y.i. Yesus Kristus. Hanya inilah
satu-satunya cara untuk menghadirkan Tuhan ditengah kita. Dan yang terakhir:
Hasilnya pasti – Iman di teguhkan. Dan bagi orang yang beriman tidak ada yang
mustahil. Dan kembali kepada ay 22, dikatakan bahwa: “Mereka menerima Roh
Kudus.”
No comments:
Post a Comment