Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Saturday, May 2, 2015

Melebihi Ahli Taurat dan Orang Farisi. Mungkinkah itu?

17. Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 18. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 19. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. 20. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Matius 5: 17 – 20)

“Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk kedalam kerajaan Sorga.” Siapakah ahli Taurat dan orang Farisi? Mereka adalah orang-orang yang benar-benar menguasai apa yang ditulis dalam hukum Taurat. Karena itu Ahli Taurat menganggap dirinya / dianggap oleh masyarakat Yahudi sebagai orang kompeten untuk mengajar hukum Taurat. Orang Farisi adalah orang yang mengaku mengerjakan hukum Taurat. Mereka adalah orang-orang yang top dalam keagamaan.Tetapi Tuhan Yesus mengatakan untuk masuk kerajaan Sorga dibutuhkan hidup keagamaan yang lebih benar dari pada kehidupan agama mereka (ay 18). Mengapa Tuhan Yesus mencela mereka? Karena hidup keagamaan atau kebenaran mereka hanya bersifat lahiriah saja. Semua pengetahuan dan ketaatan mereka pada hukum Taurat (berdoa, berpuasa, membaca firman Tuhan, setia hadir beribadah) hanyalah  tindakan lahiriah tanpa disertai sikap batiniah yang benar. Mereka hanya lahiriah saja beragama, hati mereka tidak mengasihi Tuhan. Seperti yang dikatakan Ahok, Gubernur D.K.I. Jakarga: “Orang yang beragama tetapi tidak ber-Tuhan.” Orang-orang seperti ini memang mendapatkan penghormatan dari manusia, sebab manusia hanya bisa melihat lahiriahnya saja (dari cara berpakaian, berdoa, melaksanakan upacara agama). Tetapi dalam ayat-ayat ini Tuhan Yesus berkata, “Kebenaran yang dikehendaki Allah dari orang percaya bukan sekedar tindakan lahiriah, tetapi sikap hati yang sungguh-sungguh menggenapi hukum Allah sebagaimana yang dilakukan oleh Tuhan Yesus sendiri (ay 17) y.i. dengan mengasihi Tuhan (dan firmanNya) dan sesama manusia, karena dalam kasih inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab pada nabi (Mat 22: 37 – 40) dan “orang yang mengasihi sesamanya manusia adalah orang yang memenuhi hukum Taurat” (Roma 8: 8b). Kasih itulah yang tidak dimiliki oleh Ahli Taurat dan orang Farisi. Sekali lagi saya tekankan: “Dengan mempraktekkan kasih kita menggenapi seluruh hukum Allah.” Itulah yang dimaksud Tuhan Yesus dengan “Hidup keagamaan yang lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.”

3 comments: