Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Saturday, May 2, 2015

Dua Macam Anggota Jemaat

Dalam 1 Korintus 1 : 30, Rasul Paulus menyatakan bahwa seluruh anggota jemaat di Korintus menerima anugerah yang sama, y.i. berada dalam Kristus Yesus, dibenarkan, dikuduskan dan ditebus dari dosa. Hal ini berarti Allah mengasihi sama semuanya, tidak ada yang diistimewakan.
Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata jemaat itu terbagi menjadi dua macam yang berbeda, yaitu “manusia rohani” dan “manusia duniawi” (1 Korintus 3: 1). Apa perbedaan keduanya dan mengapa berbeda?
1. Sebagian jemaat itu menjadi orang Kristen duniawi atau kanak-kanak (atau lebih tepat kekanak-kanakan). Hal itu terjadi, karena memutuskan untuk menjadi duniawi atau kekanak-kanakan. Keputusan mereka adalah:
a. Maunya makanan bayi (“Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan yang keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sampai sekarang pun kamu belum dapat menerimanya” 1 Korintus 3: 2). Susu adalah makanan gampang dicerna, atau dalam hal ini berarti Khotbah atau Pengajaran Firman Tuhan yang tidak perlu dipikir. Mereka maunya Firman Tuhan yang sederhana, sedikit ayat, berisi janji-janji saja, firman yang tidak mengajar, tidak menasihatkan, tidak menegur. Mereka maunya Firman Tuhan disampaikan dengan cara yang enak didengar bahkan lebih disukai kalau lucu. Karena itu
b. Mereka lebih ngefans pada ham ba Tuhan lebih daripada Tuhan (“Karena jika yang seorang berkata: “Aku dari golongan  Paulus, dan yang lain berkata: Aku dari golongan Apolos, bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?” 1 Korintus 3: 4). Ada  hamba Tuhan yang favorit ada hamba Tuhan yang mereka nilai tidak bagus atau yang tidak mereka sukai. Mereka dengan wajah rohani berkata: "Saya tidak mau lagi ke gereja itu, sebab di situ saya tidak bertumbuh, hamba Tuhannya tidak diurapi."
c. Mereka suka bertengkar, iri hati (“Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu hidup secara manusiawi?” 1 Korintus 3: 3). Mereka menjadi pembuat masalah dalam gereja.
2. Sebagian jemaat itu menjadi orang Kristen yang rohani atau dewasa. Mereka tumbuh menjadi manusia rohani/ orang Kristen dewasa karena mereka memutuskan untuk menjadi bertumbuh dan dewasa. Keputusan mereka adalah:
a. Siapa pun hamba Tuhannya tidak penting, yang terpenting adalah Yesus Kristus. Orang yang rohani sadar bahwa semua hamba Tuhan adalah kawan sekerja Allah (1 Korintus 3: 5 dan 9). Mereka memutuskan untuk mendengarkan apa saja firman Tuhan yang disampaikan oleh siapa saja hamba Tuhan yang bertugas. Hati mereka seperti tanah yang sudah dibajak untuk menerima benih firman itu dengan benar.
b. Mereka bersandar pada Tuhan yang diberitakan melalui firmanNya. Mereka sadar hamba-hamba Tuhan hanyalah sarana untuk menabur dan menyiram benih firman Tuhan (1 Korintus 3: 6 dan 7) dan sebagai orang yang bekerja sama dengan Allah (ay 9), karena itu mereka tidak menyepelekan atau menganggap ringan hamba-hamba Tuhan itu.

3. Tuhanlah yang memberikan pertumbuhan (ay 7). Karena itu mereka bergantung pada Tuhan. Dan ternyata mereka bertumbuh dan berbuah dengan baik.

No comments:

Post a Comment