Dalam 1 Korintus 1 : 30, Rasul Paulus
menyatakan bahwa seluruh anggota jemaat di Korintus menerima anugerah yang
sama, y.i. berada dalam Kristus Yesus, dibenarkan, dikuduskan dan ditebus dari
dosa. Hal ini berarti Allah mengasihi sama semuanya, tidak ada yang
diistimewakan.
Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata
jemaat itu terbagi menjadi dua macam yang berbeda, yaitu “manusia rohani” dan “manusia
duniawi” (1 Korintus 3: 1). Apa perbedaan keduanya dan mengapa berbeda?
1. Sebagian jemaat itu menjadi orang
Kristen duniawi atau kanak-kanak (atau lebih tepat kekanak-kanakan). Hal itu
terjadi, karena memutuskan untuk menjadi duniawi atau kekanak-kanakan.
Keputusan mereka adalah:
a. Maunya makanan bayi (“Susulah yang
kuberikan kepadamu, bukanlah makanan yang keras, sebab kamu belum dapat
menerimanya. Dan sampai sekarang pun kamu belum dapat menerimanya” 1 Korintus
3: 2). Susu adalah makanan gampang dicerna, atau dalam hal ini berarti Khotbah
atau Pengajaran Firman Tuhan yang tidak perlu dipikir. Mereka maunya Firman
Tuhan yang sederhana, sedikit ayat, berisi janji-janji saja, firman yang tidak
mengajar, tidak menasihatkan, tidak menegur. Mereka maunya Firman Tuhan
disampaikan dengan cara yang enak didengar bahkan lebih disukai kalau lucu.
Karena itu
b. Mereka lebih ngefans pada ham ba Tuhan
lebih daripada Tuhan (“Karena jika yang seorang berkata: “Aku dari
golongan Paulus, dan yang lain berkata:
Aku dari golongan Apolos, bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia
duniawi yang bukan rohani?” 1 Korintus 3: 4). Ada hamba Tuhan yang favorit ada hamba Tuhan yang
mereka nilai tidak bagus atau yang tidak mereka sukai. Mereka dengan wajah
rohani berkata: "Saya tidak mau lagi ke gereja itu, sebab di situ saya
tidak bertumbuh, hamba Tuhannya tidak diurapi."
c. Mereka suka bertengkar, iri hati (“Karena
kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan
perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu hidup secara manusiawi?”
1 Korintus 3: 3). Mereka menjadi pembuat masalah dalam gereja.
2. Sebagian jemaat itu menjadi orang
Kristen yang rohani atau dewasa. Mereka tumbuh menjadi manusia rohani/ orang
Kristen dewasa karena mereka memutuskan untuk menjadi bertumbuh dan dewasa.
Keputusan mereka adalah:
a. Siapa pun hamba Tuhannya tidak penting,
yang terpenting adalah Yesus Kristus. Orang yang rohani sadar bahwa semua hamba
Tuhan adalah kawan sekerja Allah (1 Korintus 3: 5 dan 9). Mereka memutuskan
untuk mendengarkan apa saja firman Tuhan yang disampaikan oleh siapa saja hamba
Tuhan yang bertugas. Hati mereka seperti tanah yang sudah dibajak untuk
menerima benih firman itu dengan benar.
b. Mereka bersandar pada Tuhan yang
diberitakan melalui firmanNya. Mereka sadar hamba-hamba Tuhan hanyalah sarana
untuk menabur dan menyiram benih firman Tuhan (1 Korintus 3: 6 dan 7) dan sebagai
orang yang bekerja sama dengan Allah (ay 9), karena itu mereka tidak
menyepelekan atau menganggap ringan hamba-hamba Tuhan itu.
3. Tuhanlah yang memberikan pertumbuhan (ay
7). Karena itu mereka bergantung pada Tuhan. Dan ternyata mereka bertumbuh dan
berbuah dengan baik.
No comments:
Post a Comment