Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Tuesday, May 12, 2015

Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Oleh Tuhan Yesus Kristus, semua orang yang percaya kepada-Nya hidup dalam kemerdekaan/ kebebasan, itulah yang tertulis dalam Galatia 5: 1, berikut ini: “Kristus telah memerdekakan kita.” Dan Galatia 5: 13 “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka.”
Apa arti hidup merdeka atau hidup dalam kebebasan?
Dulu ada nyanyian anak-anak: “Naik kereta api tut-tut-tut. Siapa saja boleh ikut. Jakarta – Surabaya, bolehlah naik dengan percuma, dst.” Apakah nyanyian ini tidak mengajarkan kemerdekaan adalah boleh berbuat seenaknya sendiri? Misalnya : Naik kereta api tidak perlu bayar karcis, bukankah kita merdeka? Itulah yang dipraktekkan di Indonesia sebelum jaman menteri Jonan. Orang naik kereta api tanpa karcis, diselesaikan dengan cara “saling pengertian antara penumpang dan petugas.” Apa akibatnya? Kereta Api dulu sangat jelek dan merugi terus. Perjalanan menjadi tidak nyaman, orang yang memenuhi kewajibannya (beli karcis) terus menerus dirugikan oleh orang yang berpikir : Aku merdeka, karena itu aku berhak berbuat semauku. Masa bodoh kalau kamu dirugikan oleh perbuatanku.” Sampai sekarang pendapat merdeka seperti tsb. diatas masih mengisi pikiran dan mewarnai tindakan orang di Indonesia. Buktinya: Pemotor melanggar rambu, melawan arus. Perbuatan mereka jelas-jelas melanggar aturan, mengganggu dan membahayakan pengguna jalan yang taat aturan. Kalau karena pelanggaran itu terjadi kecelakaan, mereka marah-marah, menuntut ganti rugi, mengancam bahkan melakukan tindak kekerasan. Hasilnya : Lalu lintas kacau balau, macet di mana-mana dan jumlah kecelakaan, korban kecelakaan meningkat. Jalan raya (transportasi) menjadi pembunuh nomor satu.
Merdeka bukan berarti bebas berbuat “apa saja yang ku pandang baik” dan “tidak peduli kalau perbuatanku merugikan orang lain.”
Tuhan Yesus memang memerdekakan kita, dalam kemerdekaan itu Tuhan memberikan patokan yang kalau ditaati membuat kehidupan menjadi tertib, tumbuh dan damai sejahtera. Pertama: Dalam 1 Korintus 10: 23-24 dituliskan: “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.” Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.”  Ayat ini pada intinya berkata: Kita diperbolehkan berbuat apa saja, tetapi tidak semua perbuatan kita itu positif (berguna/ membangun) bagi orang lain. Kemerdekaan atau kebebasanmu hendaknya dibatasi dengan pedoman : Hanya boleh melakukan hal-hal yang berguna dan membangun orang lain, bersamaan dengan itu juga berguna dan membangun diri sendiri. Dengan demikian, kita harus mempertimbangkan keberatan-keberatan hati nurani orang lain (1 Korintus 10: 29b)
Kedua: “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah itu untuk kemuiaan Allah” (1 Korintus 10: 31). Kita memuliakan Allah bila perbuatan kita sesuai dengan perintahNya/ sesuai dengan kehendakNya. Dalam kemerdekaan/ kebebasan kita harus mempertimbangkan perintah dan kehendak Allah yang telah dinyatakanNya dalam Alkitab, khususnya dalam hal ini adalah 10 hukum (Keluaran 20: 2- 17 “Akulah Tuhan, Allahmu ……….; Jangan ada padamu alllah lain dihadapanKu. Jangan menyembah berhala; Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu dengan sembarangan; Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; Hormati ayahmu dan ibumu; jangan membunuh; jangan berzinah; jangan mencuri; jangan mengucapkan saksi dusta; jangan mengingini milik orang lain.”)
Ketiga: Penuhi tuntutan kasih dalam perbuatanmu, “Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan (perbuat), maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Baiklah engkau jangan makan, minum atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu.”  Orang Kristen yang mengasihi saudaranya, walaupun dia bebas berbuat apa saja, makan apa saja, namun dia akan berusaha menghindarkan segala sesuatu yang dapat mengganggu hati nurani saudaranya atau yang dapat menjadi batu sandungan bagi saudaranya.

Tuhan memberkati saudara.

No comments:

Post a Comment