Katanya kepada orang itu: "........ aku akan
menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri" (Lukas 19: 22); "Demi
Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasa-nya seperti yang kamu katakan
di hadap-an-Ku, demikianlah akan Kulakukan ke padamu" (Bilangan 14: 28);
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap perkataan sia-sia yang diucapkan
orang harus dipert-anggungjawabkannya pada hari peng-hakiman. Karena menurut
ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan
dihukum" (Matius 12: 36- 37).
Sejarah
orang Israel meneguhkan kebenaran firman Tuhan tsb. diatas. Sepanjang jalan
dari Mesir sampai Kadesh Barnea mereka berulang-ulang bersungut-sungut dan
berkata: "Tuhan membawa kita keluar dari Mesir untuk menjatuhkan
malapetaka, kelaparan, kesialan dan kematian." - seperti yang tertulis dalam Keluaran 16:3;Bilangan 14:3.
Dalam Alkitab tercatat 10 kali orang Israel marah-marah, bersungut-sungut dan
mengatakan hal-hal seperti tsb diatas. Dan Tuhan akhirnya berkata: AKU akan
melakukan seperti yang kau katakan itu (Bilangan 14: 28). Sdr, Tuhan tidak
menganggap perkataanmu sebagai omong kosong belaka, tetapi Tuhan berkata:
"Aku menuntut pertanggungan jawab atas perkataanmu yang sia-sia."
Mengingat hal itu, bukankah berhikmat bila kita memakai perkataan kita untuk
mendatangkan kehidupan bagi kita? Caranya: Pakailah mulut untuk memperkatakan
iman, seperti yang tertulis ini: Karena dengan hati orang percaya dan
dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. (Roma 10: 10),
artinya dengan mulut perkatakanlah kepercayaanmu (imanmu) dan kebenar-an, maka
keselamatan dari Allah akan selalu nyata dalam hidup sdr. *JP
No comments:
Post a Comment