Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Friday, June 14, 2013

Mengubah Malapetaka Menjadi Berkat

Semua orang pasti pernah jatuh dalam kesukaran atau malapetaka. Ada orang yang dalam kesukarannya terjerumus dalam stress, depressi atau mengasihani diri sendiri. Sikap seperti itu sama sekali tidak berguna, tidak bisa menolong untuk keluar dari kesukaran.
Bila kita berada dalam kesukaran, ada empat hal yang penting kita lakukan agar kita keluar dari kesukaran. Mari kita belajar dari Ayub. Ayub dalam kesukaran besar, bisnisnya bangkrut, anak-anaknya mati, dia sendiri sakit parah, isterinya tidak menolong dia dalam kesukarannya dan semua sahabatnya meninggalkan dia. Sebagaimana kita semuanya, Ayub dalam kesusahannya mengeluh dan bertanya-tanya mengapa dia harus menderita. Dan Ayub tidak mendapatkan jawaban terhadap pertanyaannya: "Mengapa aku harus menderita." Meskipun demikian, Ayub tidak tenggelam dan hancur, tetapi dia menutup kisah hidupnya dengan pemulihan bahkan keadaannya kemudian jauh lebih baik dibandingkan sebelum dia mengalami kesukaran. Ada tiga hal yang dilakukannya, yaitu:
Pertama: Tetap beriman dengan tulus kepada Tuhan. Ayub berkata: "Sekalipun Allah akan mencabut nyawaku, aku akan tetap mempercayakan diriku kepada-Nya; aku akan menghadap Allah untuk mengadukan perkaraku kepada-Nya. Setidak-tidaknya ada keuntunganku, yaitu bahwa aku bukan orang yang tidak ber-Tuhan, karena orang yang tidak ber-Tuhan tidak dapat menghadap Allah." Begitulah terjemahan Ayub 13: 15- 16 dalam Alkitab terjemahan Firman Allah Yang Hidup dan Bahasa Inggris King James (Ayat tsb. sulit dipahami kalau kita baca dalam Alkitab terjemahan resmi LAI). Ayub tidak mencari allah alternatif, dia tetap hanya beriman pada satu-satunya Allah yang benar, yang sekarang kita kenal sebagai Allah Bapa kita dalam Tuhan Yesus Kristus.
Kedua: Menghadapi kesukaran dengan hikmat yang sejati, yaitu hikmat yang dari Tuhan. Sebaliknya daripada hanya berkutat dan tenggelam dalam pertanyaan: Mengapa aku menderita, Ayub justru mencari hikmat untuk menghadapi penderitaannya. Dan dia menemukan hikmat yaitu: "takut akan Tuhan" dan "menjauhi kejahatan" (Ayub 28: 28).
Ketiga: Merendahkan diri. Yah, Ayub menderita bukan karena dosanya, tetapi toh Ayub merendahkan diri, sedia untuk bertobat dan menyesal karena dia ternyata belum mengenal Allah dengan benar. Katanya: "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanKu dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu" (Ayub 42: 5-6).
Keempat: Mengampuni dan mendoakan orang-orang yang menyakiti hatinya. Ketiga sahabat Ayub benar-benar menyakiti hati Ayub yang sedang menderita. Namun Ayub mendoakan - meminta agar Tuhan mengampuni sahabat-sahabatnya itu (Ayub 42: 7- 10).
Dan Ayub pun menerima pemulihan yang sepenuhnya bahkan berlimpah-limpah dari Tuhan. Dituliskan: Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia memnta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu (Ayub 42: 10).

Karena sikapnya yang tepat, Ayub mengubah malapetakanya menjadi berkat.

No comments:

Post a Comment