Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Tuesday, July 30, 2019

Tanpa Iman Mustahil Dapat Melihat Kemuliaan Allah



Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" (Yohanes 11:40)
Dalam Yohanes pasal 11 dicatat tentang mujizat terbesar yang dilakukan oleh Tuhan Yesus: “kebangkitan Lazarus.” Pada waktu itu Lazarus sebagaimana dikatakan oleh Marta di ayat 39 sudah mati, empat hari dalam kubur. Jawab Tuhan Yesus kepada Martha: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" (Ay 40). Jawaban Tuhan Yesus ini bukan berarti, kalau Marta tidak beriman maka Lazarus tidak dibangkitkan. Kebangkitan Lazarus tidak tergantung pada iman Marta. Kebangkitan Lazarus adalah rencana Tuhan untuk mengajarkan iman pada kedua belas rasulNya (ay 14, 15); untuk menyatakan kasihNya pada Maria dan kakaknya (yi Marta) dan Lazarus (ay 5); untuk membuat orang-orang Yahudi percaya bahwa Dia adalah Mesias (ay 42). Maksud perkataan Tuhan Yesus di ay 40 adalah: Bagaimanapun besarnya mujizat yang terjadi, orang yang tidak percaya tidak akan mampu melihat kemuliaan Allah. Hanya orang yang beriman mampu melihat kemuliaan Allah dalam segala pekerjaan Allah. Sebaliknya orang tidak beriman malah makin membenci Allah, mencemooh bahkan menolak Tuhan Yesus bika mereka melihat pekerjaan/ mujizat Allah. Contohnya bisa kita baca dari reaksi imam c.s. y.i. pembenci Tuhan Yesus di ayat 53 dituliskan sbb:  Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia." Di jaman modern pun keadaannya tetap sama. Contohnya: Pada waktu Yuri Gagarin (seorang ateis), kosmonaut Uni Soviet, terbang keluar angkasa, dia berkata: Aku sudah sampai ke langit dan aku tidak melihat Allah. Beberapa bulan kemudian John Glen (seorang beriman), astronaut A.S., terbang keluar angkasa, dia berkata: "Aku melihat benda-benda langit, dan menjadi kagum dan hormat kepada Allah - How Great Thou Art." Yuri Gagarin dan John Glen melihat hal yang sama, tetapi reaksi mereka sangat berbeda. Perbedaan itu timbul dari ada atau tidak adanya iman. Jadi bila sdr ingin melihat kemuliaan Allah, percayalah kepada Tuhan, maka saudara akan melihat tangan Tuhan di dalam semua hal disekeliling saudara dan semua hal yang saudara alami. Iman menyebabkan kita melihat kemuliaan Allah.

Bila Tuhan Menyertai, Pasti Lancar ?



Pembacaan Alkitab dari Kisah Para Rasul 28: 1-10
28:1 Setelah kami tiba dengan selamat di pantai, barulah kami tahu, bahwa daratan itu adalah pulau Malta.
28:2 Penduduk pulau itu sangat ramah terhadap kami. Mereka menyalakan api besar dan mengajak kami semua ke situ karena telah mulai hujan dan hawanya dingin.
28:3 Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya.
28:4 Ketika orang-orang itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan."
28:5 Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu.
28:6 Namun mereka menyangka, bahwa ia akan bengkak atau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa.
28:7 Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari.
28:8 Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia.
28:9 Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan mereka pun disembuhkan juga.
28:10 Mereka sangat menghormati kami dan ketika kami bertolak, mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan.

Saya acapkali mendengar perkataan orang sebelum melakukan sesuatu (usaha, perjalanan dll): “Saya tidak kuatir kok, bila Tuhan menyertai semuanya pasti lancar.” Orang yang mengukur kehendak/ penyertaan Tuhan dari lancar atau ada hambatan/ masalah/ kecelakaan dalam segala sesuatu yang dilakukannya, adalah orang yang paling kacau atau tidak stabil. Perhatikan orang banyak yang mengamati pengalaman rasul Paulus ini. Ketika Paulus menghadapi hambatan/ masalah/ kecelakaan yaitu dipagut ular beludak, maka orang banyak berkata pastilah dia orang berdosa (= tidak hidup dalam kehendak Tuhan) yang dihukum Tuhan (= tidak disertai Tuhan), apalagi kemudian mereka menghubungannya dengan kecelakaan karam kapal yang dialami Paulus sebelumnya (Pasal 27). Tetapi orang yang sama dalam waktu yang tidak terlalu lama berubah pendapat 100 %, karena mereka melihat Paulus tidak apa-apa setelah di gigit ular beludak itu, mereka berkata pastilah Paulus adalah dewa. Pendapat mereka tentang Paulus menunjukkan pandangan hidup dan kehidupan mereka yang kacau dan tidak stabil. Satu pengalaman sesaat bisa merubah total pendapat mereka. Kehendak dan penyertaan Tuhan tidak bisa dan tidak boleh ditentukan hanya dari sukses atau gagal sesaat.
Jadi bagaimana kita tahu mana yang kehendak Tuhan dan disertai Tuhan dan mana yang bukan? Dalam Efesus 2: 10 dituliskan: Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya. IA mau, supaya kita hidup di dalamnya.  Jadi tidak sulit untuk mengetahui kehendak dan penyertaan Tuhan, kalau kita memang mempunyai tekad untuk taat pada semua kehendak Tuhan yang dinyatakan melalui firman Tuhan dengan tujuan agar namaNya dipermuliakan. Keuntungannya: Keberhasilan yang kekal, langgeng. Paulus memberikan contohnya: Dia tetap stabil pada waktu menghadapi dan menyelesaikan masalahnya/ tantangannya (ditimpa badai, karam kapal dan digigit ular). Yang membuktikan Paulus dalam kehendak dan penyertaan Tuhan adalah hasil akhirnya, yaitu Paulus keluar utuh dan mengatasi semua masalah dan tantangan yang dihadapinya.
Sebaliknya akan menjadi sangat sulit mengetahui kehendak Tuhan dan penyertaan Tuhan, kalau kita (1) hanya mencari dan mengaminkan firman Tuhan sesuai dengan kesukaan kita atau yang menguntungkan kita dan (2) hanya mempraktekkan firman Tuhan yang kita sukai saja, atau (3) bila kita sama sekali tidak ingin melakukan firman Tuhan. Akibatnya kita hidup meraba-raba dalam kegelapan dan kacau.

Friday, June 15, 2018

IRI HATI



Kejadian 37: 1 – 11
Yusuf mengalami perlakuan yang amat jahat dari kakak-kakaknya. Mengapa kakak-kakaknya begitu tega terhadap Yusuf ? Ada 2 (dua) hal dalam hati kakak-kakak Yusuf, yaitu benci, --> "Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah" (Kejadian 37:4); dan iri hati, --> "Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya." (Kejadian 37:11).
Iri hati adalah tabiat daging manusia yaitu egois dan suka bersaing. Contoh: Anak yang semula manis dan lucu berubah menjadi rewel, cengeng dan nakal setelah mempunyai adik. Iri hati juga menjadi pendorong manusia duniawi dalam persaingan untuk maju atau menang. Pengkhotbah 4:4 --> “ Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.” Berarti semua kemajuan yang diraih karena iri hati adalah sia-sia dan hampa, seperti usaha menjaring angin.  
Bila iri hati disertai benci, maka akibatnya mengerikan. Iri hati disertai benci biasanya timbul di hati orang yang bertabiat jahat bila dia merasa diperlakukan tidak adil sehingga kalah bersaing. 10 orang yang menjadi cikal bakal 10 suku-suku Israel bisa melakukan kejahatan yang begitu keji kepada adik mereka akibat iri dan benci. Hendaknya saudara sungguh-sungguh wapada. Jangan biarkan irihati dan kebencian bercokol di hati saudara. *JP

Monday, November 9, 2015

Yang diperlukan untuk membangun pernikahan yang kuat

Rut 3: 7 – 18  

Baru-baru ini saya melihat beberapa pernikahan pasangan-pasangan muda di Youtube. Pernikahan-pernikahan yang sangat mahal itu diatur luar biasa indah dan khidmat! Sayangnya dalam perjalanan pernikahan banyak pasangan muda sekarang tidaklah indah dan khidmat. Pernikahan-pernikahan itu banyak yang hanya seumur jagung. Dalam Alkitab dituliskan tentang pasangan yang berbahagia, y.i. Rut dan Boaz. Rut perempuan asing (Moab) yang miskin, sedangkan Boaz adalah pria Israel yang kaya raya. Saya  beberapa kali mendapati, orang miskin yang mendapat pasangan kaya tidak seperti cinderella. Seringkali dalam perjalanan perkawinannya suami atau isteri yang miskin dihina oleh pasangannya yang kaya. Kebahagiaan Rut dan Boaz tidak diperoleh dari kekayaan Boaz, tetapi mereka memperoleh kebahagiaan itu karena karakter mereka yang baik. Boaz adalah pria yang murah hati, saleh,  peka terhadap perasaan Rut (ay 15- 17) dan bertanggung jawab (ay 18). Rut membuktikan karakternya yang setia kepada keluarga melalui kerelaannya mengikuti Naomi (1: 16) dan ketaatannya mencari seorang penebus sesuai hukum Taurat dan hal yang terakhir ini merupakan satu hal yang sangat dihargai di Israel. Boaz terkesan pada Rut karena karakter Rut yang baik. Dengan hikmat dan bijaksana mereka memutuskan membentuk keluarga. Keputusan mereka itu membuahkan keluarga yang sangat kuat – Daud dan bahkan Tuhan Yesus diturunkan dari keluarga Boaz – Rut. Penekanan percintaan modern pada penampilan, rupa (ganteng/ cantik), kekayaan bukanlah dasar yang tepat bagi komitmen perkawinan yang seumur hidup.

Tuesday, May 12, 2015

Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Oleh Tuhan Yesus Kristus, semua orang yang percaya kepada-Nya hidup dalam kemerdekaan/ kebebasan, itulah yang tertulis dalam Galatia 5: 1, berikut ini: “Kristus telah memerdekakan kita.” Dan Galatia 5: 13 “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka.”
Apa arti hidup merdeka atau hidup dalam kebebasan?
Dulu ada nyanyian anak-anak: “Naik kereta api tut-tut-tut. Siapa saja boleh ikut. Jakarta – Surabaya, bolehlah naik dengan percuma, dst.” Apakah nyanyian ini tidak mengajarkan kemerdekaan adalah boleh berbuat seenaknya sendiri? Misalnya : Naik kereta api tidak perlu bayar karcis, bukankah kita merdeka? Itulah yang dipraktekkan di Indonesia sebelum jaman menteri Jonan. Orang naik kereta api tanpa karcis, diselesaikan dengan cara “saling pengertian antara penumpang dan petugas.” Apa akibatnya? Kereta Api dulu sangat jelek dan merugi terus. Perjalanan menjadi tidak nyaman, orang yang memenuhi kewajibannya (beli karcis) terus menerus dirugikan oleh orang yang berpikir : Aku merdeka, karena itu aku berhak berbuat semauku. Masa bodoh kalau kamu dirugikan oleh perbuatanku.” Sampai sekarang pendapat merdeka seperti tsb. diatas masih mengisi pikiran dan mewarnai tindakan orang di Indonesia. Buktinya: Pemotor melanggar rambu, melawan arus. Perbuatan mereka jelas-jelas melanggar aturan, mengganggu dan membahayakan pengguna jalan yang taat aturan. Kalau karena pelanggaran itu terjadi kecelakaan, mereka marah-marah, menuntut ganti rugi, mengancam bahkan melakukan tindak kekerasan. Hasilnya : Lalu lintas kacau balau, macet di mana-mana dan jumlah kecelakaan, korban kecelakaan meningkat. Jalan raya (transportasi) menjadi pembunuh nomor satu.
Merdeka bukan berarti bebas berbuat “apa saja yang ku pandang baik” dan “tidak peduli kalau perbuatanku merugikan orang lain.”
Tuhan Yesus memang memerdekakan kita, dalam kemerdekaan itu Tuhan memberikan patokan yang kalau ditaati membuat kehidupan menjadi tertib, tumbuh dan damai sejahtera. Pertama: Dalam 1 Korintus 10: 23-24 dituliskan: “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.” Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.”  Ayat ini pada intinya berkata: Kita diperbolehkan berbuat apa saja, tetapi tidak semua perbuatan kita itu positif (berguna/ membangun) bagi orang lain. Kemerdekaan atau kebebasanmu hendaknya dibatasi dengan pedoman : Hanya boleh melakukan hal-hal yang berguna dan membangun orang lain, bersamaan dengan itu juga berguna dan membangun diri sendiri. Dengan demikian, kita harus mempertimbangkan keberatan-keberatan hati nurani orang lain (1 Korintus 10: 29b)
Kedua: “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah itu untuk kemuiaan Allah” (1 Korintus 10: 31). Kita memuliakan Allah bila perbuatan kita sesuai dengan perintahNya/ sesuai dengan kehendakNya. Dalam kemerdekaan/ kebebasan kita harus mempertimbangkan perintah dan kehendak Allah yang telah dinyatakanNya dalam Alkitab, khususnya dalam hal ini adalah 10 hukum (Keluaran 20: 2- 17 “Akulah Tuhan, Allahmu ……….; Jangan ada padamu alllah lain dihadapanKu. Jangan menyembah berhala; Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu dengan sembarangan; Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; Hormati ayahmu dan ibumu; jangan membunuh; jangan berzinah; jangan mencuri; jangan mengucapkan saksi dusta; jangan mengingini milik orang lain.”)
Ketiga: Penuhi tuntutan kasih dalam perbuatanmu, “Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan (perbuat), maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Baiklah engkau jangan makan, minum atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu.”  Orang Kristen yang mengasihi saudaranya, walaupun dia bebas berbuat apa saja, makan apa saja, namun dia akan berusaha menghindarkan segala sesuatu yang dapat mengganggu hati nurani saudaranya atau yang dapat menjadi batu sandungan bagi saudaranya.

Tuhan memberkati saudara.

Antikris


18. Anak-anakku, waktu ini adaah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. 19. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita, sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita. (1 Yohanes 2 : 18 – 19).
Seorang antikris (=antikristus) pasti akan datang (ay 18). Anti berarti melawan, menentang, menyangkal. Kris/Kristus = Tuhan Yesus Kristus. Jadi orang yang dimaksud oleh Yohanes di ayat ini adalah: Ada seorang yang akan bangkit/ datang uneuk melawan, menentang, menyangkal Tuhan Yesus. Dalam Allkitab, Allah memang berulang kali menyatakan kedatangan si antikristus ini dengan berbagai nama, misalnya dalam 2 Tesalonika 2: 3 – 4 dia dinamakan “manusia durhaka”; dalam Wahyu 13 dia dilukiskan sebagai “binatang yang keluar dari dalam laut” dan “666”. Bila dia datang, dia akan memegang kekuasaan mutlak atas seluruh dunia ini. Selama masa pemerintahannya itu, dia memburu, menganiaya dan membunuh orang yang percaya pada Kristus. Tetapi pemerintahannya tidak berlangsung lama, mungkin hanya 3 ½ tahun saja, sebab Tuhan Yesus datang yang kedua kalinya dan “akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya” (2 Tesalonika 2: 8).
Yang sekarang ini perlu diberikan perhatian lebih serius adalah peringatan rasul Paulus: “Sekarang secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja” (2 Tesalonika 2: 8a) – artinya antikristus telah menyusup. Yohanes menuliskannya sebagai : “sekarang telah bangkit banyak antikristus – mereka berasa dari antara kita (1 Yohanes 2: 18- 19). Berdasarkan tulisan Paulus dan Yohanes tersebut diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa: antikristus-antikristus, kedurhakaan secara rahasia telah mulai bekerja di Gereja – di antara orang Kristen sendiri.
1.     Mereka adalah orang Kristen yang meninggalkan iman Kristennya. Mereka menyangkal Tuhan Yesus dan memilih allah yang lain. Mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (2 Tesalonika 2 : 10). Mereka mendurhaka = murtad. Mereka sekarang memaki-maki dan menista iman Kristen yang pernah mereka anut. Mereka mendurhaka/ murtad = mereka menjadi antikristus. Jumlah mereka cukup banyak. Itu terjadi karena mereka dari sejak semula adalah orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh  (1  Yoh 2: 19).
2.     Orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh adalah orang Kristen yang keras hati. Di hati mereka hanya ada sedikit tanah subur bagi benih firman Tuhan, sebagian besar hatinya merupakan batu, sehingga benih firman tidak bisa tumbuh dengan baik di hati mereka. Bila ada kesukaran atau aniaya (misalnya: sakit, kemiskinan, hambatan karir dll kejadian yang mengecewakan mereka), mereka segera murtad (Matius 13: 20- 21 “Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad),
3.     Orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh adalah orang Kristen yang tidak mau bertumbuh. Mereka hanya menyukai firman Tuhan yang enak didengar, yang berisi janji-janji berkat saja (=susu), tidak menyukai firman Tuhan yang keras (Firman Tuhan yang mendidik, menasehati atau menegur). Ditinjau dari sudut waktu (sudah lama jadi orang Kristen) seharusnya sudah jadi pengajar iman Kristen, tetapi masih tidak memahami asas-asas pokok/ dasar iman Kristen. Mereka diibaratkan masih perlu susu (Ibrani 5: 12). Sebetulnya mereka sudah mengecap firman yang menghidupkan dan karunia-karunia rohani, tetapi tidak bertumbuh menjadi dewasa. Orang-orang ini mempunyai kemungkinan menjadi murtad (Ibrani 6: 6).
Pada saatnya nanti, orang-orang Kristen ini dengan nyata-nyata bergabung dengan “manusia durhaka” – “antikristus” yang akan datang itu. Mereka berakhir dalam kebinasaan.

Karena itu, mumpung kita sekarang mempunyai waktu dan kesempatan untuk menjadi orang Kristen yang sejati, bertindaklah untuk menjadi orang Kristen yang sejati, dewasa, mengenal dan mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh.

Saturday, May 2, 2015

Mengimani Janji Tuhan Menyebabkan Orang Awet Muda.


6. Bani Yehuda datang menghadap Yosua di Gilgal. Pada waktu itu berkatalah Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, kepadanya: “Engkau tahu firman yang diucapkan Tuhan kepada Musa abdi Allah itu, tentang aku dan tentang engkau di Kadesh Barnea. 7. Aku berumur empat puluh tahun, ketika aku disuruh Musa, hamba Tuhan itu, dari Kadesh-Barnea untuk mengintai negeri ini; dan aku pulang membawa kabar kepadanya yang sejujur-jujurnya. 8. Sedang saudara-saudaraku, yang bersama-sama pergi ke sana dengan aku, membuat tawar hati bangsa itu, aku tetap mengikuti Tuhan, Allahku, dengan sepenuh hati. 9. Pada waktu itu Musa bersumpah, katanya: Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti Tuhan, Allahku, dengan sepenuh hati. 10. Jadi sekarang, sesungguhnya Tuhan telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan Tuhan firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hati ini; 11. Pada waktu ini aku masih sama, kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk. Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan yang dijanjikan Tuhan pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin Tuhan menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan Tuhan.” Yosua 14: 6 – 15
Perikop ini bisa diberi judul: “Mengimani janji Tuhan menyebabkan orang awet muda.” Diumur 40 tahun, Kaleb mendapat janji Tuhan, bahwa dia (Kaleb) boleh masuk tanah Kanaan dan mendapatkan milik pusaka di sana, yaitu daerah yang dimata-matainya sesuai tugas Musa kepadanya (ay 9). Namun, selama 40 tahun berikutnya orang Israel hidup dalam penghukuman Tuhan, yaitu setiap orang yang berumur 20 tahun keatas pada saat mereka menolak masuk tanah Kanaan mati di padang gurun (sebagaimana yang ditulis dalam Bilangan 14). Karena pehukuman yang dialami orang Israel itu, maka Kaleb harus menunggu 40 tahun menantikan penggenapan janji Tuhan yang diberikan padanya. Selama itu dia melihat kejadian yang menimpa orang Israel adalah kematian-kematian dan kematian setiap harinya. Bahkan kadang-kadang terjadi ribuan orang Israel mati dalam sehari, contohnya Bilangan 25: 9 – “Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya.” Kelihatannya semua hal yang terjadi selama 40 tahun itu sama sekali tidak mendukung penggenapan janji Tuhan terhadap Kaleb. Tetapi Kaleb tetap memelihara imannya atas janji/firman Tuhan yang diberikan padanya. Imannya itu menyebabkan karunia Tuhan atasnya, dimana Kaleb memang menjadi makin tua, tetapi dia tidak menjadi lemah. Dia berkata diusia 85 tahun kekuatannya sama dengan diusia 40 tahun y.i. saat dia menerima penggenapan janji Tuhan untuk menjadi pemilik tanah yang telah diinjak oleh kakinya. Jadi, bisa dikatakan selama 45 tahun Kaleb tidak menjadi makin tua dan lemah, atau dengan kata lain: karena dia dengan iman menantikan penggenapan janji Tuhan, maka dia menjadi awet muda, ay 11, 12.
Sdr, kalau kita hidup tetap mengikuti Tuhan dengan segenap hati, baca lagi ay 9b – (Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti Tuhan, Allahku, dengan sepenuh hati.), artinya: Tuhan memberi kita cukup kekuatan dan kemampuan untuk hidup dan kuat (= awet muda) sampai pada waktu Tuhan menggenapi janji-janji-Nya.