Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Friday, January 24, 2014

Tuhan ! Aku pusing, pusing, pusing !

1. Allah berfirman kepada Yakub: “Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu.”  2. Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: “Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu. 3. Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh.” 4. Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem. 5. Sesudah itu berangkatlah mereka. Dan kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar. 6. Lalu sampailah Yakub ke Lus yang di tanah Kanaan – yaitu Betel –, ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia. 7. Didirikannyalah mezbah di situ, dan dinamainyalah tempat itu El-Betel, karena Allah telah menyatakan diri kepadanya di situ, ketika ia lari terhadap kakaknya. (Kejadian 35 : 1 – 7)

Pernahkah sdr terjerumus dalam situasi yang sangat memusingkan atau membingungkan, karena masalah bertubi-tubi menimpa sdr? Saya ajak kita belajar dari Yakub, mungkin itu bisa menolong sdr.
Yakub sedang terjerumus dalam masalah-masalah yang amat berat. Dalam Kejadian 34 diceritakan bahwa: Anak perempuan Yakub diperkosa orang, kemudian semua anak laki-lakinya membalas dendam. Mereka menyerang kota Sikhem, membunuh semua laki-lakinya dan  menjarah kota tsb. Akibatnya keluarga Yakub sekarang berada dalam ancaman bahaya besar, y.i. kemungkinan orang-orang Kanaan dan Feris bersekutu melawan keluarga Yakub (34: 30).
Mengapa Yakub terjerumus dalam masalah yang begitu berat?
1.      Keputusan yang salah. Yakub pernah bernazar kalau dia bisa pulang ke rumah ayahnya dengan selamat, maka dia akan menjadikan Betel sebagai rumah Allah dan selalu membayar persepuluhannya (“Lalu bernazarlah Yakub: “Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-MU.” Kej 28: 20- 22). Yakub sudah pulang ke Kanaan dengan selamat, dan kaya. Tetapi ternyata dia menunda menepati nazarnya tsb, dia tidak ke rumah ayahnya dan yang lebih salah adalah dia tidak  ke Betel dan menjadikan-nya rumah Allah. Dan yang keputusan yang paling salah adalah Yakub membiarkan di dalam rumahnya ada berhala, pada hal dia bernazar bahwa TUHAN (YHWH) akan menjadi Allahnya, berarti tidak ada allah lain di rumahnya. Berapa lama Yakub menunda-nunda menepati nazarnya ? Waktu Yakub pulang dari rumah Laban ke Kanaan, umur Dina sekitar empat tahun. Di Kejadian 34 diceritakan tentang Dina diperkosa di Sikhem, berarti Dina sudah gadis atau paling sedikit seorang remaja putri y.i. kurang lebih berumur 14 tahun. Jadi Yakub menunda-nunda menepati nazarnya kurang lebih sepuluh tahun. Tentang akibat yang akan diterima oleh orang yang memutuskan menunda menepati nazarnya ditulis dalam Pengkhotbah 5: 3 - 5 sbb: "Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu. Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya. Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?"
2.      Tempat yang salah. Keputusan yang salah menempatkan Yakub di tempat yang salah. Pernahkah sdr menyadari bahwa semua kecelakaan lalu lintas terjadi karena orang yang terlibat dalam kecelakaan itu berada ditempat yang salah? Di Sikhem Yakub mendirikan mezbah (“Dalam perjalanannya dari Padan-Aram sampailah Yakub dengan selamat ke Sikhem, di tanah Kanaan, lalu ia berkemah di sebelah timur kota itu. Ia mendirikan mezbah di situ dan dinamainya itu: “Allah Israel ialah Allah.” 33: 18. 20). Itu kan tidak salah? Ya, malahan sangat baik, kalau dia sudah ke Betel. Tetapi dia mendirikan mezbah di Sikhem untuk menghindari Betel, itulah salahnya. Bila diterapkan dalam situasi sekarang: Saya tidak beribadat bersama-sama di gereja, apa salahnya toh saya sudah/ selalu mendengarkan khotbah lewat T.V.? Tidak ada salahnya, bila mendengarkan khotbah di T.V. bukan untuk menghindari ibadah bersama (“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakah oleh beberapa orang, ……. Ibrani 10: 25).
Bagaimana Yakub keluar dari masalahnya?
Tuhan mengingatkan Yakub untuk membayar Nazarnya, y.i.
1.      Pergi ke Betel, tinggal di situ dan mendirikan mezbah bagi Allah (35: 1).
2.      Menjadikan Yahweh sebagai Allahnya, tidak ada allah yang lain di rumahnya. Untuk bisa ke Betel, Yakub harus membuang semua berhala yang ada di rumahnya (35: 2). Yakub sendiri memang tidak menyembah berhala, tetapi isi rumahnya masih menyembah berhala (bahkan Rahel, isterinya, telah mencuri patung dewa milik Laban, ayahnya, dan menyimpannya. Untuk apa Rahel mencuri dan menyimpan patung dewa itu, bila dia tidak mempercayai patung dewa itu?). Prinsip ibadah adalah: “Keselamatan bagi kamu dan seisi rumahmu” (lihat Lukas 19:9; Kisah Rasul 16: 31).
Hasilnya:
Kelepasan yang ajaib: Tuhan mengambil alih kesesakan atau ancaman bahaya terhadap Yakub sekeluarga, dituliskan sebagai berikut: “Dan kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar” (Kejadian 35: 5). Itu adalah kelepasan yang ajaib = Mujizat.
Dan bila sdr belajar dengan baik dari Yakub, sdr tidak pusing lagi, tapi berkata: “Tuhan ! Engkau Baik; Baik; Baik !”


1 comment: