Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Wednesday, October 23, 2013

Apa Yang Diperhatikan Tuhan ?

"Dua macam batu timbangan, dua macam takaran, kedua-duanya adalah kekejian bati TUHAN. 
"Dua macam batu timbangan adalah kekejian bagi TUHAN, dan neraca yang serong itu tidak baik." (Amsal Salomo 20: 10 dan 23)

Rata-rata orang mengakui bahwa Tuhan memperhatikan segala hal. tidak ada yang terluput dari perhatian Tuhan. Tetapi pengakuan tsb. acap kali bertentangan dengan prakteknya. Banyak sekali orang-orang yang menganggap Tuhan tidak memperhatikan caranya berbisnis, berdagang, bekerja atau bagaimana caranya memperlakukan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Amsal Salomo 20, dua kali diulangi bahwa Tuhan memperhatikan dengan serius batu timbangan, takaran dan neraca. Neraca, batu timbangan dan takaran tidak bisa dilepaskan dari perdagangan (jual - beli). Hampir semua komoditi diperdagangkan memakai neraca, batu timbangan dan takaran, y.i. ukuran kilogram, liter dan meter. Berarti Tuhan memperhatikan dengan serius jalannya perdagangan. Memakai dua macam batu timbangan dan neraca yang serong adalah mencari keuntungan dengan menipu, itu adalah kekejian bagi Tuhan dan pasti berakhir dalam malapetaka, dalam Amsal Salomo 21 : 6 dituliskan : "Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut.'
Tetapi secara tersirat, batu timbangan, takaran dan neraca selalu kita tetapkan dalam banyak sekali aspek kehidupan sehari-hari, misalnya dalam menimbang dan memutuskan hukum, dalam menerapkan aturan, dalam menilai derajat seseorang atau menghormati seseorang. Dalam ungkapan lain disebutkan: "Memandang Muka," yang menyebabkan perlakuan berbeda terhadap orang berbeda dalam kasus yang sama. MIsalnya: Menghukum berat orang yang dianggap tidak berarti dan menutup mata terhadap kesalahan yang sama yang dilakukan orang yang kita hormati --> pencuri ayam (orang miskin) dihukum 3 bulan penjara, menteri yang korupsi dihukum tiga tahun penjara, padahal jumlah korupsinya sama dengan 10 juta ekor ayam padahal koruptor adalah penegak hukum/ aturan yang seharusnya melindungi hukum atau aturan. Keluar penjara, sang koruptor kaya raya, tetapi si pencuri ayam makin miskin dan terlunta-lunta. Atau dalam hal memperlakukan dengan hormat seseorang yang dianggap terhormat dan menyepelekan orang yang dianggap kurang/ tidak terhormat. Itu sama saja dengan neraca yang serong dan dua macam batu timbangan dan takaran. Ingatlah, bahwa Tuhan memperhatikannya dan itu adalah kekejian di mata Tuhan.

No comments:

Post a Comment