Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Friday, June 14, 2013

BAU APA ?

“Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami IA menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan.” (2 Korintus 3: 14 – 16).

Kita menyukai bau durian yang harum dan menimbulkan selera. Tapi coba Tanya pada orang-orang barat, bagi kebanyakan mereka bau durian itu mengerikan – busuk dan memualkan. Bau yang harum bagi kita menjadi bau yang busuk bagi mereka.

Seperti itu jugalah gambaran tentang perbedaan sikap manusia terhadap Kristus. Bagi orang-orang yang beriman, Kristus dan firmanNya adalah bau harum yang membawa kehidupan. Tetapi bagi orang yang menolak Dia, berita tentang Yesus Kristus adalah bau kematian yang menjijikkan.

Selanjutnya ditekankan agar orang-orang percaya memancarkan bau Kristus yang harum bagi orang-orang yang mau menerima Tuhan Yesus atau sebaliknya menjadi bau kematian yang dibenci oleh orang-orang yang tidak mau menerima Tuhan Yesus. Itulah sebabnya orang-orang Kristen yang sejati disatu pihak dicintai, tetapi dipihak lain sangat dibenci oleh penentangnya.


Pertanyaannya adalah: Apakah orang lain mencium bau Kristus ketika mereka bersama saudara?

Mengubah Malapetaka Menjadi Berkat

Semua orang pasti pernah jatuh dalam kesukaran atau malapetaka. Ada orang yang dalam kesukarannya terjerumus dalam stress, depressi atau mengasihani diri sendiri. Sikap seperti itu sama sekali tidak berguna, tidak bisa menolong untuk keluar dari kesukaran.
Bila kita berada dalam kesukaran, ada empat hal yang penting kita lakukan agar kita keluar dari kesukaran. Mari kita belajar dari Ayub. Ayub dalam kesukaran besar, bisnisnya bangkrut, anak-anaknya mati, dia sendiri sakit parah, isterinya tidak menolong dia dalam kesukarannya dan semua sahabatnya meninggalkan dia. Sebagaimana kita semuanya, Ayub dalam kesusahannya mengeluh dan bertanya-tanya mengapa dia harus menderita. Dan Ayub tidak mendapatkan jawaban terhadap pertanyaannya: "Mengapa aku harus menderita." Meskipun demikian, Ayub tidak tenggelam dan hancur, tetapi dia menutup kisah hidupnya dengan pemulihan bahkan keadaannya kemudian jauh lebih baik dibandingkan sebelum dia mengalami kesukaran. Ada tiga hal yang dilakukannya, yaitu:
Pertama: Tetap beriman dengan tulus kepada Tuhan. Ayub berkata: "Sekalipun Allah akan mencabut nyawaku, aku akan tetap mempercayakan diriku kepada-Nya; aku akan menghadap Allah untuk mengadukan perkaraku kepada-Nya. Setidak-tidaknya ada keuntunganku, yaitu bahwa aku bukan orang yang tidak ber-Tuhan, karena orang yang tidak ber-Tuhan tidak dapat menghadap Allah." Begitulah terjemahan Ayub 13: 15- 16 dalam Alkitab terjemahan Firman Allah Yang Hidup dan Bahasa Inggris King James (Ayat tsb. sulit dipahami kalau kita baca dalam Alkitab terjemahan resmi LAI). Ayub tidak mencari allah alternatif, dia tetap hanya beriman pada satu-satunya Allah yang benar, yang sekarang kita kenal sebagai Allah Bapa kita dalam Tuhan Yesus Kristus.
Kedua: Menghadapi kesukaran dengan hikmat yang sejati, yaitu hikmat yang dari Tuhan. Sebaliknya daripada hanya berkutat dan tenggelam dalam pertanyaan: Mengapa aku menderita, Ayub justru mencari hikmat untuk menghadapi penderitaannya. Dan dia menemukan hikmat yaitu: "takut akan Tuhan" dan "menjauhi kejahatan" (Ayub 28: 28).
Ketiga: Merendahkan diri. Yah, Ayub menderita bukan karena dosanya, tetapi toh Ayub merendahkan diri, sedia untuk bertobat dan menyesal karena dia ternyata belum mengenal Allah dengan benar. Katanya: "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanKu dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu" (Ayub 42: 5-6).
Keempat: Mengampuni dan mendoakan orang-orang yang menyakiti hatinya. Ketiga sahabat Ayub benar-benar menyakiti hati Ayub yang sedang menderita. Namun Ayub mendoakan - meminta agar Tuhan mengampuni sahabat-sahabatnya itu (Ayub 42: 7- 10).
Dan Ayub pun menerima pemulihan yang sepenuhnya bahkan berlimpah-limpah dari Tuhan. Dituliskan: Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia memnta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu (Ayub 42: 10).

Karena sikapnya yang tepat, Ayub mengubah malapetakanya menjadi berkat.

Monday, June 10, 2013

SI PEMBUAL

"Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu - Mazmur 5: 5-7

Pembual adalah orang yang suka membual. Tuhan menggolongkan pembual sebagai orang berdosa bersama dengan orang fasik, orang yang berbuat kejahatan, pembohong, penumpah darah dan penipu. Apakah arti membual? Membual adalah bercerita yang melebih-lebihkan. Semua orang punya kecenderungan ini, misalnya: Orang tua melebih-lebihkan cerita tentang anaknya; Orang yang sedang berpacaran melebih-lebihkan cerita tentang pacarnya; Produsen melebih-lebihkan cerita tentang produknya (dalam iklan dan reklame) dst. Orang membual untuk membuat orang lain terkesan tentang apa yang dibualkannya. Orang yang membual sebenarnya menceritakan sebagian fakta dan selebihnya adalah bohong. Jika membual berkenaan dengan perdagangan melalui iklan atau reklame sebenarnya membual adalah upaya menipu. Disamping itu, membual mengandung unsur kesombongan.
Tuhan berkata bahwa pembual tidak diberkati y.i. "tidak tahan di depan mata Tuhan" (ay 6a). Sebab mata Tuhan melihat sampai ke dalam hati dan Tuhan tahu apa yang sebenarnya. Tidak berada di depan mata Tuhan berarti jauh dari hadirat Tuhan dan itu juga berarti jauh dari pimpinan Tuhan, jauh dari pemeliharaan Tuhan, jauh dari perlindungan Tuhan atau singkatnya adalah "Jauh Dari Berkat Tuhan." Karena itu berdoalah agar Tuhan menjaga bibir kita ("Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku."Mazmur 141:3) agar "perkataan kita selalu berkat diasinkan dengan garam" (Kolose 4: 6 Terjemahan Lama).

Sudah Diberitahu Sebelumnya

Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi (Amos 3 : 7)
Acapkali kita dikejutkan dan dibuat bengong karena malapetaka atau kesusahan yang sekonyong-konyong menimpa kita. Tetapi benarkah kita bisa secara mendadak ditimpa malapetaka? Tidak! Tuhan berfirman, bahwa Dia tidak pernah berbuat sesuatu tanpa menyatakannya (lebih dahulu) kepada atau melalui hamba-hamba-Nya. 
Persoalannya adalah: Mengapa banyak sekali orang yang sekonyong-konyong ditimpa malapetaka misalnya: Penyakit yang mematikan (Stroke; serangan jantung; diabetes mellitus; HIV; Liver dll penyakit yang mematikan); Kebangkrutan usaha/ ekonomi; Kehancuran rumah tangga, Kecelakaan, dsb? 
Bila Firman Tuhan melalui Amos 3: 7 ini benar, maka malapetaka tiba-tiba menimpa disebabkan orang mengabaikan peringatan, nasihat atau teguran yang disampaikan Tuhan melalui hamba-hambaNya. Pernahkan saudara sadari bahwa hamba-hamba Tuhan di masa kini dalam satu dan lain hal juga melaksanakan fungsi nabi? Pernahkah saudara menyadari bahwa firman Tuhan yang disampaikan melalui khotbah, pembacaan renungan atau pembacaan Al-kitab seringkali berisi peringatan, nasihat atau teguran Tuhan? Pertanyaan berikutnia adalah: Apakah saudara masih mengingat apa isi firman Tuhan yang kita dengar beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa tahun y.l, khususnya firman yang mengena atau menyinggung perasaan saudara? Bagaimana sikap saudara waktu firman tersebut disampaikan? Merasa terkoreksi atau tersinggung; marah atau mengabaikan firman tsb? Ketahuilah, sikap saudara itulah yang menentukan apakah saudara sekonyong-konyong ditimpa kesukaran/ malapetaka atau terhindar dari kesukaran/ malapetaka.

Thursday, June 6, 2013

Agar Malaikat Masuk ke Rumah Kita

Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia. Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: “Kornelius!” Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: “Ada apa, Tuhan?” Jawab malaikat itu: “Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. (Kisah Para Rasul 10: 1 – 4)
Saya sering mendengar orang berkata: “Rumah saya ada setannya.” Atau: “Pak pendeta tolong doakan, rumah saya ada setannya.” Tetapi, saya belum pernah mendengar orang berkata: “Puji Tuhan, di rumah saya ada malaikat.” Padahal yang seharusnya terjadi adalah: dirumah kita ada malaikat. Kalau saja di rumah kita ada malaikat, tentu suasanya rumah kita menjadi berbeda y.i penuh damai sejahtera dan sentosa, meski pun mungkin saja kita bukanlah orang yang berkelebihan harta. Apakah kita bias mengusahakan agar malaikat ada di rumah kita? Mari kita belajar dari Kornelius.
Dalam Kisah Para Rasul dijelaskan beberapa hal yang menyebabkan Tuhan mengutus malaikat-Nya kerumah Kornelius, yaitu:
1.      Kehidupan yang saleh. Kornelius adalah orang saleh. Orang saleh adalah orang yang dengan tulus ikhlas beriman kepada Tuhan, orang yang beriman tanpa pamrih atau maksud tersembunyi. Beriman kepada TUHAN, karena Dialah Tuhan.
2.      Takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan adalah sikap hidup yang menjauhi kejahatan. Menjauhi kejahatan dalam segala segi kehidupan (keluarga, bisnis, perkataan, tingkah laku dll.)
3.      Senantiasa berdoa kepada Allah. Artinya: Selalu berkata-kata kepada Allah, selalu menyembah Allah, hidup dalam persekutuan dengan Allah.
4.      Murah hati. Doa dan kemurahan hati adalah dua hal yang naik ke hadirat Allah, seperti dupa yang harum.
Karena ke empat hal tsb diatas dilakukan oleh Kornelius, maka Tuhan pun mengutus malaikatNya ke rumah Kornelius.

Sebenarnya keempat hal tsb diatas bias juga kita lakukan dan pastilah malaikat Tuhan pun ada di rumah kita. Dalam kitab Mazmur dituliskan: Malaikat Tuhan berkemah sekeliling orang yang takut akan Dia (Mazmur 34: 8).

Tuhan Melakukan Apa Yang Engkau Ucapkan

Katanya kepada orang itu: "........ aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri" (Lukas 19: 22); "Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasa-nya seperti yang kamu katakan di hadap-an-Ku, demikianlah akan Kulakukan ke padamu" (Bilangan 14: 28); "Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap perkataan sia-sia yang diucapkan orang harus dipert-anggungjawabkannya pada hari peng-hakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum" (Matius 12: 36- 37).

Sejarah orang Israel meneguhkan kebenaran firman Tuhan tsb. diatas. Sepanjang jalan dari Mesir sampai Kadesh Barnea mereka berulang-ulang bersungut-sungut dan berkata: "Tuhan membawa kita keluar dari Mesir untuk menjatuhkan malapetaka, kelaparan, kesialan dan kematian." - seperti yang  tertulis dalam Keluaran 16:3;Bilangan 14:3. Dalam Alkitab tercatat 10 kali orang Israel marah-marah, bersungut-sungut dan mengatakan hal-hal seperti tsb diatas. Dan Tuhan akhirnya berkata: AKU akan melakukan seperti yang kau katakan itu (Bilangan 14: 28). Sdr, Tuhan tidak menganggap perkataanmu sebagai omong kosong belaka, tetapi Tuhan berkata: "Aku menuntut pertanggungan jawab atas perkataanmu yang sia-sia." Mengingat hal itu, bukankah berhikmat bila kita memakai perkataan kita untuk mendatangkan kehidupan bagi kita? Caranya: Pakailah mulut untuk memperkatakan iman, seperti yang tertulis ini: Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. (Roma 10: 10), artinya dengan mulut perkatakanlah kepercayaanmu (imanmu) dan kebenar-an, maka keselamatan dari Allah akan selalu nyata dalam hidup sdr. *JP