1.
Allah berfirman kepada Yakub: “Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di
situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri
kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu.” 2. Lalu berkatalah Yakub kepada
seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: “Jauhkanlah
dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah
pakaianmu. 3. Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat
mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan
yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh.” 4. Mereka
menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan
anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah
pohon besar yang dekat Sikhem. 5. Sesudah itu berangkatlah mereka.
Dan kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota sekeliling mereka, sehingga
anak-anak Yakub tidak dikejar. 6. Lalu sampailah Yakub ke Lus yang
di tanah Kanaan – yaitu Betel –, ia dan semua orang yang bersama-sama dengan
dia. 7. Didirikannyalah mezbah di situ, dan dinamainyalah tempat itu
El-Betel, karena Allah telah menyatakan diri kepadanya di situ, ketika ia lari
terhadap kakaknya. (Kejadian 35 : 1 – 7)
Pernahkah
sdr terjerumus dalam situasi yang sangat memusingkan atau membingungkan, karena
masalah bertubi-tubi menimpa sdr? Saya ajak kita belajar dari Yakub, mungkin
itu bisa menolong sdr.
Yakub
sedang terjerumus dalam masalah-masalah yang amat berat. Dalam Kejadian 34
diceritakan bahwa: Anak perempuan Yakub diperkosa orang, kemudian semua anak
laki-lakinya membalas dendam. Mereka menyerang kota Sikhem, membunuh semua
laki-lakinya dan menjarah kota tsb.
Akibatnya keluarga Yakub sekarang berada dalam ancaman bahaya besar, y.i.
kemungkinan orang-orang Kanaan dan Feris bersekutu melawan keluarga Yakub (34:
30).
Mengapa
Yakub terjerumus dalam masalah yang begitu berat?
1.
Keputusan yang salah. Yakub pernah
bernazar kalau dia bisa pulang ke rumah ayahnya dengan selamat, maka dia akan
menjadikan Betel sebagai rumah Allah dan selalu membayar persepuluhannya (“Lalu
bernazarlah Yakub: “Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan
yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.
Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala
sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh
kepada-MU.” Kej 28: 20- 22). Yakub sudah pulang ke Kanaan dengan selamat, dan
kaya. Tetapi ternyata dia menunda menepati nazarnya tsb, dia tidak ke rumah
ayahnya dan yang lebih salah adalah dia tidak
ke Betel dan menjadikan-nya rumah Allah. Dan yang keputusan yang paling
salah adalah Yakub membiarkan di dalam rumahnya ada berhala, pada hal dia
bernazar bahwa TUHAN (YHWH) akan menjadi Allahnya, berarti tidak ada allah lain di
rumahnya. Berapa lama Yakub menunda-nunda menepati nazarnya ? Waktu Yakub pulang dari rumah Laban ke Kanaan, umur Dina sekitar empat tahun. Di Kejadian 34 diceritakan tentang Dina diperkosa di Sikhem, berarti Dina sudah gadis atau paling sedikit seorang remaja putri y.i. kurang lebih berumur 14 tahun. Jadi Yakub menunda-nunda menepati nazarnya kurang lebih sepuluh tahun. Tentang akibat yang akan diterima oleh orang yang memutuskan menunda menepati nazarnya ditulis dalam Pengkhotbah 5: 3 - 5 sbb: "Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu. Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya. Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?"
2. Tempat
yang salah. Keputusan yang salah menempatkan Yakub di tempat yang salah.
Pernahkah sdr menyadari bahwa semua kecelakaan lalu lintas terjadi karena orang
yang terlibat dalam kecelakaan itu berada ditempat yang salah? Di Sikhem Yakub
mendirikan mezbah (“Dalam perjalanannya dari Padan-Aram sampailah Yakub dengan
selamat ke Sikhem, di tanah Kanaan, lalu ia berkemah di sebelah timur kota itu.
Ia mendirikan mezbah di situ dan dinamainya itu: “Allah Israel ialah Allah.” 33:
18. 20). Itu kan tidak salah? Ya, malahan sangat baik, kalau dia sudah ke
Betel. Tetapi dia mendirikan mezbah di Sikhem untuk menghindari Betel, itulah
salahnya. Bila diterapkan dalam situasi sekarang: Saya tidak beribadat
bersama-sama di gereja, apa salahnya toh saya sudah/ selalu mendengarkan
khotbah lewat T.V.? Tidak ada salahnya, bila mendengarkan khotbah di T.V. bukan
untuk menghindari ibadah bersama (“Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakah oleh beberapa orang, ……. Ibrani
10: 25).
Bagaimana
Yakub keluar dari masalahnya?
Tuhan
mengingatkan Yakub untuk membayar Nazarnya, y.i.
1. Pergi
ke Betel, tinggal di situ dan mendirikan mezbah bagi Allah (35: 1).
2. Menjadikan
Yahweh sebagai Allahnya, tidak ada allah yang lain di rumahnya. Untuk bisa ke
Betel, Yakub harus membuang semua berhala yang ada di rumahnya (35: 2). Yakub
sendiri memang tidak menyembah berhala, tetapi isi rumahnya masih menyembah
berhala (bahkan Rahel, isterinya, telah mencuri patung dewa milik Laban,
ayahnya, dan menyimpannya. Untuk apa Rahel mencuri dan menyimpan patung dewa
itu, bila dia tidak mempercayai patung dewa itu?). Prinsip ibadah adalah: “Keselamatan
bagi kamu dan seisi rumahmu” (lihat Lukas 19:9; Kisah Rasul 16: 31).
Hasilnya:
Kelepasan
yang ajaib: Tuhan mengambil alih kesesakan atau ancaman bahaya terhadap Yakub
sekeluarga, dituliskan sebagai berikut: “Dan kedahsyatan yang dari Allah
meliputi kota-kota sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar” (Kejadian
35: 5). Itu adalah kelepasan yang ajaib = Mujizat.
Dan
bila sdr belajar dengan baik dari Yakub, sdr tidak pusing lagi, tapi berkata:
“Tuhan ! Engkau Baik; Baik; Baik !”