Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun
menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti
Kristus adalah benar. Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis,
sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk itulah Anak Allah menyatakan
diriNya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap
orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap
ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
Inilah tandanya anak-[anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak
berbuat kebenaran tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang
tidak mengasihi saudaranya (1 Yohanes 3: 7 – 10)
Orang-orang
yang diselamatkan, adalah “anak-anak Allah”. Sebab orang yang diselamatkan
adalah orang yang dilahirkan (baru) dari Roh dan Roh Allah (=Benih Ilahi)
tinggal di dalam dia. Sesuai ayat pokok tsb diatas, Orang-orang yang
diselamatkan hidup dalam Kebenaran, bukannya “Benar Sendiri”. Ada perbedaan
yang tajam antara hidup dalam “Kebenaran” dan “Benar Sendiri.” Kebenaran
membawa damai, Benar sendiri membawa pertengkaran; Kebenaran memberkati orang
lain; Benar sendiri merugikan orang lain; Kebenaran itu kudus, sebab sesuai
dengan Kristus yang adalah benar; Benar sendiri itu dosa, dsb. Untuk hidup
dalam Kebenaran, kita (1) harus makin akrab/ bertumbuh dalam pengenalan kita
akan Tuhan Yesus dan (2) harus tahu/ bisa membedakan kebenaran dan dosa. Dalam
kesempatan ini, saya ingin mengajak sdr mengenali dosa, sehingga sdr bisa hidup
dalam kebenaran.
Secara garis
besar, ada tiga macam dosa, yaitu:
1.
Dosa aktif. Ini adalah
dosa yang disengaja/ direncanakan. Ada banyak orang-orang yang secara aktif
(dengan kehendaknya sendiri) berbuat dosa, Tuhan menamakan mereka orang fasik.
Mereka (dengan aktif) merancangkan kejahatan di tempat tidur mereka (Mazm 36:
5). Mereka mengingini kejahatan (Amsal 21: 10) dan tidak peduli kalau kejahatan
mereka menimpa orang baik atau orang yang berbuat baik pada mereka (Mazmur 35:
12). Mereka adalah golongan kriminal, dengan sengaja melanggar 10 hukum Tuhan
dan melanggar hukum pidana negara.
2.
Dosa Reaktif. Hampir
semua orang pernah melakukan dosa ini. Dosa reaktif adalah tindakan pembalasan
kita terhadap orang lain yang melakukan kejahatan kepada kita. Bila kejahatan
orang lain menyangkut ranah pidana, kita tidak membalas sendiri kejahatan itu,
tetapi menyerahkannya ketangan yang berwajib. Itu adalah tindakan yang benar,
karena Tuhan memberi wewenang kepada pemerintah untuk menghukum penjahat
kriminal ini (Roma 13: 4). Tetapi bila kejahatan itu tidak dapat dimasukkan
pada ranah pidana, misalnya caci-maki, perkataan yang kotor, dirugikan, hak
kita dilanggar, pengingkaran terhadap kesepakatan/ perjanjian dll pelanggaran
yang sifatnya moral atau perdata, maka orang cenderung membalas sendiri
kejahatan itu. Itulah yang dinam-kan
dosa reaktif. Tuhan melarang pembalasan (1 Petr 3: 9). Kita dilarang menuntut
pembalasan, sebab menuntut pembalasan berarti mengambil hak Tuhan (Roma 12:
19). Semua pelanggaran atas larangan Tuhan adalah dosa.
3.
Dosa pasif. Hampir
semua orang juga per-nah melakukannya. Dalam 1 Yohanes 3: 10 dituliskan dosa
orang yang pasif, yaitu tidak berbuat kebenaran. Tidak berbuat dosa, tetapi juga
tidak berbuat/ tidak melakukan kebenaran alias tidak berbuat apa-apa. Dalam
ayat ini dikatakan dosa karena tidak mengasihi saudaranya. Mungkin ada orang
yang memahami kasih adalah satu perasaan hati, jadi lebih bersifat emosi, maka
Yakobus 4: 17, menuliskan dosa pasif dengan lebih tegas, yi orang yang tahu
berbuat baik, tetapi tidak melakukannya. Tuhan menghendaki kita aktif berbuat
baik = menjadi berkat (Roma 12: 14). Contohnya kita dapatkan dalam perumpamaan
Tuhan Yesus tentang talenta (Matius 25: 14 – 30). Hamba yang mendapat satu
talenta itu disebut jahat dan dihukum (ay 26 – 30), sebab dia pasif (Tuhan
Yesus menyebutnya malas). Dia tidak bisa dikatakan merugikan tuannya, tetapi
dia mengabaikan semua kesempatan untuk dengan aktif melakukan atau mempergunakan
talentanya dengan benar. Apakah ada orang yang sudah diberkati dengan talenta
sdr ?
Hidup dalam kebenaran adalah tidak melakukan kejahatan, tetapi
dengan aktif melakukan yang benar.
No comments:
Post a Comment