Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Friday, June 27, 2014

Sabar ya, Allah Belum Selesai Dengan Saya

"Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu IA, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan menyelesaikannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus" Filipi 1 : 6
Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya dalam waktu 6 hari. Setelah itu dalam Kejadian 2:2-3 dituliskan Allah berhenti dari segala pekerjaanNya, dengan perkataan lain Allah ber-istirahat dan memberkati semua ciptaanNya. Kemudian manusia jatuh dalam dosa dan sejak itu Allah kembali bekerja untuk memulihkan manusia dalam keadaannya yang semula y.i. sebagai gambar dan rupa Allah. Ternyata dosa itu begitu mengerikan dan dahsyat, sehingga untuk memulih-kan manusia diperlukan ribuan tahun, bahkan sampai hari ini Allah harus terus menerus bekerja ("Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga" Yohanes 5: 17). Saya ulangi: Untuk menciptakan alam semesta ini Allah hanya perlu enam hari, tetapi untuk memulihkan manusia dari dosa perlu ribuan tahun. “Dosa itu sangat mengerikan dan dahsyat. Pekerjaan Allah di dalam kita dimulai pada waktu kita menerima Kristus Yesus Tuhan sebagai Juruselamat dan Tuhan kita. Tetapi sesuai dengan Filipi 1 : 6, kita harus menyadari bahwa proses keselamatan kita itu masih berlangsung sampai Tuhan Yesus datang. Jadi artinya: Allah belum selesai dengan pemulihan kita. Itulah sebabnya kita seringkali mengalami sendiri atau melihat orang yang hidupnya belum sesuai dengan kehidupan yang diharapkan sebagai orang Kristen. Mengingat hal itu, baiklah kita selalu menyerahkan diri kepada Allah dan tekun untuk diprosesNya, meskipun acapkali proses itu menyakitkan bagi daging kita. Tujuannya adalah: Pemulihan yang sempurna – menjadi seperti Kristus sendiri.

Thursday, June 26, 2014

Aku Orang Yang Mana ?

Mazmur 140

Mazmur ini menuliskan empat golongan orang dengan masing-masing perbuatan dan sikap hidupnya. Dalam ay 2-4 dituliskan tentang “orang jahat”, y.i. orang yang melakukan kekerasan, hatinya penuh dengan rancangan kejahatan dan menghasut pepe-rangan (dalam skala kehidupan sehari-hari bisa diartikan sebagai menghasut perkelahian dengan orang lain) dan ucapannya berbisa. Pemfitnah adalah orang jahat. Sekarang ini istilah yang marak “Black Campaign” = “Kampanya Hitam”. Bukan hanya di masa pemilu ini ada kampanye hitam, tetapi da-lam kehidupan sehari-hari sangat banyak bahkan lebih banyak kampanye hitam di-lakukan oleh orang-orang jahat terhadap sesamanya. Misalnya: Orang berkata: “Tahu nggak si anu itu bla- bla- bla. Ndak ngira ya dia itu ternyata seperti itu.” Ucapan yang tidak sesuai kenyataan tentang si anu. Ay 5 – “Orang Fasik” y.i. orang yang telah diajar kebenaran namun tetap hidup jahat. Atau ungkapan Ahok: “Beragama tetapi tidak berTuhan.” Ay 6. “Orang Congkak” y.i. orang dengan tipu daya mengusahakan kehancuran orang lain. Memasang perangkap/ jebakan untuk menghancurkan orang lain. Mereka adalah orang-orang yang bisa digolongkan sebagai “Lempar batu sembunyi tangan” atau “nabok nyilih tangan”. Golongan selanjutnya adalah “Orang benar”. Orang benar adalah orang yang menderita, sebab perbuatan orang jahat, orang fasik, orang congkak. Namun reaksi orang benar adalah :”membawa masalahnya itu kepada Tuhan” seperti yang dilakukan oleh Daud dalam Mazmur 140 ini. Atau dalam istilah yang sekarang marak: “Aku rapopo” dan dilan-jutkan dengan “Aku berlindung kepada Tuhan.” Patut pembaca meneliti diri sendiri dalam terang Roh Kudus, “Aku orang yang mana?” 

Faedah Bersekutu Bersama Saudara Seiman

"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin sering melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat" (Ibrani 10: 25)
(Pembacaan Alkitab: Yohanes 20 : 19 – 29)
Dalam ayat 19 dituliskan bahwa murid-murid (10 orang rasul) ketakutan terhadap orang Yahudi. Mereka takut kalau-kalau orang Yahudi yang 3 hari y.l. menyalibkan Yesus, juga akan menangkap dan menganiaya mereka. Disamping itu mereka juga takut, karena Tuhan Yesus tempat mereka menyandarkan hidup selama 3 ½ tahun itu sudah mati di salib. Namun, meskipun takut mereka berkumpul bersama. Pastilah saat itu mereka dengan sehati hanya punya satu pokok pembicaraan y.i. “Yesus yang mati di salib.” Pertanyaan bagi kita adalah: "Kalau kita berkumpul bersama, apa yang menjadi pokok pembicaraan kita? Masihkah kita mau berbicara tentang “Yesus yang mati di salib” atau ada banyak pokok lain yang lebih penting dan menarik perhatian kita, misalnya: “Lima langkah untuk hidup sukses” dll pokok pembicaraan yang sedang ngetrend?" Perhatikan: Mereka ketakutan, tetapi sehati berbicara tentang Yesus yang di salib dan yang pagi itu kedapatan kuburNya kosong, entah siapa yang mencuri mayatNya. Pernahkah sdr membicarakan tentang seseorang dan tiba-tiba orang itu tiba-tiba datang dan sdr mungkin berkata: “Lho kamu baru saja dibicarakan, kok sekarang datang.” Terlebih lagi Yesus yang hidup, bila ada orang dengan segenap hati berbicara tentang DIA, maka DIA pasti datang. Yesus datang dan memberikan “damai sejahtera.” Sebab Yesus hidup, maka Dia datang dan mengubah ketakutan mereka menjadi “damai sejahtera”. 
Tetapi seorang rasul, Tomas, ketinggalan – dia tidak mendapat damai sejahtera, sebab dia tidak berkumpul bersama yang lainnya. Tomas larut dalam kesedihan dan terlalu dikuasai ketakutan terhadap orang Yahudi (musuh mereka), jadi dia memutuskan untuk sembunyi sendirian. Amat sering terjadi sampai sekarang, orang yang susah atau takut atau sakit hati mengambil keputusan untuk menyendiri. Menyendiri tidak akan mengobati kesusahan, tidak akan melenyap-kan ketakutan, tidak akan menyembuhkan sakit hati. Menyendiri justru menimbulkan kebimbangan/ keraguan, seperti yang terjadi dalam diri Tomas. Semua temannya bersu-kacita, melihat Yesus hidup dan mengalami mujizat y.i. damai sejahtera dari Tuhan sendiri, tetapi Tomas tidak. Yang perlu diperhatikan dan ditiru disini adalah “kepedulian ke sepuluh rasul itu terhadap Tomas”, sehingga Tomas mau hadir minggu berikutnya. Pelajaran pertama di sini adalah: “Milikilah kepedulian terhadap saudaramu.” Karena itu seminggu kemudian Tomas hadir bersama-sama mereka (ay 26). Dan sekali lagi, Tuhan Yesus hadir di tengah mereka. Bagi Tomas, kehadirannya mengubah keraguannya/ ke-bimbangannya menjadi iman dan pengakuan yang sejati: “Ya Tuhanku dan Allahku !” (ay 28). Pelajaran bagi kita adalah: 1. Jangan meninggalkan persekutuan bersama-sama (Ibrani 10: 25). 2. Bersekutulah dengan sehati dalam satu pokok bahasan saja y.i. Yesus Kristus. Hanya inilah satu-satunya cara untuk menghadirkan Tuhan ditengah kita. Dan yang terakhir: Hasilnya pasti – Iman di teguhkan. Dan bagi orang yang beriman tidak ada yang mustahil. Dan kembali kepada ay 22, dikatakan bahwa: “Mereka menerima Roh Kudus.”