"Efraim mencampurkan dirinya di antara bangsa-bangsa, Efraim
telah menjadi roti bundar yang tidak dibalik" (Hosea 7 : 8)
Roti bundar adalah menu sehari-hari
orang Israel purba. Dibuat dari adonan tepung yang dibentuk menjadi bundar lalu
di-panggang di atas batu. Supaya matangnya merata, dalam proses pembuatannya
roti tsb harus dibolak-balik. Roti bundar yang tidak dibalik menjadi roti yang
gosong/ angus di satu sisi sedang di sisi satunya mentah. Tidak bisa dimakan,
tidak ada gunanya alias dibuang.
Efraim adalah satu suku yang utama di
Israel. Yakub menubuatkan berkat yang istimewa bagi Efraim. Seperti semua orang
waktu itu ingin dikenyangkan oleh roti bundar yang dibuatnya, begitulah Tuhan
ingin dipuaskan oleh Efraim yang diberkati-Nya. Namun di mata Tuhan, Efraim
seperti roti bundar yang dibentuk dari adonan yang baik, tetapi menjadi seperti
roti bundar yang tidak dibalik.
Orang yang membuat roti bundar yang
tidak dibalik adalah orang yang lalai dan bodoh. Roti bundar yang tidak dibalik
menggam-barkan kehidupan yang tidak seimbang, kehidupan yang tidak berguna,
kehidupan yang tidak berkenan di mata Tuhan.
Tidak
seharusnya Efraim menjadi seperti itu, karena dia diberkati - adonan dari bahan
terbaik, tetapi Efraim gagal membentuk dirinya dengan baik. Mengapa?
1. Lalai dan
bodoh. Dia bersahabat akrab sekali dengan bangsa-bangsa kafir yang jahat,
bersekutu dengan mereka dalam berbagai bidang pemerintahan, kehidupan maupun
iman. Begitulah Efraim dengan lalai dan bodoh mengabaikan berkat Tuhan yang telah diberikan pada
mereka. Berkat Tuhan itu menjadi rusak dan tidak terwujud dalam mereka. Atau dengan kata
lain, Efraim gagal mewujudkan berkat Tuhan yang telah mereka terima, untuk
menjadi kehidupan yang berguna dan berkenan kepada Tuhan.
2. Kehidupan
yang tidak seimbang. Satu sisi gosong/ angus sedang sisi lainnya mentah.
Manusia hidup di dua dunia, yaitu dunia jasmani dan dunia rohani. Keseimbangan keduanya
haruslah dijaga. Efraim hanya memperhatikan dunia jasmaniahnya saja, karena itu
untuk menjaga kelangsungan jasmaninya, mereka bersekutu dengan musuh-musuh
jasmani yang mengelilingi-nya dan melupakan Allah-nya (Yahweh). Persekutuan
tsb. menyebabkan Efraim meniru gaya hidup dan kepercayaan kafir y.i.
penyembahan berhala. Efraim melalaikan dunia rohaninya. Akibatnya Efraim
kehilangan identitas dirinya
sebagai umat Tuhan yang diberkatiNya.
Bangsa atau orang yang
kehilangan identitas dirinya adalah bangsa atau orang yang berada diambang
kehancuran.
Jadi perhatikan dengan
seimbang kehidupan jasmaniah dan rohani sdr. agar menjadi roti bundar yang baik
dan berkenan/ memuaskan hati Tuhan.