Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Friday, November 15, 2013

Di mana kita fokus, di situ kita berhasil

Kejadian 4: 13 - 24
Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung" (Kejadian 4: 13). Kain berbicara kepada TUHAN, artinya Kain mengenal TUHAN. Setiap kali dalam Alkitab dituliskan TUHAN itu adalah Yahwe. Kain bukan orang penyembah berhala, dia menyembah TUHAN, tetapi dia adalah orang yang tidak sungguh-sungguh beriman, karena itu dia tidak mau bertobat dari dosanya, malahan dia pergi atau lari dari hadapan TUHAN, sebagaimana yang tertulis dalam ay 16 - "Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN. Tuhan memang menghukum Kain, tetapi Tuhan tidak meninggalkan Kain, malahan dalam hukuman TUHAN itu terkandung anugerah bahwa TUHAN menjaga Kain (Firman TUHAN kepadanya: "...... Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." - Siapakah yang akan membalas? Tuhan sendiri). Tetapi Kain tidak dengan sukarela menjalani hukumannya, malahan Kain pergi dari hadapan/ hadirat TUHAN - "Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN" (Kejadian 4: 16). Perlu kita ketahui, orang bisa mengembara kemana saja, tetapi tetap di hadapan TUHAN y.i. bila dia memelihara ibadah/ persekutuannya dengan TUHAN. Sebaliknya orang secara fisik bisa saja tidak kemana-mana, tinggal di tempat, tetapi dia sudah pergi dari hadapan TUHAN, sebab dia menghentikan ibadah dan persekutuannya dengan TUHAN. Dalam hal Kain, dia memang pergi mengembara sesuai dengan hukuman TUHAN, tetapi disamping itu dia memutuskan hubungannya dengan TUHAN, itulah yang dimaksudkan dengan - "Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN."
Yang perlu kita perhatikan selanjutnya adalah akibat atau hasil Kain meninggalkan TUHAN itu mengejutkan. Keturunan Kain, yi orang-orang yang mengabaikan TUHAN justru menjadi tokoh pembangunan dunia yang pertama - Kota pertama di dunia dibangun oleh Kain ("Kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh" Kejadian 4: 17). Keturunan Kain menjadi perintis atau pionir kaum pengembara dan peternak (Kejadian 4: 20 - "Ada melahirkan Yabal; dialah yang menjadi bapa orang yang diam dalam kemah dan memelihara ternak), penemu musik (kecapi dan suling) sekaligus pemusik pertama di dunia (Kejadian 4: 21 - Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling) dan yang terpenting agaknya adalah menjadi penemu tembaga dan besi yang dipakai luas sekali mulai dari alat rumah tangga, transportasi, alat-alat pertanian sampai senjata (Kejadian 4: 19 - Tubal-Kain, bapa semua tukang tembaga dan tukang besi) , dan pelopor dari perkawinan poligami (Lamekh mengambil isteri dua orang - Kejadian 4: 19). Mereka jauh meninggalkan orang-orang saleh keturunan Set dalam segala bidang kehidupan duniawi. Mengapa bisa demikian? Karena mereka/ keturunan Kain memusatkan seluruh perhatiannya kepada dunia dan sama sekali mengabaikan Tuhan.
Pelajaran bagi kita adalah: Apa saja yang menjadi pusat perhatian sdr, di situlah sdr berhasil. Orang yang memusatkan perhatiannya pada dunia akan berhasil di dunia, orang yang memusatkan perhatiannya pada kecemasan akan menjadi orang yang cemas, orang yang memusatkan perhatiannya pada perkara-perkara yang rohani akan menjadi orang yang rohani. Sdr-lah yang menentukan mau menjadi orang yang berhasil dalam bidang apa. Tetapi sdr harus paham akan peringatan Tuhan Yesus ini: "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya" (Markus 8: 36). Karena itu kalau sdr memang beriman pada Tuhan Yesus, pikirkanlah (pusatkan perhatianmu, fokuslah) pada perkara-perkara yang diatas (y.i. kerajaan Allah), bukan yang di bumi (Kolose 3: 1 dan 2) dan yang lainnya (yang duniawi, materi) akan ditambahkan ke padamu ("Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" Matius 6: 33)


Hangus namun masih mentah

"Efraim mencampurkan dirinya di antara bangsa-bangsa, Efraim telah menjadi roti bundar yang tidak dibalik" (Hosea 7 : 8)
Roti bundar adalah menu sehari-hari orang Israel purba. Dibuat dari adonan tepung yang dibentuk menjadi bundar lalu di-panggang di atas batu. Supaya matangnya merata, dalam proses pembuatannya roti tsb harus dibolak-balik. Roti bundar yang tidak dibalik menjadi roti yang gosong/ angus di satu sisi sedang di sisi satunya mentah. Tidak bisa dimakan, tidak ada gunanya alias dibuang.
Efraim adalah satu suku yang utama di Israel. Yakub menubuatkan berkat yang istimewa bagi Efraim. Seperti semua orang waktu itu ingin dikenyangkan oleh roti bundar yang dibuatnya, begitulah Tuhan ingin dipuaskan oleh Efraim yang diberkati-Nya. Namun di mata Tuhan, Efraim seperti roti bundar yang dibentuk dari adonan yang baik, tetapi menjadi seperti roti bundar yang tidak dibalik.
Orang yang membuat roti bundar yang tidak dibalik adalah orang yang lalai dan bodoh. Roti bundar yang tidak dibalik menggam-barkan kehidupan yang tidak seimbang, kehidupan yang tidak berguna, kehidupan yang tidak berkenan di mata Tuhan.
Tidak seharusnya Efraim menjadi seperti itu, karena dia diberkati - adonan dari bahan terbaik, tetapi Efraim gagal membentuk dirinya dengan baik. Mengapa?
1. Lalai dan bodoh. Dia bersahabat akrab sekali dengan bangsa-bangsa kafir yang jahat, bersekutu dengan mereka dalam berbagai bidang pemerintahan, kehidupan maupun iman. Begitulah Efraim dengan lalai dan bodoh  mengabaikan berkat Tuhan yang telah diberikan pada mereka. Berkat Tuhan itu menjadi rusak dan  tidak terwujud dalam mereka. Atau dengan kata lain, Efraim gagal mewujudkan berkat Tuhan yang telah mereka terima, untuk menjadi kehidupan yang berguna dan berkenan kepada Tuhan.
2. Kehidupan yang tidak seimbang. Satu sisi gosong/ angus sedang sisi lainnya mentah. Manusia hidup di dua dunia, yaitu dunia jasmani dan dunia rohani. Keseimbangan keduanya haruslah dijaga. Efraim hanya memperhatikan dunia jasmaniahnya saja, karena itu untuk menjaga kelangsungan jasmaninya, mereka bersekutu dengan musuh-musuh jasmani yang mengelilingi-nya dan melupakan Allah-nya (Yahweh). Persekutuan tsb. menyebabkan Efraim meniru gaya hidup dan kepercayaan kafir y.i. penyembahan berhala. Efraim melalaikan dunia rohaninya. Akibatnya Efraim kehilangan identitas dirinya sebagai umat Tuhan yang diberkatiNya.
Bangsa atau orang yang kehilangan identitas dirinya adalah bangsa atau orang yang berada diambang kehancuran.
Jadi perhatikan dengan seimbang kehidupan jasmaniah dan rohani sdr. agar menjadi roti bundar yang baik dan berkenan/ memuaskan hati Tuhan.