Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" (1 Raja-raja 18: 9 dan ay 13)
Disamping nama Jokowi, hari-hari ini walikota Surabaya menjadi pusat perhatian, karena prestasinya sebagai kepada daerah dan apalagi setelah dia ingin mundur. Alasan keinginannya untuk mundur adalah: "Saya sudah capek, semua sudah saya korbankan untuk melayani dan mensejahterakan warga Surabaya, tetapi begitu banyak hambatan dan perlawanan terhadap saya. Sudahlah, saya ingin berhenti saja jadi walikota."
Saya jadi teringat kepada nabi Elia. Menurut pengakuan Elia, dia sudah habis-habisan melayani orang Israel dan dia merasa capek dan frustrasi, itu sebabnya dia berdoa:
"Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." (1 Raja-raja 19: 8). Karena keadaannya yang seperti itu, Tuhan memerintahkan dia pergi ke Horeb. Di Horeb Elia masuk ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka di sana dua kali TUHAN bertanya kepadanya:
"Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" Elia menjawab pertanyaan tsb. dengan keluhan bahwa dia sudah capek dan putus asa melayani orang Israel, sebab dia merasa berjuang/ melayani sendirian, tidak ada yang mendukung pelayanannya. Tepatnya Elia berkata demikian:
"Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku," (1 Raja-raja 19: 10).
Orang yang merasa berjuang sendirian, satu saat akan frustrasi dan capek. Tuhan, menjawab Elia bahwa:
(1) Elia masih punya tugas, tidak seharusnya bersembunyi di Horeb. Firman Tuhan kepadanya:
Pergilah, kenbalilah ke jalanmu ..........., engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram. Juga Yehu cucu Nimsi haruslah kau urapi menjadi raja atas Israel, (1 Raja-raja 19: 15- 16).
(2) Kamu tidak sendirian -
Elisa bin Safat harus kau urapi menjadi nabi menggantikan engkau, tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baat dan yang mulutnya tidak mencium dia (1 Raja-raja 19: 16 dan ay. 18)
Jadi Tuhan memberi teman-teman kepada Elia sekaligus menugaskan Elia untuk melantik teman-temannya itu bekerja sama dengan dia.
Elia taat. dia bangkit dari keputusasaannya dan kejenuhannya, dia pergi meninggalkan gua di Horeb untuk melakukan tugas pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Hasilnya: Dia sampai akhir hidupnya dan mengakhi hidupnya dalam kemuliaan y.i. diangkat hidup-hidup ke sorga (2 Raja-raja 2 - "Sedan mereka (Elia dan Elisa) berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.")
Kita harus benar-benar menyadari bahwa kehidupan ini adalah pelayanan di ladang Tuhan. Kita ditugaskan dan dipanggil untuk melayani masyarakat, melayani bangsa dan penting sekali melayani jemaat dan keluarga dengan cara menjadi berkat (berkontribusi positif melalui bidang kehidupan yang dipercayakan Tuhan kepada kita) bagi mereka. Kita sering merasa kewalahan, capek dan putus asa, apalagi bisa merasa ditinggalkan sendirian bekerja dan orang lain atau keluarga kita sendiri cuek terhadap kita/ kesibukan kita. Kita perlu berkali-kali mengingatkan diri sendiri pada kenyataan ini: Sdr tidak sendirian, semua orang dipanggil untuk pelayanan tsb. Karena itu janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan (Roma 12: 13).