Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Thursday, February 20, 2014

Jangan Lelah Bekerja

Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" (1 Raja-raja 18: 9 dan ay 13)

Disamping nama Jokowi, hari-hari ini walikota Surabaya menjadi pusat perhatian, karena prestasinya sebagai kepada daerah dan apalagi setelah dia ingin mundur. Alasan keinginannya untuk mundur adalah: "Saya sudah capek, semua sudah saya korbankan untuk melayani dan mensejahterakan warga Surabaya, tetapi begitu banyak hambatan dan perlawanan terhadap saya. Sudahlah, saya ingin berhenti saja jadi walikota."
Saya jadi teringat kepada nabi Elia. Menurut pengakuan Elia, dia sudah habis-habisan melayani orang Israel dan dia merasa capek dan frustrasi, itu sebabnya dia berdoa: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." (1 Raja-raja 19: 8). Karena keadaannya yang seperti itu, Tuhan memerintahkan dia pergi ke Horeb. Di Horeb Elia masuk ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka di sana dua kali TUHAN bertanya kepadanya: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" Elia menjawab pertanyaan tsb. dengan keluhan bahwa dia sudah capek dan putus asa melayani orang Israel, sebab dia merasa berjuang/ melayani sendirian, tidak ada yang mendukung pelayanannya. Tepatnya Elia berkata demikian: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku," (1 Raja-raja 19: 10).
Orang yang merasa berjuang sendirian, satu saat akan frustrasi dan capek. Tuhan,  menjawab Elia bahwa:
(1) Elia masih punya tugas, tidak seharusnya bersembunyi di Horeb. Firman Tuhan kepadanya: Pergilah, kenbalilah ke jalanmu ..........., engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram. Juga Yehu cucu Nimsi haruslah kau urapi menjadi raja atas Israel, (1 Raja-raja 19: 15- 16).
(2) Kamu tidak sendirian - Elisa bin Safat harus kau urapi menjadi nabi menggantikan engkau, tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baat dan yang mulutnya tidak mencium dia (1 Raja-raja 19: 16 dan ay. 18)
Jadi Tuhan memberi teman-teman kepada Elia sekaligus menugaskan Elia untuk melantik teman-temannya itu bekerja sama dengan dia.
Elia taat. dia bangkit dari keputusasaannya dan kejenuhannya, dia pergi meninggalkan gua di Horeb untuk melakukan tugas pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Hasilnya: Dia sampai akhir hidupnya dan mengakhi hidupnya dalam kemuliaan y.i. diangkat hidup-hidup ke sorga (2 Raja-raja 2 - "Sedan mereka (Elia dan Elisa) berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.")
Kita  harus benar-benar menyadari bahwa kehidupan ini adalah pelayanan di ladang Tuhan. Kita ditugaskan dan dipanggil untuk melayani masyarakat, melayani bangsa dan penting sekali melayani jemaat dan keluarga dengan cara menjadi berkat (berkontribusi positif melalui bidang kehidupan yang dipercayakan Tuhan kepada kita) bagi mereka. Kita sering merasa kewalahan, capek dan putus asa, apalagi bisa merasa ditinggalkan sendirian bekerja dan orang lain atau keluarga kita sendiri cuek terhadap kita/ kesibukan kita. Kita perlu berkali-kali mengingatkan diri sendiri pada kenyataan ini: Sdr tidak sendirian, semua orang dipanggil untuk pelayanan tsb. Karena itu janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan (Roma 12: 13).

Saturday, February 15, 2014

Berserah kepada Tuhan

"Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepadaNya, dan IA akan bertindak" (Mazmur 37: 5). "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab IA yang memelihara kamu" (1 Petrus 5: 7)

Tuhan tidak meminta kita menyerahkan masalah kita, sebab menyerahkan masalah hanyalah menyerahkan sebagian dari hidup kita, yaitu bagian hidup yang kita anggap bermasalah, sedangkan bagian hidup yang kita pikir baik-baik saja tidak kita serahkan pada Tuhan. Artinya bagian hidup yang tidak bermasalah menurut anggapan kita, mau kita urus sendiri.
Yang dikehendaki Tuhan adalah kita menyerahkan hidup dan kekuatiran kita kepadaNya. Artinya Tuhan ingin agar kita menyerahkan kendali hidup kita sepenuhnya pada Tuhan, yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah.
Kita hanya bisa menyerahkan sesuatu kepada orang yang kita percayai bahwa dia mau, mampu dan peduli menolong kita.
Perhatikan Mazmur 37: 5 dan 1 Petrus 5: 7, kedua ayat ini menyatakan bahwa Tuhan:
         1. Mau
         2. Mampu
         3. Peduli
pada hidup kita dan Dia berjanji untuk bertindak dan memelihara kita bila kita menyerahkan hidup dan kekuatiran kita padaNya.
Jadi, untuk hidup dengan baik sebenarnya tidak terlalu sulit. Saudara hanya perlu menyerahkan kehidupanmu dan kekuatiranmu padaNya, percayai Dia dengan cara mengikuti saja apa yang dikatakanNya (difirmankanNya). Sepasti matahari terbit di pagi hari, sepasti itulah tindakanNya dan pemeliharaanNya dalam hidup orang yang berserah dan percaya padaNya.

Friday, February 7, 2014

Tuhan Yesus Tidak Pernah Bingung!

Dalam Injil Lukas 21 : 25 - 26, Tuhan Yesus berkata, bahwa: "Di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelombang laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang." Perkataan Tuhan Yesus ini berkenaaan dengan keadaan manusia di akhir jaman. Bila kita mengamati dengan cermat keadaan dunia (termasuk keadaan manusianya), maka kita perlu berpikir serius bahwa firman Tuhan Yesus ini sedang terjadi sekarang ini. Yah, diseluruh dunia orang bingung dan takut dibawah ancaman bencana alam dan ancaman manusia jahat, misalnya terorisme yang di beberapa bagian dunia begitu sering terjadi. Hanya orang dunia yang cuek atau sakit (jiwanya) yang tidak terpengaruh dengan keadaan yang mencemaskan ini atau tepatnya yang tidak bingung.
Tetapi kita pun perlu mencamkan bahwa segawat apa pun situasi / keadaan dunia dan umat manusia, Tuhan Yesus tidak pernah bingung. Dia tidak bingung waktu dalam keadaan sebagai manusia menghadapi tantangan, kesulitan, bencana alam bahkan waktu menghadapi salib sekali pun. Dia tidak bingung, sebab Dia Maha Kuasa dan Maha Tahu. Semua yang terjadi ada dalam pengetahuan dan kendaliNya. Sebaliknya, kita sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi (paling kita bisa memperhitungkan atau menduga apa yang akan terjadi) dan bila terjadi sesuatu hal yang buruk, kita tidak mempunyai kendali atau kehilangan kendali atasnya.
Apakah kita akan bingung dan takut bila kita mempunyai sedikit saja dari pengetahuan dan kuasa Tuhan Yesus? Jawabnya: Kita tidak akan bingung bila memiliki sedikit saja pengetahuan dan kuasa Tuhan Yesus
Kita harus bersyukur, sebab di dalam Tuhan Yesus Allah Bapa telah mengaruniakan pengetahuan dan kuasa itu y.i. dalam Roh Kudus yang dikaruniakannya kepada kita, sebagaimana tertulis dalam 1 Korintus 2: 9 - 11 sbb: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah." Oleh Roh itu kita mendapatkan penyataan tentang rahasia Allah bahkan mengetahui apa yang dipikirkan Allah khususnya tentang diri kita sendiri. Akibatnya kita mempunyai pandangan yang berbeda dari dunia ini tentang semua yang terjadi, paling tidak tentang apa yang kita alami secara pribadi, sebab kita mempunyai pikiran allah. Kita menilai segala sesuatu dengan tepat, sebab sebenarnya semua kejadian di dunia ini dan khususnya yang terjadi dalam pribadi kita haruslah dinilai secara rohani dengan pikiran Kristus, tertulis demikian: "Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secra rohani. Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan ? tetapi kami memiliki pikiran Kristus - 1 Korintus 2: 14 dan 16. Kita tidak akan pernah bertanya: Apa sih maunya Tuhan, kok saya harus mengalami hal ini, sebab kita yang memiliki pikiran Kristus mengetahui kehendak Tuhan untuk kehidupan kita. Dengan singkat dapat dikatakan: Seperti Tuhan Yesus tidak pernah bingung, begitu pula kita tidak perlu bingung. Dan percayalah, semua apa pun yang terjadi dalam hidup ini - Tuhan Yesus itu baik, Dia memberikan apa yang tidak pernah terlintas dalam pikiran kita (1 Korintus 2: 9) berarti PemberianNYA jauh melampaui angan-angan pikiran kita.

Wednesday, February 5, 2014

Tergelincir di jalan yang lurus

Siapa yang bijaksana biarlah ia memahami semuanya ini. Siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ. (Hosea 14 : 10)
Adapun Allah, jalan-Nya sempurna ....... (Mazmur 18: 31 a)
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan ....." (Yohanes 14: 6)

Kehidupan ini adalah perjalanan, itu sebabnya ada ungkapan : "Perjalanan hidup." Perjalanan memerlukan jalan. Jalan yang bagus memudahkan perjalanan, sebaliknya jalan yang rusak sangat mengganggu. Orang suka jalan yang rata, itu membuat perjalanan lebih nyaman dan seringkali lebih cepat sampai ketujuan, misalnya jalan tol.

Bagi perjalanan hidup, jalan yang sempurna adalah jalan Tuhan - jalan Tuhan adalah jalan yang lurus, meski pun tidak rata. Jalan ini hanya bisa ditempuh oleh orang benar dan membawanya kepada "hidup" yang sejati. Pemberontak = orang yang melawan, menentang, justru jatuh tergelincir di situ. Contohnya adalah perjalanan keluaran orang Israel. Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, ........ Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke laut Teberau (Keluaran 13: 17a dan ay 18).
Bagi Firaun, orang degil dan fasik itu, orang Israel yang berjalan mengikuti pimpinan Tuhan itu tersesat dan terkurung di padang gurun. Tuhan menyatakan pikiran Firaun waktu itu: "Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka" (Keluaran 14: 3). Bagi Firaun adalah satu hal yang tidak masuk diakal bahwa orang Israel justru menuju laut Teberau, mau menyeberang pakai apa? Jalan Tuhan memang tidak bisa dipahami oleh pemberontak dan karena itu pemberontak tergelincir di jalan Tuhan ("Sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus; dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ." Hosea 14: 10). Firaun adalah pemberontak, dia tahu Tuhan, tetapi dia melawan Tuhan. Diluar perhitungannya: Orang Israel mengikuti jalan Tuhan berjalan kaki menyeberangi laut Teberau di tanah yang kering.. Tetapi perhatikan: Dijalan yang sama itu (jalan keselamatan bagi orang Israel) Firaun dan pasukannya yang mengendarai kereta perang justru tenggelam. Ditulis dalam Keluaran 14: 28- 29 sbb - "Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorang pun tidak ada yang tinggal dari mereka. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka." “Pemberontak tergelincir di jalan Tuhan.”
Bila sdr selama ini mengikuti / taat pada pimpinan Tuhan dan ternyata sdr sekarang menghadapi jalan buntu dan bahaya karena ketaatan sdr. Jangan takut, sebab situasi itu adalah saatnya Tuhan menyatakan bahwa jalanNya adalah yang terbaik, sebagaimana tertulis dalam Mazmur 18: 31 sbb; "Adapun Allah, jalan-Nya sempurna.
Melewati padang gurun dan laut teberau ini, ada dua kebaikan yang dialami oleh orang Israel dan dua itu juga dialami oleh semua orang yang taat pada pimpinan Tuhan, yaitu: (1) Jalan memang lurus namun seringkali tidak rata. Itu menggambarkan kehidupan yang sulit justru menjadi kenyataan kuasa Tuhan menolong kita dan (2) Seperti bangsa Israel tidak pernah lagi bisa menyeberangi laut Teberau untuk kembali ke Mesir, begitulah kehidupan kita yang dipimpin Tuhan tidak akan pernah lagi bisa kembali kepada kehidupan yang lama. Saya teringat nyanyian ini: “JalanMu tak terselami oleh setiap hati kami, tapi satu hal ku percaya ada rencana yang indah. PenyertaanMu sempurna, rancanganMu p'nuh damai, aman dan sejahtera walau ditengah badai, dst….. (John)