Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Saturday, April 27, 2013

LAYAKKAH ENGKAU MARAH?

Yunus 4: 4, 9


Marah! Siapakah yang belum pernah marah ke pada orang lain atau menjadi sasaran kemarahan orang lain?
Tuhan tidak sepenuhnya melarang orang marah, tergantung dari alasan yang menyebabkan seseorang menjadi marah! Dalam Efesus 4: 26, Tuhan menasihatkan kita sbb: "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa ....." Selanjutnya dalam Yakobus 1: 19 dinasihatkan: "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah setiap orang hendaklah ....... lambat untuk marah." Jadi, Tuhan melarang marah yang berdosa. Bagaimanakah marah yang berdosa? Dalam kitab nabi Yunus dituliskan tentang kemarahan Yunus dan pertanyaan Tuhan kepada Yunus :"Layakkah engkau marah?"  Dari pertanyaan Tuhan ini kita bisa menelaah tiga kemarahan yang tidak boleh dilakukan. Yaitu:
1. Waktu harapannya atau kehendaknya tidak terwujud. Meski pun Yunus berkhotbah di Niniwe sehingga seluruh penduduk Niniwe bertobat dari dosa-dosanya, sebenarnya harapan dan kehendak Yunus adalah penduduk Niniwe tetap berdosa dan Tuhan menghukum/ menghancurkan mereka. Yunus menjadi marah, karena Tuhan mengampuni orang Niniwe, sehingga tidak menghancurkan Niniwe (Yunus 3: 10 dan 4: 1). Untuk kemarahan Yunus itu, Tuhan bertanya padanya: "Layakkah engkau marah?" (Yunus 4: 4). Jelas maksud Tuhan dalam pertanyaannya itu adalah: Kemarahan yang didasari oleh harapan atau kehendak yang tidak terwujud adalah kemarahan yang tidak layak.
2. Kenbencian. Yunus membenci bangsa Asyur yang beribukota di Niniwe. Kebencian itulah yang menyebabkan Yunus begitu ingin melihat Tuhan menghancurkan Niniwe. Karena itu Yunus marah waktu Tuhan mengampuni orang Niniwe (Yunus 4: 2). Untuk kemarahan tersebut Tuhan bertanya kepada Yunus: "Layakkah engkau marah?" Sekali lagi jawabannya adalah "tidak layak." Kemarahan yang didasari oleh kebencian adalah kemarahan yang tidak layak.
3. Kenikmatannya terganggu. Kematian pohon jarak tempatnya bernaung dari panas matahari benar-benar menyulut kemarahan Yunus, sehingga dia ingin mati saja (Yunus 4: 8- 9). Dan kembali Tuhan bertanya pada Yunus: "Layakkah engkau marah?" Dengan keras kepala Yunus berkata: "Selayaknyalah aku marah sampai mati." (Yunus 4: 9). Jawaban yang benar terhadap pertanyaan Tuhan itu adalah: "Gangguan kenikmatan bukanlah alasan yang membenarkan seseorang untuk marah!"
Karena itu saudara-saudara yang kekasih, kalau kemarahan saudara timbul karena kepentingan pribadi sdr (Harapan, kehendak) tidak terwujud atau karena kebencian atau karena kenikmatan sdr terganggu, itu adalah kemarahan yang egois, ingatlah firman ini: "Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan." (Mazmur 37: 8).

No comments:

Post a Comment