Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Tuesday, April 30, 2013

Jangan Meremehkan Apa pun


Yosua 7

Kekalahan orang Israel dalam peperangan melawan kota Ai, benar-benar mengejutkan. Ai hanyalah kota kecil, sedangkan tentara Israel setelah 40 tahun mengembara di padang gurun adalah tentara yang ditakuti oleh lawan-lawannya. Dengan pertolongan Tuhan, mereka telah menaklukkan kerajaan Sihon dan Og, dengan pertolongan Tuhan mereka mengalahkan kota Yerikho. Tetapi mengapa mereka bisa dikalahkan oleh Raja Ai? Bagaimana proses kekalahan tersebut? Faktor utama kekalahan itu adalah: diluar pengetahuan Yosua dan orang Israel, Akhan telah berdosa dengan mencuri barang-barang dari kota Yerikho. Dosa itu menyebabkan Tuhan tidak menyertai orang Israel dan celakanya orang Israel tidak tahu bahwa Tuhan telah meninggalkan mereka. Pertanyaannya adalah mengapa mereka tidak tahu bahwa Tuhan tidak menyertai mereka? Jawabnya ada dalam Yosua pasal 7, yi: Mereka tidak berdoa. Baru setelah mereka kalah, Yosua berdoa bertanya dan berkeluh kesah kepadaTuhan (ay 7-9). Mengapa mereka tidak berdoa? Karena mereka menganggap enteng atau meremehkan lawannya, dalam bahasa sekarang laporan mata-mata Yosua sbb: "Yosua, gampang sekali untuk mengalahkan Ai, mereka kecil dan lemah. Nggak usah repot-repot suruh saja sedikit tentara kita yang perkasa (yang baru mengalahkan Yerikho) untuk melumat kota Ai (ay 3)." Kalau saja mereka berdoa lebih dahulu bertanya pada Tuhan tentang peperangan melawan Ai, pastilah jawaban Tuhan bahwa ada dosa ditengah tentara Israel dan karena itu Dia tidak menyertai mereka (dalam ay 11 dst) diterima mereka sebelum peperangan, sehingga dosa Akhan tersingkap sebelum peperangan dan kekalahan yang memalukan itu tidak perlu terjadi. 

Pelajaran bagi kita adalah: Jangan pernah meremehkan apapun. Jangan pernah berpikir dan bertindak dengan kekuatan sendiri, karena pertimbangan kita bahwa yang kita hadapi  hanyalah hal sepele saja. Kita harus benar-benar menyadari firman Tuhan Yesus ini: "..... Sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yohanes 15: 5b). Karena itu segala hal besar atau kecil, bawa dahulu dalam doa kepada Tuhan dan jangan melakukan sesuatu sebelum ada jaminan bahwa Tuhan menyertai sdr, itu akan menghindarkan sdr dari banyak kegagalan yang menyakitkan. 

Saturday, April 27, 2013

LAYAKKAH ENGKAU MARAH?

Yunus 4: 4, 9


Marah! Siapakah yang belum pernah marah ke pada orang lain atau menjadi sasaran kemarahan orang lain?
Tuhan tidak sepenuhnya melarang orang marah, tergantung dari alasan yang menyebabkan seseorang menjadi marah! Dalam Efesus 4: 26, Tuhan menasihatkan kita sbb: "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa ....." Selanjutnya dalam Yakobus 1: 19 dinasihatkan: "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah setiap orang hendaklah ....... lambat untuk marah." Jadi, Tuhan melarang marah yang berdosa. Bagaimanakah marah yang berdosa? Dalam kitab nabi Yunus dituliskan tentang kemarahan Yunus dan pertanyaan Tuhan kepada Yunus :"Layakkah engkau marah?"  Dari pertanyaan Tuhan ini kita bisa menelaah tiga kemarahan yang tidak boleh dilakukan. Yaitu:
1. Waktu harapannya atau kehendaknya tidak terwujud. Meski pun Yunus berkhotbah di Niniwe sehingga seluruh penduduk Niniwe bertobat dari dosa-dosanya, sebenarnya harapan dan kehendak Yunus adalah penduduk Niniwe tetap berdosa dan Tuhan menghukum/ menghancurkan mereka. Yunus menjadi marah, karena Tuhan mengampuni orang Niniwe, sehingga tidak menghancurkan Niniwe (Yunus 3: 10 dan 4: 1). Untuk kemarahan Yunus itu, Tuhan bertanya padanya: "Layakkah engkau marah?" (Yunus 4: 4). Jelas maksud Tuhan dalam pertanyaannya itu adalah: Kemarahan yang didasari oleh harapan atau kehendak yang tidak terwujud adalah kemarahan yang tidak layak.
2. Kenbencian. Yunus membenci bangsa Asyur yang beribukota di Niniwe. Kebencian itulah yang menyebabkan Yunus begitu ingin melihat Tuhan menghancurkan Niniwe. Karena itu Yunus marah waktu Tuhan mengampuni orang Niniwe (Yunus 4: 2). Untuk kemarahan tersebut Tuhan bertanya kepada Yunus: "Layakkah engkau marah?" Sekali lagi jawabannya adalah "tidak layak." Kemarahan yang didasari oleh kebencian adalah kemarahan yang tidak layak.
3. Kenikmatannya terganggu. Kematian pohon jarak tempatnya bernaung dari panas matahari benar-benar menyulut kemarahan Yunus, sehingga dia ingin mati saja (Yunus 4: 8- 9). Dan kembali Tuhan bertanya pada Yunus: "Layakkah engkau marah?" Dengan keras kepala Yunus berkata: "Selayaknyalah aku marah sampai mati." (Yunus 4: 9). Jawaban yang benar terhadap pertanyaan Tuhan itu adalah: "Gangguan kenikmatan bukanlah alasan yang membenarkan seseorang untuk marah!"
Karena itu saudara-saudara yang kekasih, kalau kemarahan saudara timbul karena kepentingan pribadi sdr (Harapan, kehendak) tidak terwujud atau karena kebencian atau karena kenikmatan sdr terganggu, itu adalah kemarahan yang egois, ingatlah firman ini: "Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan." (Mazmur 37: 8).

Thursday, April 11, 2013

"AKU tahu ..... !"

Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, ...... (Wahyu 2: 2); Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu - namun engkau kaya - ....... (Wahyu 2: 9); Aku tahu di mana engkau diam, ........ (Wahyu 2: 13); Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang  pertama (Wahyu 2: 19); Aku tahu segala pekerjaanmu: ......... (Wahyu 3: 1); Aku tahu segala pekerjaanmu: ......; Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa,  namun engkau menuruti firmanKu dan engkau tidak menyangkal nama-Ku (Wahyu 3: 8); Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. (Wahyu 3: 15).

Pernyataan: "AKU tahu ........... tentang kamu". selalu bersangkutan dengan suatu hubungan antara dua orang atau lebih. Contohnya: Isteri berkata kepada suaminya: "Aku tahu ......... mu!" Kita selalu menginginkan orang lain berkata: "Aku tahu ........ (mengenai kita)" untuk hal-hal yang pantas diketahui orang lain dan yang menguntungkan kita, misalnya bila mereka tahu tentang hal-hal baik, kelebihan kita, maka kita menuai pujian, atau mereka tahu tentang kesulitan kita, maka kita bisa menuai pertolongan atau minimal simpati mereka. Sebaliknya kita tidak ingin seorang pun tahu tentang kita, bila hal-hal yang mereka ketahui itu merugikan kita, misalnya kesalahan kita atau hal-hal negatif lain yang merugikan nama baik kita.

Dalam kitab Wahyu ini Tuhan Yesus berkata kepada seluruh jemaat-Nya diseluruh dunia dan sepanjang sejarah: "AKU tahu ......... mu!" Dihadapan mata-Nya yang bagaikan nyala api, segala hal tentang jemaat-Nya diketahui-Nya dengan jelas, tidak ada yang bisa disembunyikan terhadap Dia. Kenyataan bahwa Tuhan Yesus tahu itu bisa berarti berkat sekali gus peringatan  untuk waspada atau memperbaiki diri.

Berarti "Berkat!" atau "Perkenanan Tuhan", karena Tuhan Yesus berkata: "AKU tahu kesusahanmu, AKU tahu kemiskinanmu, AKU tahu di mana engkau diam, AKU tahu pekerjaanmu". Pernyataan Tuhan Yesus ini mengungkapkan kepedulian-Nya dan pengertian-Nya terhadap kita dan itu juga berarti DIA menolong kita dalam kesusahan kita, dalam kemiskinan kita, dalam masalah tempat kediaman kita, dalam pekerjaan kita. Kita tidak dibiarkannya bergumul sendirian !

Berarti "Waspada" atau "peringatan untuk memperbaiki diri"! Khususnya untuk pernyataan Tuhan Yesus: "AKU tahu pekerjaanmu!" Perhatikan berulang-ulang Tuhan Yesus berkata: "AKU tahu pekerjaanmu!" Berarti Tuhan Yesus sangat memperhatikan atau sangat peduli pada pekerjaan kita jemaat-Nya di tengah dunia ini. Secara ringkas jemaat-Nya adalah "garam" dan "terang" dunia ini. Perlu kita camkan, bahwa sesuai dengan yang diketahui Tuhan Yesus, jemaat / setiap orang percaya akan menerima pahala yang setimpal atau hukuman yang setimpal. Karena Tuhan tidak suka menghukum, maka Dia menasehatkan jemaat yang pekerjaannya tidak baik agar segera memperbaiki diri.

Perlu kita renungkan baik-baik: Apakah kita percaya bahwa DIA yang tahu keadaan kita benar-benar peduli dan mengerti keadaan kita? Dan kemudian: Apakah kita cukup rendah  hati sehingga rela ditegur - dinasehati dan menyambutinya dengan pertobatan dan memperbaiki pekerjaan kita? Tuhan Yesus berkata: "Barangsiapa KU-kasihi, ia KU-tegur dan KU-hajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah" (Wahyu 3: 19).