Mazmur 102 : 1 – 23
Ketika dimusuhi orang, kita bisa mengadu pada Tuhan. Namun, jika Tuhan pun buang muka, kemana lagi kita bisa pergi? Situasi tanpa harapan ini pernah dialami pemazmur. Bagian pertama pemazmur mengungkapkan kesengsaraannya saat dicela musuh sekaligus dimurkai Tuhan. Ia merasa Tuhan menyembunyikan diri (ay 3) & membiarkannya terpuruk (ay 11). Akibatnya semangat hidup pemazmur meredup. Ia layu bagaikan rumput (ay 5, 12), tidak nafsu makan, tidak bisa tidur dan merasa sangat kesepian (ay 7, 8). Namun, dibagian kedua (ay 13-23), nada bicara pemazmur berubah. Muncul opti-misme. Pemazmur yakin Tuhan masih sayang kepada-nya (ay 14). Kesetiaan Tuhan lebih besar daripada mur-kanya. Pasti Tuhan akan kembali mengasihani dan mendengarkan doanya (ay 17, 18).
Hubungan dengan Tuhan bisa rusak karena dosa dan pemberontakan kita. Ketika hal itu terjadi, kita merasa seolah-olahTuhan jauh dan wajahnya menakutkan. Namun, jika kita bertobat, yakinlah bahwa Tuhan tetap peduli. Ternyata, Dia berwajah ramah.
No comments:
Post a Comment