Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Wednesday, March 20, 2013

Special song for today

King is coming


BILL GAITHER

Please enjoy the song, God Bless You

Tim Penggembalaan

Tuesday, March 19, 2013

bertekun dan berdoa



"Pada suatu hari, ketika IA mekan bersama-sama mereka, IA melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji BAPA, yang - demikian kataNYA -"telah kamu dengar dari pada-KU" (Kisah Rasul 1 : 4); Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, Ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus (Kisah Rasul 1: 14)
Segera setelah kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, 120 orang murid-murid Tuhan Yesus melakukan tindakan yang penting, yaitu (1) Taat pada firman Tuhan. Mereka kembali ke Yerusalem dan tidak meninggalkan kota itu, karena mereka taat pada perintah Tuhan (ay 4). (2) Mereka bertekun dalam doa (ay 14), karena mereka percaya dan mengharapkan penggenapan janji Tuhan. Hasilnya: Mereka dipenuhi Roh Kudus dan umat Tuhan bersatu dalam gereja. Saudara, prinsip yang sama tetap berlaku sampai hari ini. Semua pekerjaan besar bisa dilakukan oleh orang percaya, bila orang percaya taat pada firman Tuhan dan bertekun sehati dalam doa. Sayangnya, tidak semua orang percaya mau melakukan hal ini. Dalam 1 Kor 15:6 dikatakan Tuhan Yesus  menampakkan diri kepada 500 orang sekaligus, diperkirakan itu terjadi sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga. Berarti, hanya kurang lebih ¼ murid yang taat dan berdoa di Yerusalem. Sampai sekarang pun keadaannya seperti itu. Hanya sebagian kecil orang percaya yang mau taat dan berdoa dengan tekun. Bayangkan apa yang terjadi bila semua murid Tuhan mau taat dan tekun dalam doa.

Iman dan kerja keras, 2 hal yang harus dilakukan



Nehemia 4
Pasal ini menceritakan berbagai tantangan yang dialami Nehemia dan orang Yahudi waktu mereka  membangun
tembok kota Yerusalem yang ±150 tahun sebelumnya telah dihancurkan oleh raja Nebukadnezar. Nehemia melakukan tindakan yang tepat untuk menyingkirkan tantangan itu. Tindakan seperti itulah yang harus kita lakukan dalam menghadapi semua masalah kehidupan (termasuk juga masalah ekonomi), yaitu: (1) Berdoa dengan tidak putus-putusnya (ay 4-5, 9), lihat 1 Tes 5:17. (2) Hadapi masalah kehidupan dengan iman ke-pada Tuhan. Nehemia beriman untuk menghadapi mu-suh-musuhnya, karena ia yakin Tuhan berperang mela-wan musuh-musuhnya (ay 14, 19-20). Iman timbul dari membaca Alkitab setiap hari (Roma 10:17). (3) Bertin-dak berdasarkan iman. Ketika kita menghadapi masa-lah, maka kita harus bekerja keras disamping berdoa dan beriman kepada Tuhan. Nehemia dan orang Israel bekerja keras sambil berdoa dan berjaga-jaga di dalam melaksanakan pembangunan tembok Yerusalem (ay 21). Iman yang hidup harus disertai perbuatan yang nyata (Yakobus 2:17).

Menjadi konsisten



Matius 25 : 1 – 13
Pada saat saya merenungkan cerita ini, saya terkejut melihat beberapa fakta yang selama ini saya abaikan. Baik lima gadis bodoh maupun lima gadis bijaksana sama-sama diundang ke perjamuan kawin mempelai laki-laki, berarti mereka mengenal mempelai laki-laki. Gadis adalah seorang perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, artinya kesepuluh gadis ini adalah umat Tuhan yang kudus. Mengapa hanya lima orang gadis saja yang boleh masuk ke perjamuan Tuhan Yesus? Sebab hanya lima gadis yang bijaksana saja yang tetap memelihara pelitanya menyala. Firman Allah adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Maz 119:130). Ya, kelima gadis bijaksana ini tetap meme-lihara firman Tuhan dalam hidupnya. Jadi,  mengaku mengenal Tuhan Yesus saja tidak cukup, kita harus membuktikan kebenaran pengenalan itu dengan me-melihara firman Tuhan. Itu berarti kita senantiasa mengerjakan keselamatan kita.

kebahagian yang sejati



Lukas 11 : 27 – 28
Mendengarkan pengajaran dan melihat mujizat yang dilakukan Yesus dalam pelayanan-Nya, membuat ba-nyak orang takjub. Contohnya adalah perempuan ini, dia berkata: “Betapa bahagia ibu yang melahirkan dan menyusia Yesus.” Tuhan Yesus langsung menanggapi perkataan tsb, untuk memberikan pemahaman yang be-nar tentang sumber kebahagiaan yang sejati. Kebaha-giaan yang muncul dari hal-hal lahiriah tidak bertahan lama, tetapi mendengarkan firman Tuhan dan melaku-kannya mendatangkan kebahagiaan yang tidak ada akhirnya. Mendengarkan/ membaca firman Tuhan me-nimbulkan iman dan melakukannya menghasilkan buah. Iman mengerjakan perkara-perkara besar dalam kehi-dupan orang yang memilikinya dan tidak bisa dijelaskan oleh akal dan pikiran manusia. Daud berkata: “Ber-bahagialah orang yang merenungkan/ membaca firman Tuhan …, apa saja yang dilakukannya berhasil.” (Mazmur 1:2-3). Sdr menginginkan kebahagiaan sejati? Dengarkanlah suara Tuhan melalui firmanNya dan lakukan, pasti hidupmu bahagia.

mendengar dan percaya adalah 2 hal yang berbeda



Matius 7 : 24 – 27
Memperhatikan kehidupan umat Tuhan dari berbagai aliran gereja, begitu banyak yang hidup dalam kerapuh-an (iman, kepribadian, rumah tangga, ekonomi, dll). Sepertinya dalam kegiatan rohani tidak ada masalah (rajin ibadah, melayani, ikut komsel, pria sejati, wanita bijak, membaca Alkitab, berdoa, dll). Tetapi saat masalah dan pencobaan datang, langsung memperta-nyakan Tuhan, putus asa dan berpaling dari Tuhan. Kenapa? Perkataan Tuhan Yesus kepada orang banyak yang mendengarkan pengajaranNya adalah jawaban atas pertanyaan diatas. Banyak orang senang mende-ngarkan firman Tuhan, tetapi tidak sungguh-sungguh mempercayainya serta tidak melakukan atau tidak hidup seturut firman atau perkataan Tuhan. Dengan jelas Yesus berkata bahwa kalau seseorang hanya mende-ngar dan tidak melakukan adalah orang bodoh yang rapuh kehidupannya, seperti bangunan tanpa dasar atau pohon dengan akar yang busuk, gampang runtuh dan tumbang. Jadi yang benar adalah dengarkanlah suara Tuhan melalui firman-Nya dan melakukan.

Introspeksi diri sendiri dahulu



Matius 7 : 1 – 5  
Salah  satu  tema  yang  diangkat  oleh  Tuhan  Yesus dalam kotbah di bukit adalah tentang menghakimi sesama. Intinya adalah kita jangan hanya jeli melihat keburukan orang lain, tetapi mengabaikan keburukan diri sendiri yang mungkin malah lebih buruk. Tuhan Yesus memakai kiasan selumbar dan balok (ay 3). Selumbar dari kata Kartos yang artinya menjadi kering. Kata ini menggambarkan sesuatu yang sangat kecil; seperti serpihan jerami kecil yang tidak sengaja masuk ke mata, ini kontras dengan balok. Ketika ketidak beresan atau ketidak nyamanan terjadi dalam hidup kita, jangan buru-buru menyalahkan orang lain, me-nuduhnya sebagai pihak yang bertanggung jawab atau biang keladi. Sebaiknya introspeksi diri dulu, melihat kedalam diri sendiri. Mungkin kesalahannya justru ada pada diri kita sendiri. Atau, setidaknya kita telah ikut andil di dalamnya.

Bertobatlah, Tuhan peduli padamu



Mazmur 102 : 1 – 23
Ketika dimusuhi orang, kita bisa mengadu pada Tuhan. Namun, jika Tuhan pun buang muka, kemana lagi kita bisa pergi? Situasi tanpa harapan ini pernah dialami pemazmur. Bagian pertama pemazmur mengungkapkan kesengsaraannya saat dicela musuh sekaligus dimurkai Tuhan. Ia merasa Tuhan menyembunyikan diri (ay 3) & membiarkannya terpuruk (ay 11). Akibatnya semangat hidup pemazmur meredup. Ia layu bagaikan rumput (ay 5, 12), tidak nafsu makan, tidak bisa tidur dan merasa sangat kesepian (ay 7, 8). Namun, dibagian kedua (ay 13-23), nada bicara pemazmur berubah. Muncul opti-misme. Pemazmur yakin Tuhan masih sayang kepada-nya (ay 14). Kesetiaan Tuhan lebih besar daripada mur-kanya. Pasti Tuhan akan kembali mengasihani dan mendengarkan doanya (ay 17, 18).
Hubungan dengan Tuhan bisa rusak karena dosa dan pemberontakan kita. Ketika hal itu terjadi, kita merasa seolah-olahTuhan jauh dan wajahnya menakutkan. Namun, jika kita bertobat, yakinlah bahwa Tuhan tetap peduli. Ternyata, Dia berwajah ramah.