Lalu kata Ishak kepada Yakub: "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku aba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan." Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: "Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau." Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya, Ishak hendak memberkati dia, tetapi ia masih bertanya: "Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya: "Ya!" Lalu berkatalah Ishak: "Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau." Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum. Berkatalah Ishak, ayahnya, kepadanya: "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku." Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati Tuhan. Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."
Kejadian 27 : 21 - 29
Kisah Yakub ini
menimbulkan tanda tanya dan semacam kebingungan di antara beberapa orang Kristen. Mereka
bertanya-tanya, “Mengapa Tuhan memberkati Yakub, padahal dia menipu/
membohongi ayahnya?" Kita perlu membuat duduk perkaranya jadi jelas, supaya kita
tidak terjebak pada pikiran yang salah, y.i. menipu atau berbohong bukan
masalah yang besar, buktinya Yakub dengan cara menipu mendapat berkat. Beberapa
pokok penting yang harus sdr pahami adalah
1.
Yakub diberkati, karena berkat itu miliknya. Yakub tidak diberkati karena
dia menipu, tetapi dia diberkati karena berkat itu miliknya. Esau dengan
sumpah telah menjual hak kesulungannya (berkatnya) kepada Yakub ("Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya."- Kejadian 25:
33). Berdasarkan jual beli itu, maka berkat itu sah menjadi milik Yakub. Bisa
dikatakan juga, bahwa berkat itu adalah milik Yakub berdasarkan "perjanjian" yaitu perjanjian jual beli. Penjualan berkat itu oleh Esau sebenarnya membuat Allah murka kepada Esau,
karena (1) Esau menghina berkat itu, dia berkata : "Apakah gunanya bagiku
hak kesulungan (berkat) itu?" (Kejadian 25: 32) dan "Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu." (Kejadian 25: 34). (2) Esau hidup dalam nafsu yang rendah,
ber-tuhan-kan perut (lihat Ibrani 12: 16 - Janganlah ada orang yang .... mempunyai nafsu rendah seperti Esau yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan). Ini menjadi peringatan bagi kita
untuk jangan ber-tuhan-kan perut - "Seperti yang telah kerap kalu kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil mengangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus ........ Tuhan mereka ialah perut mereka, ......" Filipi 3: 18- 19. Orang yang ber-tuhan-kan
perut akan berakhir dalam kebinasaan, sebab untuk kepentingan perutnya orang
itu akan menjual imannya (= menjual berkatnya kesulungannya).
2. Esau
mengingkari perjanjian/ culas.
Bila Esau tulus,
dia harus berkata kepada Ishak: "Bapa berkat itu (=hak kesulungan itu)
milik Yakub, saya sudah menjualnya dengan bersumpah padanya." Tapi Esau
mengingkari perjanjian yang sudah dimeteraikan olehnya sendiri dengan sumpah, dia menuduh Yakub merampas hak kesulungannya (Kejadian 27: 38).
Dia berusaha merebut kembali berkat hak kesulungan yang sudah disepelekannya
dan dijualnya itu. Karena itu dia dihukum y.i. ditolak oleh Tuhan - "Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkati itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata." (Ibrani 12:
17). Peringatan bagi kita: Jangan pernah mengingkari perjanjian apapun. "Hiduplah sebagai umat perjanjian!"
3.
Penipu yang tertipu.
Yakub tidak perlu berbohong / menipu ayahnya untuk mendapatkan berkatnya. Allah sudah membe-rikan berkat itu (hak kesulungan itu) kepadanya. Mulut Ishak sepenuhnya dalam kendali Tuhan. Ishak ingin memberikan berkatnya kepada Esau, tetapi Tuhan berkuasa membuat Ishak meng-ucapkan berkat untuk Yakub. Misalnya: Bileam ingin mengutuk orang Israel, karena dia disewa oleh raja Balak. Tetapi Tuhan yang memberkati Israel membuat mulut Bileam mengatakan berkat untuk Israel (Bilangan 24: 10).
Akibat kebohongan / tipu muslihatnya itu, Yakub dihukum berat oleh Tuhan. Dia 1 (satu) kali meni-pu / membohongi ayahnya, hasilnya dia ditipu 11 kali oleh ayah mertuanya yaitu: Satu kali dia ditipu pamannya dengan mengganti Rakhel, pengantin perempuannya, dengan Lea (Kejadian 29: 23- 25) dan kemudian Laban, mertuanya sepuluh kali menipu dia tentang upah Yakub yang diubah Laban sekehendak hatinya sendiri (Kejadian 31: 41- 42). Dia menipu ayahnya untuk mendapat berkat, dikemudian hari dia ditipu oleh 10 orang anaknya untuk mendapat kabar malapetaka yang membuat dia berdukacita sampai puluhan tahun, yi berita bohong tentang kematian Yusuf (Kejadian 37: 32- 35).
Ingat: Allah itu adil. Apa yang aku tabur, akan aku tuai pada masanya. * John