Pengumuman

Salam sejahtera,

Jemaat yang diberkati Tuhan,

Melalui blog ini, kita dapat tetap mempelajari Firman Tuhan, dimanapun dan setiap waktu dengan mengakses melalui komputer atau handphone. Mari kita jangan lelah untuk mengerjakan pekerjaan yang baik.
Tuhan memberkati kita semua.

Kata MUTIARA minggu ini : Bahagia adalah sebuah pilihan

Tim penggembalaan

Tuesday, December 31, 2013

Manusia Seperti Rumput. Apa artinya?

Supaya manusia mengerti dengan benar siapa dirinya, Tuhan memberikan gambaran yang tepat y.i. “Seluruh manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafasNYA. Sesungguhnya bangsa itu seperti rumput. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya” (Yesaya 40: 5 – 8). Artinya; Manusia itu lemah dan fana, dengan mudah semua yang dimiliki atau dibanggakannya pudar dan berlalu. Bila kita menyadari atau memahaminya dengan sungguh-sungguh, maka kita tidak akan berani membanggakan keadaan kita sekarang, meski pun mungkin saat ini kita adalah orang yang mulia, indah dan megah. Sebaliknya kita pun tidak perlu merasa rendah bila keadaan kita sekarang tidak baik (hina, miskin, bodoh dan lemah). Ingatlah, semuanya itu akan segera berlalu seperti rumput atau bunga di padang bila TUHAN menghembus dengan nafasNYA.
Disamping itu, kita perlu tahu bahwa rumput mempunyai sifat yang sangat unik, y.i.
(1)    Rumput mudah diperharui: Di musim kemarau rumput dengan cepat menjadi layu, kering dan mati. Namun meskipun musim kemarau berlangsung amat panjang, bila ada hujan lebat sekali saja maka keesokan harinya rumput itu sudah memunculkan tunas mudanya.
(2)    Rumput bisa menjadi berkat yang sangat besar. Kehidupan semua hewan dan manusia langsung atau tidak langsung sangat tergantung pada rumput atau rumput-rumputan. Gambaran sederhananya sbb: Sapi makan rumput, manusia makan daging sapi atau minum susu sapi. Bila tidak ada rumput sapi menjadi kurus tidak menghasilkan susu dan daging. Secara tidak langsung kehidupan kita tergantung pada rumput, bukan ???

Seperti rumput, kita pun bisa selalu diperbaharui/ diberkati dan menjadi berkat yang besar bagi orang lain , bila kita berpaling kepada firmanNYA  yang kekal itu, sehingga RohNya dicurahkan keatas kita seperti hujan yang lebat. Tuhan menjanjikannya dalam Yesaya 44 : 3 – 4 à “Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan rohKu ke atas keturunanmu, dan berkatKu ke atas anak cucumu. Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, ........” dan “Kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat; maka tangan TUHAN akan nyata kepada hamba-hambaNya, .....” (Yesaya 66: 14). 

Apakah Yang Tuhan Harapkan Dari Kehidupanmu?

Manusia menciptakan segala sesuatu dengan satu tujuan tertentu. Seperti perumpaan berikut ini : seorang tukang kayu, memotong motong kayu, memahatnya, memakunya, memberi lem, mengecat sampai akhirnya memfurnish dan menyelesaikan karyanya, barulah kita bisa melihat dan menyimpulkan, “oh, ternyata dia membuat sebuah meja”. Kita sebagai orang yang melihat tidak akan pernah tahu apa yang sedang tukang kayu kerjakan jika tidak bertanya padanya tujuan dari apa yang sedang dia kerjakan.
Demikian juga halnya, manusia adalah ciptaan Allah dan Allah menciptakan manusia dengan maksud dan tujuan-Nya yang mulia, kita tidak akan pernah bisa mengetahui apa yang menjadi harapan Tuhan dari kehidupan kita jika tidak bertanya langsung kepada Tuhan.
 "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10).
Tuhan mempersiapkan dan merancangkan segala sesuatu di dalam kehidupan kita dengan akurat dan mendetail. Hal yang paling menarik adalah bahwa Tuhan merencanakan segala sesuatu sebelum kita dibentuk dan dijadikan. Allah mempunyai misi dan tujuan khusus di dalam kehidupan kita semua. Belajar dari firman Tuhan, mengenai nabi Yeremia : Firman-Nya menegaskan bahwa sebagaimana Allah merencanakan detail kehidupan bagi Nabi Yeremia, maka setiap manusia juga diciptakan oleh Allah dengan maksud, tujuan dan panggilan yang khusus di dalam kehidupannya.
"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yeremia 1:5).
Saya percaya setiap pribadi kita mempunyai panggilan Tuhan yang berbeda dalam kehidupannya, dalam pekerjaan, pelayanan, dan banyak aspek lainnya. Panggilan Tuhan tidak selalu berbicara mengenai pekerjaan-pekerjaan gereja seperti : pelayanan mimbar, diakonia, misi, penginjilan atau bakti sosial, dan lain sebagainya. Aktifitas rohani itu adalah baik, tetapi Tuhan melihat motivasi dan hati yang melandasi perbuatan tersebut. Panggilan Tuhan lebih berbicara mengenai seberapa dalam hubungan kita dengan Tuhan, dan bagaimana kita menyikapi dan menanggapi suara Tuhan dalam kehidupan sehari hari kita.
Jika kita berhenti sejenak saat ini dan meluangkan waktu sebentar untuk merenung : dalam kehidupan kita :
Apakah kita sungguh-sungguh mengetahui harapan Tuhan dalam hidup kita?
Atau kita tidak pernah tahu mengenai harapan dan keinginan Tuhan dalam hidup kita?
Atau kita tidak mau tahu mengenai harapan dan keinginan Tuhan dalam hidup kita?
Atau kita pura-pura tidak tahu mengenai harapan dan keinginan Tuhan dalam hidup kita?
Untuk mengetahui panggilan hidup kita, hanya bisa didapatkan melalui hubungan yang intim dengan Tuhan. Seringkali, kita terlalu sibuk dengan pekerjaan sehari-hari, terlalu sibuk dengan urusan keluarga, terlalu sibuk dengan pelayanan sehingga kita tidak punya waktu khusus lagi dengan Tuhan. Hal-hal tersebut adalah baik untuk dilakukan, kita tetap harus pelayanan, tetap harus menjaga keluarga kita, tetap harus melakukan pekerjaan kita namun diatas segalanya ada Tuhan yang menjadi nomor satu dan jangan mengurangi porsi kita dengan Tuhan. Kisah Maria dan Martha mengajarkan kita tentang bagaimana seharusnya kita memilih prioritas dalam kehidupan.
“Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." Lukas 10 : 41- 42
Jadilah seperti Maria yang duduk didekat kaki Tuhan dan memilih bagian yang terbaik dalam kehidupan kita.
Jika kita selalu berada di dekat Tuhan maka kita pasti bisa mendengarkan suara Tuhan, mengerti isi hatinya dan mengetahui harapannya dalam hidup kita.
Kadang ada saat dimana kita tidak mau tahu suara Tuhan, hati kita tertutupi oleh keinginan dan ambisi kita akan sesuatu hal. Kita tidak bisa lagi  berdoa, berpikir dan berhikmat dalam menyikapi pilihan hidup sehingga kita mengambil arah jalan sendiri yang tidak mengikuti suara Tuhan. Sebagai manusia normal, kita tentu mempunyai banyak harapan, mimpi dan tujuan dalam hidup dan Tuhan perduli akan mimpi mimpi, keinginan dan harapan kita. Tuhan mau dan sanggup memberikan semua yang kita doakan tepat pada waktuNya karena Tuhan juga ingin anak-anakNya semua hidup dengan penuh kelimpahan. Hanya kita sering melupakan dan meninggalkan Tuhan dalam merencanakan dan melakukan segala sesuatu.
“ Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? “ Lukas 12 : 20
Karena kita ini adalah ciptaan Tuhan yang juga sudah ditebus  dengan darah yang mahal, maka sewajarnya lah kita bertanya secara pribadi pada Tuhan tentang harapan-Nya dalam kehidupan kita.
Jangan mengandalkan pertimbangan manusia, namun berpeganglah pada firman Tuhan. Namun, kita terkadang terlalu sering mendengar apa kata orang, terlalu melihat keadaan sekeliling dan tidak mau mendengarkan Tuhan. Percayalah, Tuhan yang menciptakan kita perduli dan mencintai kita seutuhnya, dan di atas segala sesuatunya Tuhanlah yang mengatur.

Dalam refleksi tahun baru ini, kita di ingatkan pada satu pribadi  yang sempurna, Tuhan Yesus, Dia adalah teladan yang sempurna bagi kita untuk memahami VISI dan MISI Allah dalam kehidupan. Tuhan Yesus adalah pribadi betul-betul mengerti akan tujuan dan misiNya dalam kehidupan di dunia. Dia mengetahui persis MISI yang Tuhan berikan bagiNya yaitu menebus dosa manusia. Dia taat sampai di wafat di kayu salib. Ada saat iblis berusaha mengalihkan fokus misinya di dunia, dengan sesuatu lain.
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Matius 16 :23).
Tuhan Yesus sangat mengerti apa yang menjadi kerinduan Allah dalam hidupnya dan Ia sanggup melakukannya Misi hidupnya dengan baik karena Ia mempunyai hubungan yang sangat intim dengan Tuhan.  
Sebagai orang Kristen, orang-orang yang ditebus dan dibenarkan oleh karena Tuhan Yesus, misi kita yang terbesar adalah menjadi saksi Kristus. Hidup sebagai Saksi Kristus seharusnya menjadi jati diri kita dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan kita sehari-hari hendaknya menunjukkan Kasih Tuhan kepada orang lain bukan hanya dengan kata-kata atau slogan semata.
2 Korintus 5:20-21
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami;  dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.  Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah

Singkatnya, bagaimana kita bisa mengerti harapan Tuhan?
1. Hubungan yang intim dengan Tuhan
Mari kita meluangkan waktu khusus lebih lagi untuk berdoa. Jangan menyisakan waktu untuk berdoa, tapi memberikan waktu untuk berdoa.
2. Mau mendengar dan taat melakukan apa yang Tuhan inginkan.
Belajar mempunyai telinga seorang murid yang baik untuk mendengar suara Tuhan dan hati yang taat untuk melakukan kehendak Tuhan.
3. Menjadi kesaksian yang hidup bagi keluarga dan masyarakat
Hidup melakukan firman Tuhan, pasti akan berdampak pada kehidupan kita, orang disekitar kita akan melihat perubahan yang significant dalam hidup keseharian kita. Sehingga menjadi saksi itu adalah hakikat kita sebagai orang Kristen.
4. Menjangkau jiwa dan mengabarkan Injil bagi setiap orang.
Tuhan mengharapkan kita untuk melakukan amanat agung sebagaimana tertulis dalam Kisah Para Rasul 1 : 8.
5. Kembalikan semua kehormatan untuk Tuhan.
Jangan melakukan semuanya ini hanya untuk dilihat orang, tetapi lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan/ kehormatan Tuhan (1 Korintus 10: 31 b).
(dr Ronny AIFO, Ph.D.)